Cari thema tulisan dan judul artikel disini

Minggu, 29 Desember 2024

SAYYID SYECH JAVAR BIN YUSA ALKHADZHIM SYARWANI

 MANAQIB

SAYYID SYECH JAVAR BIN YUSA ALKHADZHIM SYARWANI 

ALMAKY ADHAGHISTANI ASYADJELY ALHASANI 




Pangeran Istana Kesultanan Kadriah Pontianak
Sharif Syech Ahmad Syarwani Alhasani 
Bin Sharif Syech Mahmud Syarwani


ASAL USUL 


SAYYID SYECH JAVAR BIN YUSA ALKHADZHIM SYARWANI 

ALMAKY ADHAGHISTANI ASYADJELY ALHASANI 


Generasi ke 28 Makah Almukaramah


Lahir :  957 M - 1536 M 


Wafat :  Arab Saudi  1033 H - 1612 M


Usia Wafat : 76 Tahun


Istri : Ummu Syaibah dari Bani Jidah (Kota Jedah Makah)


Anak : 

1. 29. Sayyid Syech Ghumar (Amir Mekah  1027 H - 1606 M)

2. .29. Sayyid Abdullah (Amir Mesir 1030 H - 1609 M)


Keduanya  marga Daghistan yang menurunkan keluarga Syarwani yang berkembang di beberapa Negara termasuk Indonesia 


Sayyid Syech Ghumar bin Javar Daghistani merupakan keturunan terbesar di Arab Saudi hingga di Indonesia dari jalur di bawahnya  adalah :


Sayid Syech Husein bin Ahmad Syarwani, 


sementara Sayyid Syech Husein Syarwani memiliki beberapa anak salah satunya adalah Sayyid Syech Abdul Hamid Syarwani dan beliau juga memiliki beberapa anak salah satu anak tersebut adalah


 Syech Mahmud Syarwani, ....


 Yang kemudian Hijrah ke Borneo Barat setelah bertemu Sultan Syarif Yusuf Alkadri , ketika Sultan Syarif Yusuf Alkadri membawa rombongan Pelajar di   Kota Mekah (1888 M - 1889 M) - (1309 H - 1310 H)


Sehingga keturunan Sayyid Syech Ghumar bin Javar Daghistani ini terbanyak di Arab Saudi 


Sementara adiknya Sayyid Abdullah bin Javar Daghistani 


Menetap di Mesir dan menjabat Amir Mesir  (1030 H - 1609 M) namun tidak ada catatan berapa lama keduanya menjadi Amir Makah maupun Mesir


Sehingga keturunan Sayyid Syech Abdullah bin Javar Daghistani ini terbanyak di Mesir


Baca Juga, .... 

Sejarah Al - Khatib Al Hasani Sambas

Kilk >> :  Al Khatib Sambas 


Pangeran Negara Kesultanan Kadriah  Pontianak
Sharif Syech Muhammad Usman Syarwani
Bin Sharif Syech Mahmud Syarwani



ASIMILASI DI TEMPAT LAIN, ....


Akan tetapi yang menjadi dilema ketika mereka - mereka ini menjabat sebagai bagian dari orang - orang pemerintah dari beberapa Negara mereka mengunakan nama samaran dan marga sehingga keberadaan menjadi sulit terlacak oleh penelusuran sejarah karena kebanyak hanya memakai gelar awal yang paling terkenal adalah Syech sedang Marganya mereka hanya mengunakan satu marga saja seperti :


1. Daghistan 

2. Almaky 

3. Syarwani

4. Alghoust

5. Asyadjely 


Padahal semuanya merupakan satu baris :

Asyarwani Almaky Adagistani Alghoust Asyadjely Alhasani

Artinya setiap regenerasi jalur ini memakai marga tersendiri

Dan jika di telusuri susunan marga yang tertua. adalah :


1. Alghoust muncul di Generasi 17  tahun 554 H - 1133  M dari Rasulullah Saw yang di bernama Alghousyyi merupakan marga tertua dari jalur Syarwani, yang juga pernah menjabat sebagai Amir Mekah dengan mengunakan nama samaran (nama di sesuai dengan Tradisi Penduduk Makah)


2. Asyadjely muncul di Generasi ke 23  tahun 593 H - 1197 M yang berkembang di Maroko Provinsi Saftah Kota Afrika Utara tepatnya di Almagrib Al - Aqso beliau adalah pendiri Tarikoh Syadziliyah di Maroko kemudian berkembang di seluruh dunia dan beliau juga pernah menjadi Mufthi Penasehat Amir Marooko 633 H - 1173 M, 

kemudian beliau di pindah Raja Arab untuk menjadi Imam Masjid di Makah dan ternyata.Amir Mekah meminta beliau menjadi Mufthi (Penasehat) Amir Makah 637 H - 1177 M. 

