Team Identifikasi Makam Tua Kaum Kerabat Alkadri
By : Maktab NanGq 1857 Pontianak
Membuka Isolasi Kampung Segeram sebagai Awal Peradaban Natuna
Asal usul Kampung Segeram
Adalah WAN Hamid sebelum menjadi Penembahan mengajak warga untuk membendung cekungan laut Segeram sebelah kanan dengan membendung sebagian untuk menampung air laut ketika pasang dengan batu dan karang serta pasir tanah, setelah air masuk maka bendungan di tutup dan membiarkannya mengering hingga berbulan - bulan sampai menghasilkan butiran garam.,
Garam - garam tersebut selain untuk di jual juga untuk keperluan harian masyarakat sehingga Beliau mengatakan inilah SEGARAM.,atas dasar tersebutlah setelah berusia sekitar 21 tahun WAN Hamid Jamalullail mendirikan Penembahan SEGARAM sebagai Penembahan yang menghasilkan garam.,
Ini hanya dapat di lakukan ketika musim kemarau panjang.,
Kini bekas bendungan tersebut masih ada yang terlihat sebagian sudah di hancurkan oleh Portugis karena di anggap mengganggu kapal - kapal mereka di teluk.,
Teluk Segaram menghasilkan garam dari tahun 1495 M - 1569 M., yang juga terdapat di pantai lainya kemudian menurunya kadar garam air laut menyebabkan usaha ini di hentikan sempat beberapa generasi mengerjakan garam kasar tersebut,
Sampai tahun 1770 M saat Portugis masuk bendungan tersebut di hancurkan karena di anggap mengganggu kapal - kapal layar mereka yang akan masuk muara teluk Segeram sebab itulah bagian kanan teluk Segeram air lautnya lebih dangkal dan banyak tumpukan batu
Tulisan Arab Melayu Kuno ini dibawah ini sudah tidak bisa terbaca karena sudah buram dan sebagian potongan kisahnya sudah robek sehingga sulit di baca tetapi sudah di terjemahkan generasi Maktab NanGq 1857 terdahulu
Pengantar :
Peradaban di Segeram, dapat di kategorikan dalam beberapa Periode :
I. Periode pertama, : 1499 - 1569M, berlangsung selama 70 tahun
PENEMBAHAN (PMB)
Kerajaan Segeram Berdiri (Isnain 27 Rabiul Awal 990 H - 1499 M)
Pada Abad ke 15 hingga pertengahan abad 16 M, Zaman Panembahan Segeram , Wan Hamid bin Abdul Khahar, Gen@30, : 1499 - 1569 M, atau se zaman dengan berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam di Sumatra . Kesultanan Aceh didirikan oleh : Sultan Ali Mughayat Syah : pada 1496 M
Jalur Sayyid dari Riadha Hadramaut Yaman Selatan ini, adalah Pendiri Penembahan Segeram WAN Hamid Jamalullail Bin Abdul Khahar (Ahmad Jamalullail) (Generasi Pertama Gen@30) Pendiri Penembahan Kerajaan Segeram dengan Gelar Pangeran Abdinegara Penembahan Kerajaan Segeram 1499 M - 920 H) s/d 1569 M - 990 H) Berkuasa hanya satu Generasi, menjabat berkuasa selama 70 Tahun (Sebagai Raja dan Ulama) Masa Kejayaan Islam Segeram
Dalam Catatan Sejarah Luas Keraton Penembahan ini 27 M x 27 M yang melambangkan falsafah, bahwa :
1. Kesetiaan Yang selaras (Seimbang antara sesama umat manusia, mahluk lainya dan alam)
2. Kejujuran yang selaras antara umat manusia
3. Keihklasan yang selaras antara umat manusia
4. Kepercayaan yang selaras antara umat manusia
5. Kearifan lokal yang selaras dengan budaya leluhur antara umat manusia
6. Keimanan yang selaras dengan alam manusia sebagai makhluk dengan sang penciptanya yaitu Allah SWT
Riwayat Panembahan Segeram, 1499 M - 1569 M