Kemudian setelah Amir Makah wafat lalu di gantikan Sayid Hasan Ali anak dari Sayyid    Syech Abu Hasan Asyadjely sedangkan yang wafat merupakan kakek nya sendiri ayah dari Sayyid Syech Abdul Hasan Asyadjely bernama Abdullah Alghousyyi 


3. Al - Maky muncul di Generasi ke 24 tahun 645 H  - 1185 M di Makah.


Marga Al - Maky berkembang pesat di Arab Saudi generasi ini merupakan terbanyak di Makah dan kebanyakan mereka duduk di Perintahkan Kerajaan Arab Saudi yang kemudian menjadi Konglomerat di beberapa Perusahaan terutama di pertambangan minyak.dan di antara anak Sayyid Hasan Ali ada yang hijrah ke Daghistani yang bernama Sayyid Syech Abdullah Almky


4. Daghistan muncul di Generasi ke 25 tahun 570  H - 1210 M di Daghistan kemudian menjadi marga Adh - Daghistani sehingga Abdullah menjadi Abdullah Almky Adagistani akan tetapi anak - anak beliau banyak yang berdomisili di Makah dan sebagian juga di Daghistan. 


Sejak saat itu keturunan ini hanya mengunakan Gelar awal Syech dengan marga Almaky Adagistani yang maksudnya mereka berasal dari Mekah hijrah ke Daghistan. 


Sehingga berkembang di dua Negara dan Daghistan, namun untuk selanjutnya menyebar di berbagai negara terutama di Jazirah Arab, salah satu anak tertua beliau bernama Syech Musa Alkadzhim yang pertama kalinya menyematkan diri dengan gelar Syarwani


 beliau juga sebagai Amir Makah dan beliau termasuk generasi ke 26 dari Rasulullah Saw untuk selanjutnya anak cucu beliau lebih senang mengunakan Syech dan Syarwani, diantaranya adalah Syech Abdul Hamid Alkadzhim Syarwani menjadi Syech Abdul Hamid Syarwani sehingga keturunan beliau selanjutnya mengikuti sehingga banyak yang tidak mengetahui kalau mereka merupakan keturunan Sayidina Hasan Alsbiht cucu Rasulullah Saw.


Akan tetapi banyak keturunan ini yang mengetahui leluhurnya secara lengkap sering menyematkan dirinya dengan gelar seperti : Alsultanul Aulia Al - Imam Asyayid Syarif Syech Javar Syarwani Almaky Adagistani Alghoust Asyadjely Alhasani. 


Sehingga keturunan dibawahnya yang mengetahui mengikuti istilah marga tersebut sebuah urutan yang terlengkap Sedangkan yang tidak mengetahui kebanyak memakai Syech dan Syarwani saja atau mereka mengetahui tetapi sengaja memasturkannya merahasiakannya)


BACA JUGA 

KELUARGA AL HASANI DUNIA

Klik Link >>:  Pecahan Marga Al Hasani


Makam :
Sharif Syech Mahmud Syarwani Al Hasani
Jalan Tanjung Pura .Gang Meliau. Pontianak
Mufti dan Imam Besar Kesultanan Pontianak
Zaman Kekuasaan Sultan  Syarif Yusuf


ASAL GELAR SYARWANI,.....


Keturunan Syarwani jika di telisik dari berbagai sumber sejarah di manapun mereka berada kebanyakan menjadi orang - orang yang menjabat sebagai pegawai Kerajaan Amir atau Mufthi termasuk menjadi ulama besar dan mengarang berbagai kitab - kitab kontemporer  di dunia Islam


Dari Abdullah Almaky Adagistani inilah kemudian munculnya marga Syarwani 


Kemudian beliau menyematkan hingga sampai Sayyid Syech Hasan Ali Syarwani Almaky Adagistani Alghoust Asyadjely Alhasani salah satu anak kandung Sayyid Syech Abbul Hasan Ali Alghoust Asyadjely Alhasani sehingga saat itu banyak yang mengunakan Syarwani dan berkembang dengan pesat di Makah Arab Saudi


Akan tetapi serangan waktu mungkin terlalu panjang Ahirnya banyaknya yang mengunakan Syarwaninya saja


Sehingga di abad 19 ke atas banyak orang' - orang mengira Syarwani sebagai Fam Marga Arab biasa


Salah satu cucu Syech Abdullah Syarwani adalah Syecah Munawaroh binti Zakaria bin Abdullah bin Hasan Ali bin Syech Abbul Hasan Asyadjely Alhasani menikah dengan Sayid Muhammad Jamalullail yang kemudian menurunkan marga Alkadri dari jalur Ali Jamalullail  dan  juga Jalur Penembahan Segaram


Artinya secara Nasab dari rumpun perempuan Jamalullail Segeram maupun Alkadri merupakan bagian dari Keturunan Sayyid Syech Abbul Hasan Asyadjely Alghoust Alhasani, 


itu berarti hubungan kekeluargaan dengan Jamalullail dan Alkadri dengan keluarga Syarwani sudah terjalin sejak tahun 570 H - 1210 M yang lalu, ini yang di ketahui saja belum istri - istri leluhur yang lain yang belum di angkat dalam Manaqib ini


Kemudian jalur atas nya lagi yaitu Sayid Muhammad Alfagih Almugadam yang memperistri cicitnya Syehc Abdul Qadir Jaelani yaitu Syecah Fatimah binti Muhammad bin Ali Almastur bin Syech Hasan bin Syech Abdul Qadir Jaelani Dangkis Abu Musa 


Sehingga baik marga Jamalullail Segeram maupun Alkadri dari jalur perempuan juga merupakan keturunan dari Syech Abbul Qadir Jaelani


Sebab itu penting menelusuri jalur istri - istri leluhur adalah untuk mengetahui secara    detail tentang pecahan Nasab Ayah dan ibu sehingga sandaran dalam menisbahkan nasab tidak keliru


Sementara Sayyid Syech Abul Hasan Ali Asyadjely Alhasani sendiri juga menikahi cicitnya Syeh Abdul Qadir Jaelani dari anak yang bernama Hasan Al - Qodiri, sehingga baik Syarwani, Jamalullail, Alkadri dari jalur perempuan merupakan satu keturunan yaitu :


1. Syech Abdul Qodir Jaelani Dangkis Abu Musa Alhasani dan 

2. Syech Abul Hasan Ali Asyadjely Alhasani 


Sehingga bagi Jamalullail dan Alkadri menjadi Alhuseini Alhasani


Sedangkan Syarwani menjadi Alhasani Alhuseini


Baca Juga, ....

 Sejarah Al - Barakat  Brunei dan Sambas 

Klik >>: Al - Barakat  Al Hasani


Syecah Fatimah Syarwani
Binti
Sharif Syech Mahmud Syarwani
Menikah  Dengan:
Pangeran Bendahara Syarif Ja"far
Bin, Sultan Syarif Hamid I Pontianak


SEBARAN MARGA  SYARWANI, ....


Alsultanul Aulia Alimamu Syech Abul Hasan Ali Asyadjely Alghoust Asyadjely Alhasani hingga sekarang masih memiliki keturunan yang berkembang hingga saat ini (2024 M - 1446 H)


Salah satu keturunan tersebut adalah Syech Abdul Hamid bin Husein bin Ahmad bin Musa bin Abdullah bin Ghumar bin Javar bin Yusa bin Abdul Hamid Alkhadzhim bin Musa bin Abdullah (salah satu cicit perempuan Beliau menikah dengan Sayid Muhammad Jamalullail bin Hasan Mu'alim) bin Hasan Ali bin Alsultanul Aulia Alimamu Syech Abul Hasan Ali Asyadjely Alghoust Alhasani


Syech Abdul Hamid Syarwani adalah pengarang salah satu kitab yang membuatnya terkenal sebagai Pakar Fiqh Mazhab Syafi'i di jamanya karena Kitab Ala Tuhfatul Muhtaj  sehingga dalam waktu yang Singkat namanya terkenal di seluruh dunia Islam dalam Fiqh Mazhab Syafi'i


Kitab tersebut selesai beliau tulis pada bulan Rabiul Stani 1289 H  - 1868 M


Kyai Ahmad Barizi Lanbulan menyebutkan sanad keilmuan  

Syech Abdul Hamid Syarwani sebagai berikut :