Berdiri : Isnain 27 Rabiul Awal 990 H - 1499 M
Selisih hanya 3 tahun dengan berdirinya Kesultanan Aceh baru, 1496 M
Pendiri : Sayyid Wan Hamid bin Abdul Khahar Jamalullail
Gelar : Pangeran Abdinegara Penembahan Kerajaan Segeram
Dengan bukti ditemukannya Makam WAN Hamid Bin Abdul Khahar ( atau Ahmad Jamalullail) (Gen 30) yang merupakan Makam Penembahan Segeram
Panambahan Segeram yang berdiri tahun 1499 M s/d 1569 M di Segeram . Memerintah Hanya I Generasi 1499 M - 1569 M selama 70 Tahun - Dari catatan Kesultanan Pontianak -
Dan kemudian, ketika Portugis masuk ke Segeram pada tahun 1768 M/1769 M Keraton Penembahan Kesultanan Segeram di hancurkan oleh Portugis bahkan semua bukti -bukti keberadaan nya juga ikut dimusnahkan
Beliau, Syed Wan Hamid, bergelar Pangeran Abdinegara Penembahan Kerajaan Segeram (1499 M s/d 1569 M) Berkuasa hanya I Generasi selama 70 Tahun
Beliau Meninggalkan keturunan yang kemudian berkerabat semenda dengan keluarga Alkadri Pontianak, karena Sayid Abdul Wahid atau WAN Abdul Wahid (Gen 36) adalah dari keturunan Beliau, yang menikahi salah satu anak perempuan Sayyid Jamalullail Panglima Ribot Junjung Buih, Bin Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri,
Keterangan ini diperoleh dari Lisan cicit mereka, sehingga di ketahui adanya Penembahan WAN Hamid Jamalullail Segeram yang berkuasa 1499 M - 1569 M
Makam beliau pun sempat di hancurkan sehingga meninggalkan sisa puing puing karang dan gundukan tanah . Di areal makam beliau juga ditemukan sisa pondasi bangunan yang sudah hancur, di perkiraan berukuran 17 x 20 m, dan bagian belakang bangunan berbentuk melintang 27 M x 7 M., sehingga bangunan berbentuk huruf (T) sebagai Istana Penembahan Syed Wan Hamid Jamalullail
Hal tersebut dapat dikenali, Karena adanya hubungan keluargaan dan kekerabatan dengan Jalur Sayid Husein Alkadri Jamalullail Mufthi Mempawah. Dimana Beliau mencatat dengan rapi sejak sekitar tahun 1725 M. Karena sebab itulah, mengapa Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri tertarik dan berminat menetap di Segeram untuk sebagian anak dan keturunannya
KERATON PANEMBAHAN SEGERAM,1499 - 1569 M
Menurut WAN Abdul Wahid Jamalullail
(generasi ke 5 atau Keturunan ke 35 ) 1780 M - 1201 H) Bangunan Istana Penembahan Kerajaan Segeram yang berukuran 27 M x 27 M ini terdiri dari beberapa bagian di antara bagian tersebut adalah :
1. Selasar atau teras depan berukuran Lebar 27 M x Panjang 5 M
2. Selasar atau teras samping kanan 2,5 M lebar dan panjang 27 M
3. Selasar atau teras samping kiri 2,5 M lebar dan 27 M panjang
4. Dapur lebar 22 M dan Panjang 4 M kiri kanan lebar 5 merupakan teras atau Selasar
5. Ruang tamu lebar 22 dan panjang 7 M
6. Sisa Ruangan Lebar 22 M dan panjang 11 M terbagi dalam :
1. Kamar Raja dan istri
2. Kamar Puri perempuan
3. Kamar putra laki - laki
4. Kamar para Dayang
5. Sedangkan kamar Dayang tukang Masak Istana berada di Dapur Istana termasuk Gudang penyimpanan
Sehingga Istana ini lebih yang sangat luas adalah Selasar dan Teras dan ruang pertemuan . Sebagai tempat musyawarah dan pertemuan antar Raja saat itu
Akan tetapi Penembahan Kerajaan Segeram Wan Hamid Jamalullail hanya bertahan dari tahun 1499 M s/d 1569 M., Karena anak - anak beliau tidak ada yang mau melanjutkan.