1. Syech Abdul Hamid Syarwani 

2. Syeih Ibrahim Bajuri 

3. Syech Abdullah Syarqawi 

4. Dyech Muhammad Amir Alkabir

5. Syech Muhammad Salim  Hifni

6. Syech Ahmad Khalifi

7. Syech Ahmad Basybisyi

8. Syech Ali Isa Halabi

9. Syech Ali Zayyadi

10. Dyech Ibnu Hazar Haitami

11. Syech Islam Zakaria Anshari

12. Syech Ahmad Abdurrahman Iraqi

13. Syeih Abdurrahman Huseini Iraqi

14. Syech Siraji Bulqini

15. Syech Ala" Athar

16. Syech Maharizul Imam Nawawi

17. Syeh Kamaludin Sallar Irbili

18. Syech Abu Alar Usman Shalah

19. Syech Abdurrahman 

20. Syech Abu Said Abdullah Asrun

21. Syech Abu Ali Fariqi

22. Syech Abu Ishaq Siraizi

23. Syech Qhadi Abu Tayib Qadir

24. Syech Abul Hasan Muhammad Ali Masraji

25. Syech Abu Ishaq Ibrahim Muhammad Mawarzi

26. Syech Abul Abbas  Muhammad Siraizi

27. Syech Usman Basyar Anmathi

28. Syech Rabi' Sulaiman Muradhi

29. Syech Imam Muhammad Idris As - Syafi'i

30. Imam Malik bin Anas

31. Imam Nafi'

32. Abdullah bin Umar bin Khattab 

33. Rasulullah Saw


Syech  Abdul Hamid Syarwani selainursyid Tarekat Naqsyabandiyah beliau juga juga Mursyid dari Tarekat Syajeliah yang di padukan menjadi satu karena memiliki amalan dan zikir tarekat yang sama


Syech Hamid Syarwani banyak memiliki murid dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia seperti :


1. Syech Nawawi Tanara Al-Bantani 

2. Syech Ahmad Khotbah minangkabawi

3. Syech Mahfud Tremasz

4. Syech Kholil Bangkalan 

5. Syech Khotib Sambasi 


Murid - murid tersebut hingga ada yang menjadi ulama besar termasuk imam - masjid Makah Almukarah


Baca Juga,.... 

Riwayat Hidup Pangeran Bendahara

Klik >>: Pangeran yang Terusir 


Pangeran Bendahara Syarif Ja"far
Kesultanan Kadriah  Pontianak
Ibni, 
Allahyarham  Sultan Syarif Hamid I, Sultan ke IV
Menikahi Syecah Fatimah Syarwani
Mewariskan 8 Anak, Putra dan Putri


KETURUNAN 

SHARIF SYECH HAMID SYARWANI

DI PONTIANAK DAN BORNEO BARAT, .....


Salah satu anak dari Syech Hamid Syarwani adalah Syech Mahmud Syarwani.


 Syech Muhammad Fatani Thailand juga pernah memiliki Kitab Hasiyah Thufah dengan mengajarkannya di Thailand sekaligus bermursyid langsung Kepada Syech Hamid Syarwani


Ustadz H.Abdul Rani yang pernah menjabat Ketua Majelis Ulama Kalimantan Barat juga pernah mempelajari Kitab Hasiyah Thufah dari sini beliau di ilmahi untuk menyusun Jadwal Sholat Sepanjang masa karangan A.Rani (Dia sendiri) 


Selain itu Abdul Rani juga pernah membahas Kitab Tufah Al Muhtaj di mana saat itu adanya gerakan wWahabi Mekah masuk di Kalimantan Barat 


Karena adanya gerakan tersebut, ....


 Ketika Sultan Syarif Yusuf Alkadri mengirim 10 pelajar di Makah, beliau bertemu dengan Syech Mahmud Syarwani., sehingga dengan pertemuan tersebut Syech Mahmud Syarwani salah satu anak dari Syech Abdul Hamid Syarwani berminat untuk menyebarkan Islam di Pontianak sekalipun saat itu beliau merupakan pengajar di Makah sekaligus imam masjid Makah akan tetapi dengan adanya gerakan Wahabi membuat beliau lebih memilih tempat kehidupan yang baru


Karena ada tawaran dari Sultan Syarif Yusuf Alkadri membuat beliau memutuskan untuk Hijrah ke Pontianak sekitar bulan September 1889 M


Setelah tiba di Pontianak ,......


Syech Mahmud Syarwani di angkat menjadi Mufthi  Kesultanan Pontianak mengantikan Syech Abdurrahman Alkhalid yang sudah mengundurkan diri karena sakit yang sudah menahun, selain itu Sultan juga menunjukkan Syek Mahmud Syarwani sebagai Imam Besar Masjid Kesultanan Kadriah Pontianak


Setelah merasa betah berada di Pontianak,  .......


 kemudian Syech Mahmud Syarwani menikah dengan Syecah Saedah Alkhotib  binti Abdullah yang merupakan adik kandung bungsu  (ke 9) Ahmad Alkhotib Sambas, di mana Ahmad Alkhotib Sambas juga merupakan salah satu murid Syech Abdul Hamid Syarwani ayah dari Syech Mahmud Syarwani yang sudah saling mengenal ketika beliau belajar di Makah


Karena Syech Mahmud Syarwani ayahnya merupakan ulama besar yang terkenal Akhirnya  di Borneo Barat selain mendapatkan perhatian Sultan Pontianak beliau juga mendapat perhatian Sultan Sambas, karena ada perhatian Sultan Sambas inilah menyebabkan Syech Mahmud Syarwani bertemu dengan Syecah Saedah Binti Abdullah Alkhotib di Sambasi hingga sampai jenjang pernikahan


Dari hasil pernikahan dengan Syecah Saedah Binti Abdullah Alkhotib 

beliau memiliki 4 ( Empat orang anak )  yaitu :


1. Syecah Jamilah binti Mahmud Syarwani (Maharatu Suri Mahkota Agung) istri Sultan Syarif Muhammad Alkadri. anak : 2 orang


2. Syecah  Fathimah binti Mahmud Syarwani (Ratu Alif) istri Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Alkadri (Paman Sultan Syarif Muhammad Alkadri) anak : 8 orang


3. Syech Ahmad bin Mahmud Syarwani (Pangeran Istana) anak : 9 orang 


4. Syech Muhammad Usman bin Mahmud Syarwani (Pangeran Negara) anak : 5 orang


Baca Juga, .... 

Silsilah Lengkap Syech Mahmud Syarwani

Klik >> :  Silsilah dan Keturunan Syarwani


Sharif Syech Mahmud Syarwani
Bersama Menantu Beliau : 
DYMM Sultan Syarif Muhammad Alkadri
Sultan ke VI, Kesultanan Kadriah Pontianak
Ibni, 
Allahyarham Sultan Syarif Yusuf Alkadri
Sultan ke V Pontianak


Ketika Syech Isa Syarwani, .. 


 Salah satu keturunan ini menemukan dokumen tertulis , (wafat : 2005 M) Mengenai peninggalan Syech Hamid Syarwani yang di tulis Syech Mahmud Syarwani di antara isi poin - poin dokumen surat yang  penting tersebut adalah :


Dokumen Tarihk , 23 Jumadil Akhir 1310.H 


1. Surat daripada Syech Mahmud bin Abdul Hamid Syarwani Adagistani ke hadirat Sayyidi Asy - Sharif Qasim Ibnu Almarhum Sayyidi Asy - Sharif Hasan Ibnu Syarif Muhammad Alkadri (Sultan Syarif Muhammad Alkadri sebelum menjadi Sultan)  Tarihk , 23 Jumadil Akhir 1310.H - 1889 M Bahwa beliau adalah seorang Sayyid dari jalur Sayyidina Hasan Alsbiht bin Ali Abi Thalib dengan Fatimah binti Rasulullah Saw. Namun tidak di hiraukan pihak keluarga 


Dokumen Tarihk Julhizah 1324 H.


2. Laporan suatu upacara acara Perkahwinan di Istanah Kadriah Pontianak Tarihk Julhizah 1324 H.


3. Surat Kuasa dan pengakuan keturunan Syech Abdul Hamid Syarwani Ad-daghistani di Pontianak dan lain - lain. Maklumat dari pada Surat - surat di atas secara ringkasnya dapat di simpulkan bahwa semuanya adalah Penting. Sekurang - kurangnya ia memberikan pelbagai informasi tentang sejarah, kebudayaan, Adat - istiadat dan lain - lain. 


Adapun surat tertharik 23 Jumadil Akhir 1310 H / 12 Desember 1892 M. 


Adalah merupakan laporan pelbagai peristiwa di Pontianak dan Sambas.


 Di mulai laporan pelbagai peristiwa Kemasyarakatan pada persekitaran persempitan dan kesusahan termasuk yang di alami Syech Mahmud Syarwani. Walau bagaimanapun beliau mendapat pertolongan terutama dari Sultan Sambas (saat berada di Sambas).



Keluarga Sepupu Dekat Syarwani dan Alkadri

Sharif Syech Usman bin Isa Syarwani
( Keturunan  Pangeran Negara Sharif Syech Muhammad Syarwani ) 
Dengan :  
Syarif Arif Chandra Alkadri 
( Keturunan Pangeran Bendahara Syarif Ja"far Bin Sultan Hamid I )



Kandungan Surat tersebut Amat menarik. 


Selain seorang Ulama, Syech Mahmud Syarwani juga ialah seorang kesenian Gambus dan lagu arab yang bercorak Puji - pujian yang biasa di gunakan ahli sufi dan Ahlulbait Rasulullah Saw. (yang terkenal di Mesir). Dalam surat di ceritakan juga peristiwa Sambas ,bahwa dari Makah datang seorang Arab ahli seni Gambus yang terkenal bernama Syech Muhammad Amudi. Oleh sebab salah pengertian, pada mulanya Syech Muhammad Amudi tidak di benarkan Persembahan seni dan tidak di benarkan tinggal di Sambas. 