Mereka lebih senang membuka lahan baru dan berprofesi sebagai Saudagar sehingga dari tahun 1569 M s/d 1740 M berpungsi sebagai Rumah biasa sampai akhirnya 1770 M bangunan ini dan makam Penembahan WAN Hamid, istri dan anaknya di hancurkan Portugis
Sumber : Dokumen Tua Maktab NanGq 1857 Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Bin Sultan Syarif Usman Bin Sultan Syarif Abdurahman Alkadri Jamalullail
II. Periode kedua , 1569 - 1740 M, - Runtuhnya Panembahan Segeram,
Kekosongan kekuasaan dan tokoh di Segeram selama 152 tahun,
Dalam periode ini, yang berlangsung selama 171 tahun,
Dari Tahun 1569 M - 990 H s/d 1740 M - 1161 H., masa runtuhnya Penembahan Kerajaan Segeram berlangsung secara perlahan hingga selama 171 tahun.
Sampai masuknya ulama Cempa (Jeumpa Aceh) 1740 s/d 1769 M, sayang nya hanya berlangsung selama 29 tahun. Beliau sempat mecoba membangun dan memperbaiki kembali Segeram setelah kedatangan Sayid Abdullah Bin Muhammad asal cempa/Jeumpa Aceh
Sepeninggal dunianya, setelah wafatnya Sayyid Abdullah bin Muhammad ini, maka peradaban di Segeram mengalami kemerosotan menuju keruntuhan total , ditambah masuknya Portugis ke Segeram nantinya, pada 1770 M
Masuknya Sayyid Abdullah bin Muhammad, 1740 - 1769 M, seorang Sayyid dari keturunan Raja Jeumpa pertama, : - Keturunan Sayyid Abdullah bin Hasan bin Jafar Shadiq, dikenal sebagai Pangeran Salman, Abdullah Persia, Meurah Jeumpa, pendiri kerajaan Jeumpa, 777M -
Sayid Abdullah Bin Muhammad Jeumpa Aceh (generasi kedua ulama Segeram keturunan ke 36 ) sebagai ulama generasi kedua 1740 M - 1161 H s/d 1769 M - 1190 H menjadi Ulama selama 29 Tahun (dalam dokumen Kami hanya Sebagai Ulama Segeram)
III. Periode ke tiga, masa Portugis, 1770 - 1778 M, - selama 8 tahun
Portugis masuk Tahun 1770 M - 1191 H s/d 1778 M - 1199 H.,
Ketika Portugis masuk dan kemudian menghancurkan Bangunan Penembahan Segeram, meruntuhkan Makam Wan Hamid Jamalullail Panembahan Segeram, dan menimbun makam Sayyid Abdullah Bin Muhammad asal cempa Aceh.,
Kemudian membangun Pendopo di atas makam tersebut.,
Menjadikan Segeram terpuruk, tertinggal, terbiar, dan terlupakan.
Bayangkan, hanya dalam waktu kurang lebih 9 Tahun Portugis masuk mampu memusnahkan jejak Sejarah Peradaban Penembahan Kerajaan Segeram yang dibangun dengan susah payah pada abad ke 15 itu.
IV. Periode ke empat, Sayyid Syarif Abubakar Alkadri, 1779 - 2024 M
Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar Alkadri ,
Jalur Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah, dan berkaitan dengan Kesultanan Qadriah Pontianak. Beliau adalah saudara Sultan Syarif Abdurahman Bin Sayid Husein Alkadri Jamalullail Mufthi Mempawah.
Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri, periode September 1779 M - 1200 H s/d 1944 M - 1365 H Keluarga Kesultanan Qadriah Pontianak ini, mampu bertahan di Segeram selama 165 Tahun.
Sebelum kemudian perlahan penduduknya berkurang, dan eksodus besar-besaran terjadi karena peristiwa pembantaian Jepang, 1943 - 1945 M, yang menewaskan 66 anggota keluarga Alkadri dilingkungan Istana Kadriah Pontianak, dan 333 nyawa Alkadri melayang dibawah tebasan kelewang Jepang, diluar Istana di berbagai wilayah yang dapat di data.
Dalam Priode ini Masuk Jalur - jalur dari :
IV.1. Jalur Keturunan Syech Muhammad Fatani Thailand Mufthi Pertama Penembahan Raja Gusti Opu Daeng Manambong., - ( Daeng Manambon : Nama asli beliau, Sayyid Syech Abubakar Al - Adeni Qaulan Jazirah, Al - Hasani ) - salah satu cicit Syech Muhammad Fatani kemudian menikah dengan keturunan Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Bin Sayyid Husein Alkadri Jamalullail yang menetap dan meninggal di Segeram.
Kemudian masuk juga,....
IV.2. Jalur Kesultanan Sambas keturunan dari Sultan Sambas Pertama Sultan Muhammad Sulaiman Syafieudin Albarakat yang berasal dari keturunan Sultan Brunei Darussalam. Sharif Ali Al Barakat Al-Hasani.
Dimulai dari pernikahan antara Sayyid Abubakar Panglima Laksamana I, dengan Syarifah Dayang Dewi Asmairah Al - Adeni Al- Hasani, keturunan Opu Daeng Kemasi, saudara Opu Daeng Manambon, istri ke 9.. Makam Dewi Asmairah di dekat Kraton Sambas, dan dilanjutkan Cicit Beliau,
Menikah dengan anak Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Bin Sayyid Husein Alkadri Jamalullail Mufthi Mempawah , bernama Sayyid Muhammad Jamalullail Panglima Dijaya, bin Sayyid Abubakar I, anak keturunan yang lahir dari ibu, Dewi Asmairah tadi.
Makam Sayyid Muhammad Jamalullail bin Sayyid Abubakar I, dan istrinya , Syarifah Dewi Usmairah Al Barakat Al Hasani : ditemukan di Kampung Segeram. Keturunan Beliau ini, Sayyid Abdullah Panglima Dijaya bin Muhammad Jamalullail, kelak dinikahi Sultan Brunei,
"Sultan Sharif Maulana Idris Albarakat"
Menikahi Syarifah Dayang Lara Aminah Alkadri binti Abdul Qadir Alkadri ( Alqadir Brunai) Bin Abdullah Panglima Dijaya ( Pemberian gelar Abdullah ini dari Sultan Sambas ke 10., Sultan Sharif Abubakar Tajuddin II Albarakat 1845 M - 1855 M, bin Sultan Sharif Muhammad Ali Albarakat 9 )
Sejarah berdirinya Kesultanan Pontianak
Berdirinya Kesultanan Pontianak, : Hari Senin, 18 Syaban 1192 H - 1778 M
Kesultanan Pontianak berdiri Pada tahun : 1778 M (1192 H), tepatnya pada 18 Syaban hari Senin, 1192 H, Ketika Sultan Abdurrahman dilantik oleh Raja Haji Fisabillillah, Yang Amat Mulia/ YAM Tuan Muda Riau, menjadi Sultan Kesultanan Pontianak, yang memerintah di dalam negeri Pontianak beserta negeri tak"luk"an, dengan Gelar : Sultan Syarif Abdurrahman Nur Alam Khahar Alkadri.