Peristiwa tersebut mendapat perhatian Syech Mahmud Syarwani Dia sendiri pergi menghadap Pangeran Bendahara Sambas. Sehingga Syech Muhammad Amudi di benarkan tinggal di Sambas dan di benarkan juga mempersembahkan sirih pertunjukan  (istilah Sambas sekapur sirih kesenian) Seni Gambus itu kepada Masyarakat Sambas.


Berdasarkan yang termaktub dalam isi surat itu dapat di pelajari pemikiran Syech Mahmud Syarwani . Menurutnya seni ada dua macam. Yang pertama di cela oleh syarak dan kedua di perbolehkan.


Lagu - lagu dalam kesenian Gambus itu yaitu ialah yang bercorak puji - pujian kepada Allah, Selawat dan lain - lain sejenisnya di perbolehkan dalam Islam. Demikian juga di perhatikan khalayak  yang hadir di tempat yang memperhatikan melaksanakanya juga perlu di perhatikan.


Ertinya bukanlah bebas seperti pertunjukan - pertunjukan  yang di lakukan oleh golongan - golongan yang melanggar norma - norma yang di gariskan oleh Islam.


Baik Syech Mahmud Syarwani dan Syekh Muhammad Amudi yang memang sudah bersahabat dari Makah, Mengenalkan gambus bertujuan menyeimbangkan pelbagai seni yang ditolak oleh Islam. 


Dalam lampiran surat yang sama Syech Mahmud Syarwani menyatakan berhasrat menyebarkan pelbagai kepandaian di Pontianak yang di pusatkan di kampung Melayu , Yaitu sebuah kampung yang terdekat dengan Istanah Kadriah Pontianak (Istanah Sultan Pontianak).


Dalam surat di nyatakan bahwa beliau sangat mengasihi Zurist Nabi Muhammad SAW. termasuk keluarga Sultan Pontianak yaitu keturunan Sayid Marga ""AL - KADRI"". 


Baca Juga,... 

Riwayat Sihabuddin bin Ayyub Alkadri  Sabamban

Klik >> :  Sihabuddin Pangeran Sabamban 


Makam Pangeran Bendahara II, Syarif Usman Alkadri

Syarif Arif Chandra bin Ibrahim Alkadri
Gelar : Pangeran Bendahara Tujuh
Kesultanan Kadriah Pontianak
( Kopiah Putih ) 

Merupakan Cucu dari :
Pangeran Bendahara II, Syarif Usman Alkadri
Bin, Pangeran Bendahara I, Syarif Ja"far Alkadri
Keturunan Sultan Hamid I, Alkadri
Sultan Kadriah Pontianak ke IV


Tulisan Syech Mahmud Syarwani menyebutkan . 


""Seboleh - bolehnya tetap di Pontianak sahaja, biarlah mati di Pontianak sahaja antara  cucu Rasulullah Saw sehingga berkumpul dengan beliau (cucunya dan Rasulullah)    (Ternyata ini adalah Bahasa kiasan yang tidak di pahami saat itu, oleh keturunan Syarwani di Pontianak bahwa mereka bagian dari cucunya Rasulullah Saw bersama marga Alkadri Pontianak).


Dalam surat Syech Mahmud Syarwani juga Perkembangan dan Pembangunan semasa berada dalam Kerajaan Sambas. Beliau meriwayatkan bahwa Sultan Sambas akan menemui Residen Rembang Belanda yang akan memindahkan pusat kerajaan.  


(Saat itu Hubungan Kesultanan Sambas dengan Kesultanan Pontianak benar- benar sangat erat dan persaudaraan yang sangat kuat di tangan Syech Mahmud Syarwani hubungan Kesultanan Sambasi dengan Kesultanan Pontianak ibarat kakak adik yang selalu memberi informasi dalam segala pembangunan dan lain - lainya 


Hal ini disebabkan juga karena kedua Kesultanan merupakan cucu - cucunya Rasulullah Saw dan Syech Mahmud Syarwani terus bertekad agar kedua Kesultanan tersebut menjalin hubungan persaudaraan sepanjang  hayat dan melupakan masa ,- masa yang sudah berlalu).


Dengan langkah itu (memindahkan) Sultan Sambas bermaksud negeri Sambas menjadi ramai dan dua orang putra Sultan Sambas telah membawa dari Eropah Tugu (belum jelas apa yang di maksud pen) yaitu pabrik kisaran padi dan lain - lain.


Daripada bahagian ini dapat di ambil kesimpulan  bahwa Syech Mahmud Syarwani juga seperti ulama - ulama lainya juga menerima kebijakan pemerintah  Kesultanan Pembangunan dan kebijakan


Walau bagaimanapun , sekiranya dalam pelaksanaan  hal - hal negatif dan merusak ajaran agama Islam dan masyarakat penganutnya (sebagai Mufthi Kesultanan Pontianak) adalah wajib ulama (Mufthi) menasehati. 


Hal ini sama ada dilakukan nasehat baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.



Pangeran Bendahara II, Syarif Usman Alkadri
Kesultanan Kadriah Pontianak
( Makam Desa Ogol Anjungan, lihat gambar diatas tadi ) 
Bin,
Pangeran Bendahara I, Syarif Ja"far Alkadri
Cucu
 Sharif Syech Mahmud Syarwani Al Hasani
 Dan Cucu dari : 
Sultan Syarif Hamid I, Alkadri
Sultan Pontianak ke IV



Surat yang Kedua merupakan 

Dokumen Kerajaan Pontianak yang bertulis


 Pada malam Isnin , pukul 8, Tarihk Ahir Julhijah 1324 H / 12 Pebruari 1907 M,


 Kandungan ringkasnya adalah laporan salah satu Perkahwinan di Istanah Sultan Pontianak di balai cermin (cermin pecah seribu) yang di hadiri beberapa pembesar yang terdiri beberapa Sayidi Mufthi, sekalian 


1. Pangeran Bendahara Sayidi Ismail (adik kandung Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far dan adik kandung bungsu Sultan Syarif Yusuf Alkadri dari ibu Fatimah Binti Sultan Syarif Kasim). 


2. Pangeran Tumenggung (anak Sultan Muhammad Alkadri, 

3. Pangeran Jaya (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri), 

4. Pangeran Suma (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri), 

5. Pangeran Perdana Agung (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri , ayah Sultan Abubakar, Datuknya Sultan Melvin Alkadri), 

6. Pangeran Aria (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri),

 7. Pangeran Istana Putra (anak Syech Mahmud Syarwani)" 

8. Pangeran  Seri (Anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri), 

9. Pangeran Cakra (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri),

 10. Pangeran Jaya anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri) 


( Anak - anak tersebut semuanya menjadi korban Pembunuhan Jepang Mandor Berdarah, Kecuali Sultan Hamid II, ) saat itu sedang menempuh pendidikan dan para tamu undangan terutama dari Kesultanan Sambas para Sultan dan Pangeran lainnya serta jemputan masyarakat dan rakyat Jelata (istilah saat itu) 


(Disini dapat di ketahui gelar dan pangkat anak - anak dan pegawai Kesultanan Kadriah Pontianak Sultan Syarif Muhammad Alkadri)


Selai itu hadir juga :


11. Pangeran Syarif Hasan bin Sultan Muhammad 

12. Pangeran Syarif Ali bin Sultan Muhammad keduanya dari ibunda Syarifah Fatimah binti Thoha Kholil istri ke 6 (Ratu Muda) - Dibunuh Jepang 

13. Syarifah Salmah Binti Sultan Muhammad  istri yg ke ,7 (Nyai Ramlah binti Abdullah, (Ratu tengah,)

14. Pangeran  Husein bin Sultan Muhammad dari istri ke 7 ( Ratu Tengah )

15. Syarifah Zahara Binti Sultan Muhammad dari istri , 8   Ince Juniah (Ratu Bungsu)

16. Syarifah Aminah binti Sultan Muhammad dari  istri ke 8 ( Ratu Bungsu )

17. Syarifah Juriah binti Sultan Muhammad dari istri ke 8 ( Ratu Bungsu ) 


Perkahwinan yang di lakukan seorang kerabat adalah seorang kerabat Diraja Kerajaan Pontianak dengan Fatimah anak seorang ulama besar bernama Syech Mahmud Syarwani bin Syech Abdul Hamid Asy - Syarwani Adh - Daghistani . 


Perkawinan Umara Ahlulbait (Kesultanan Pontianak) iaitu : Pangeran Bendahara Tua "Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri" , dan keturunan ulama Ahlulbait anak perempuan Syech Mahmud Syarwani yaitu : "Syecah Fatimah Syarwani" yang tersebut berarti menambah keselarasan dan keserasian urusan penta'biran  Pemerintahan dan urusan Islam. 


Dalam surat di ceritakan adat - istiadat baik sebelum maupun sesudah Perkahwinan secara terperinci.


Surat yang Ketiga adalah Surat Kuasa Juga penting. 


Iaitu  ""Surat Kuasa dan Pengakuan Keturunan Syech Abdul Hamid Syarwani Adh - Daghistani yang tidak bertarihk . Kandungan ringkasnya Pembicaraan Kepengurusan ""Harta Pusaka Peninggalan Syech Abdul Hamid Syarwani Adh - Daghistani,"" di Makkah 


Mereka yang bertanda tangan ialah ""Cucu - cucu Beliau di Pontianak Iaitu :


1. Muhammad Syarwani

2. Ahmad Syarwani

3. Jamilah Syarwani dan

4. Fatimah Syarwani


Yang tidak bertanda tangan saat itu iaitu Isa Syarwani kerana saat itu beliau masih kecil


Ayah mereka yang termaktub dalam surat  adalah Syech Mahmud Syarwani bin Syech Abdul Hamid Syarwani Adh - Daghistani 


Mereka telah memberi Kuasa pengurusan kepada

 Sayyidi Ali bin Sayid Abdullah Az - Zawawi .