Kemudian, Pada tanggal : 23 Syaban hari Jum”at, 1192 H, - 1778 M,
Sayyid Syarif Abubakar dilantik sebagai Panglima Laksamana Nusantara Pertama Kesultanan Pontianak. Saudara Sultan ini dilantik oleh Sultan Abdurrahman pada, tepatnya tanggal : 23 Syaban 1192 H, hari Jum"at, atau hari ke 5 setelah Penobatan dan Pentabalan Abdurrahman menjadi Sultan -
Akan tetapi, setahun kemudian, Beliau mengundurkan diri pada 5 Juli 1779 M, karena tidak sepakat ketika Kesultanan mengikat kerjasama dengan Belanda.
Dan satu bulan kemudian, tepatnya pada September 1779 H,
Sayyid Abubakar memutuskan hijrah ke Segara Pulau Tujuh, Segeram,...
As Sayyid Syarif Abubakar, Lahir Matan, 1735 M - Ibu Nyai Tengah, Utien Krinci Srikandi ,: Panglima Laksamana Pertama Kesultanan Pontianak, Masa Bhakti, 1778 M, Dilantik pada hari Jumat, hari ke 5, setelah penobatan Sultan Abdurrahman oleh Raja Haji Fisabillillah, YAM Tuan Muda Riau -
Akan tetapi kemudian mengundurkan diri dari Jabatannya, karena menolak ikatan kerjasama Kesultanan Pontianak dengan VOC Belanda pada 5 Juli 1779M
Menikahi : 11 istri, dan mewariskan Keturunan "32" anak.
Makam Gang Merak. Dulu namanya Gang Maria. Jalan Sidas Kecil. Dusun I Maria. ( Sekarang Kelurahan Mariana Pontianak Kota ) Keturunan ini banyak di Pulau Tujuh, Natuna. Tanjung Pinang, Batam, Serasan, Sedanau, Tambelan, Siantan, yang berasal dari Segeram.
Selain di Banjar, Pontianak, Kaltim, Kalteng, Kalsel, Manggar, Bangka Belitung, Lampung, Kaki Gunung Salak Sukabumi, Sarawak, Tanjung Pinang, Sambas, Singkawang, Pulau Sumatra, Aceh, Palembang, Pulau Jawa, Pulau Bali, Loloan. Pulau Lombok, Sekarbela, Mataram, Pengkores, Kutaraja, Pulau Sumbawa, Taliwang hingga Bima, Pulau Sumba, Waingapu, Waikabubak, Pulau Sulawesi, hingga Papua.
Sayyid Abubakar bin Sayyid Husein Alkadri Jamalullail Wafat di Pontianak, 1814 M, tepat nya pada hari Kamis , 27 Juli 1814 M - 12 Sya ban 1236 H.,
1. Makam dari Panglima Hitam Paku Alam, wafat 1857 M, 84 Tahun
Setelah Panglima Hitam Paku Alam menderita sakit yang cukup lama, Beliau kemudian meninggal di tempat tidurnya, pulang kembali menghadap Sang Khaliq, Pencipta nya.
Ketika wafat, beliau berada di dalam kelambu kuning yang sudah di gantungkan oleh anak perempuan beliau bernama Syarifah Sechah.
Beliau wafat bersamaan dengan kumandang Azan Subuh dengan jasad yang sudah di qiyam sendiri, dengan posisi sempurna dan mata tertutup, pada 1857 M,
Sayyid Syarif Ibrahim bin Sayyid Syarif Abubakar Alkadri Jamalullail, tercatat beliau wafat di Segeram, pada 12 Muharam 1278 H - 1857 M
Dan jasad beliau dimakamkan di Segeram, Pulau Tujuh. Syahdan, ketika anak perempuan beliau membuka kelambu karena sudah siang, mereka melihat Ayah nya sudah pergi dengan sempurna menutup matanya.
“Innalillah wa inailaihi rajiuuun”.,…..Alfatehah''' ,..
( Dari catatan Pangeran Bendahara Syarif Ahmad bin Sultan Abdurrahman )
2. Makam dari Syarifah Fatimah binti Pangeran Syarif Ali Alidrus Sabamban, wafat 1856 M, setahun lebih dulu dari suaminya.
Keturunan Syarifah Fatimah tercatat saat ini:
1. Sayyid Syarif Sirajudiensyah bin Ibrahim. Raden Pangeran Adiwijaya Sabamban. Menetap di Sabamban. Menurunkan Raden Adiwijaya II Syarif Ayub Alkadri, dan kemudian berputra Raden Adiwijaya III Sabamban Syarif Sihabudin bin Ayub Alkadri. Sirajudiensyah juga mempunyai anak bernama : Syarif Abdullah Alkadri
2. Syed Syarif Mustafa bin Ibrahim, Panglima Tugu Putih Serasan, yang kemudian menikahi Dayang Masgi, meneruskan banyak keturunan hingga hari ini di Pulau Tujuh, Sambas, Pontianak, Peniraman, dll
3. Sayyid Syarif Muhammad Nasir bin Ibrahim, menurunkan keturunan di Banjar. Leluhur dari Syarif Misran Alkadri , dan, Syarif Syahran Alkadri Banjar
Syarifah Fatimah adalah istri pertama Beliau, dinikahi di Banjar, kemudian dibawa ke Segeram . 2 Istri lainnya, Syarifah SIFA dan Syarifah NUR, menetap di Pontianak. Makam mereka yang diukir dari batu karang, kemungkinan besar diukir dan dikerjakan oleh Adik beliau, Panglima Karang Tanjung, Syarif Abdurrahman bin Abubakar Al Kadri, karena dalam catatan Kami disebutkan beliau ini, wafat kemudian dari saudara tua nya Syarif Ibrahim.
Baca selengkapnya Disini
Klik > : Panglima Hitam Paku AlamSegeram
3. Makam ini adalah makam dari Syarifah Aminah Binti Sayyid Abdullah Alidrus Trengganu. istri dari Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar Bin Sayyid Syarif Husein Alkadri Jamalullail. Beliau adalah istri kedua dinikahi di Banjar pada 1768M, yang melahirkan 6 putra bagi suaminya. Ketika dibawa berlayar pada 1779 M, dari Banjar ke Segeram, saat itu, Beliau baru melahirkan 3 putra, : Ibrahim, Yusuf, dan Jamalullail. Sementara 3 putra lagi tercatat lahir di Segeram,: Abdurrahman, Ali, dan Maulana Mallik
Disebelahnya adalah makam putranya :
4.Makam dari Panglima Karang Tanjung Sayyid Syarif Abdurahman Bin Sayyid Syarif Abu Bakar Alkadri Jamalullail. lahir Segeram 1781 , Panglima Karang Tanjung. Wafat Segeram 1872, Makam Kpg. Segeram,Natuna
5. Makam dari Sayyid Syarif Jamalullail Bin Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar Alkadri Jamalullail. lahir Banjar 1778 , Panglima Ribot, Panglima Junjung Buih. Wafat 1869, Makam Kpg.Segeram, Natuna
6. Makam Panglima Jubah Putih Sayyid Syarif Yusuf Bin Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar Alkadri Jamalullail.
Berdampingan dengan istri Beliau :
7. Makam dari Syarifah Rahma Binti Sayid Abdul Rajak : - Asal leluhur dari Campa/- Jeumpa Aceh, keturunan Syahriansyah Salman, Abdullah Persia, : Sayyid Abdullah bin Hasan bin Ja"far Shadiq, mendirikan kerajaan Jeumpa pada 777 M, - istri dari Sayyid Syarif Yusuf Bin Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar Alkadri Jamalullail
Baca disini asal - usul Syarifah Rahmah
Klik >> : Kaum Sayyid Pertama di Nusantara
8. Makam Panglima Dijaya Sayyid Syarif Muhammad Jamalullail Bin Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar Alkadri Jamalullail makam Segeram . Panglima Dijaya, alias Wan Kundoy Hamsah adalah keturunan dari Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar Al - Kadri Jamalullail bin Sayyid Syarif Husein, dari istri ke 9 : Dewi Asmairah Al Adeni Al Hasani, keturunan Opu Daeng Kemasi - Asal Sambas.
Selain terkenal sebagai Singa lautan, : Beliau, Sayyid Abubakar, juga terkenal sebagai Panglima Ribut Tuan Abu, peristiwa ini terjadi setelah beliau mengundurkan diri, kemudian membuka hutan di Segeram pada September 1779
Ketika mengadakan pelayaran dan berdagang dengan maksud untuk da'wah keliling Nusantara., saat itu sekitar tahun 1804 M, dari Pontianak,
Tujuan utama beliau adalah ke pulau Lemukutan, kemudian beliau melanjutkan pelayaran di pulau dato' daerah Sambas, ketika melewati laut Sambas beliau di hantam angin laut yang sangat kencang, sebelum masuk muara Sambas,
Di sini beliau sempat bertemu dengan adik beliau : Sayyid Syarif Ahmad bin Sayyid Husein Al - Kadri anak dari Nyai piring ( Uray Kesmiri ) dan menyarankan agar beliau menikahi Dewi Asmairah ini, ketika di Sambas.
9. Dan makam Istri Beliau, Dayang Dewi Usmairah Al Barakat Al Hasani Keluarga Kesultanan Sambas,
Dengan adanya Konferensi Internasional Kampung Segeram yang dilaksanakan STAI NATUNA di hadiri dari pakar Sejarawan Negara Malaysia Universitas Trengganu, Universitas Brunai Darussalam , Universitas Singapura, Universitas Fatani, termasuk dari Universitas Kepri
Maka Keturunan Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri Bin Sayyid Husein Alkadri Jamalullail Mufthi Mempawah Sudah tidak bisa lagi terbantahkan oleh Maktab apapun Karena secara Akademisi para Sejarawan mengakuinya secara Shohe sekaligus membantah tentang fitnah Dot nya keturunan ini
Bahkan Makam - makam Segeram yang merupakan keturunan dari Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri Bin Sayyid Husein Alkadri Jamalullail Mufthi Mempawah sudah mendapat restu dari PJs Bupati Kabupaten Natuna dan Dinas pendidikan serta unsur Pemkab mendukung penuh menjadikan makam Kampung Segeram menjadi Cagar Budaya
Demikian salah satu Kesimpulan dari Konferensi Internasional Kampung Segeram Kelurahan Sedanau Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau yang digelar sehari penuh, pada Ahad, 06 Oktober 2024
Semogaa Provinsi lain bisa mengikuti jejak ini sehingga Maktab NanGq 1857 terkenal di manca Negara melalui berbagai study kampus, Insya Allah Universitas Zainal Abidin Trengganu Juga akan mengundang untuk mengisi Konferensi Internasional yang akan mereka laksanakan dengan Nara Sumber dari Maktab NanGq 1857 Dewan Pimpinan Pusat
Sudah waktu nya Alkadri Bangkit, !!
Referensi se zaman :
Klik >>: https://maa.acehprov.go.id/berita/kategori/pusaka-dan-khasanah-aceh/kerajaan-poli-aceh
Klik >>: https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/24/180203579/raja-raja-kerajaan-aceh#
Klik >>: Kesultanan Trengganu
Klik>>: Panglima Laksamana I Sayyid Abubakar Alkadri Jamalullail
Klik>>: Kerajaan Pedir Aceh lama versi M Junus
Klik >>: Kerajaan Jeumpa, Pedir, Sama Indra,versi Sayed Dahlan