Agar surat ini dapat kita ketahui betapa eratnya hubungan kekeluargaan dengan Az - Zawawi dan Asy - Syarwani. Kedua - dua keluarga tersebut    telah berperanan dalam pendidikan Islam sejak di Makkah hingga hijrah ke Pontianak


Catatan Pinggir : Istri ke 9 dan 10 Sultan Syarif Muhammad yaitu : Inche Jubaidah dan inceh Rahmah , tidak memiliki keturunan. Dari istri ke 6 SD ke 10 tidak tinggal di Istana, Hanya istri ke 1 sd ke 5 , yang tinggal di Istana.  Syarifah Fatimah Binti Thoha Kholil istri ke 6,  tinggal di kampung Arab, Beliau korban Jepang



Pangeran Istana Tujuh 
 Kesultanan Kadriah Pontianak
Sharif Syech Faisal bin Abdul Kadir Syarwani


Adapun yang di maksud Sayidi Ali bin Sayidi Abdullah Az - Zawawi 


Ia adalah ayah Sayidi Yusuf Az - Zawawi (Alhasani) pula ia ulama besar  yang pernah menjadi Mufthi Kesultanan Trengganu , Malaysia (berkhidmad pada 7 April 1953 M - sd 31 Desember 1975 M di Trengganu).


Sayidi Abdullah Az - Zawawi pula ia adalah ulama besar yang pernah menjadi Mufthi Makah  kemudian juga pernah menjadi Mufthi Kerajaan Pontianak (antara jaman Sultan Hamid I dan berganti di Sultan Syarif Yusuf Alkadri).


 Demikian ke Tiga Poin isi Surat ini di kirim Syech Mahmud Syarwani pada keluarganya di Makah juga tersimpan pada Dokumen Kesultanan Pontianak, pada saat peristiwa Jepang dokumen yang di simpan di Kesultanan Pontianak habis di musnahkan Jepang 


Akan tetapi dokumen yang dipegang keluarga  keturunan Syarwani dan keturunan pangeran Bendahara Syarif Ja'far Bin Sultan Hamid I Alkadri terselamatkan termasuk yang sudah berada di Makah. Karena dokumen tersebut di masing  ,- masing copianya di pegang oleh ke empat anak Syech Mahmud Syarwani


Syech Mahmud Syarwani 


Adalah seorang ulama besar  yang lahir di Makah sekaligus menjadi guru besar Syafi'i,iyyah di Masjidil Haram Makah sehingga di juluki Al - Makkih kemudian julukan tersebut dengan Leluhurnya sebelum menggunakan Al - Maky sehingga menjadi satu ""AL - MAKIY"" dan terkenal dengan ""Al - Maky," hingga saat ini


Karya,- karya Kitab Syech Abdul Hamid Syarwani juga terdapat di dalam Kitab :


1. Kitab Nuzhah Al - Adzhan fi tarijim

2. Kitab Nuzam Al - Syuyukh

3. Kitab Al - Asyiah Al - Syarwani



Keturunan Syech Mahmud Syarwani hingga saat ini 2024 M yang menepati urutan terbanyak adalah sebagai berikut :


Jalur laki - laki :


1. Syech Ahmad Bin Mahmud Syarwani  (Pangeran Istanah), 9 anak


2. Syech Muhammad Usman Bin Mahmud  Syarwani  (Pangeran Negara), 5 anak


Jalur Perempuan :


3. Syecah Jamilah binti Mahmud Syarwani Maharatu Suri istri Sultan Syarif Muhammad Alkadri , 2 Putra,  yang menurunkan Sultan - Sultan Pontianak hari ini


4. Syecah Fathimah binti Mahmud Syarwani (Ratu Alif) istri Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Alkadri , 8 anak.  Menurunkan Pemegang Amanah  Silsilah Alkadri dan Adat Istiadat Kesultanan Kadriah Pontianak hingga  hari ini. 


Manaqib Keturunan Syarwani dari Alghoust hingga Keturunan Syech Mahmud Syarwani berjumlah 375 Halaman Pepolio di ambil hanya 15 % dari Sejarah tersebut


Semoga bermanfaat untuk keluarga Ahlulbait bil kuhsus Syarwani


Selengkapnya 

Keluarga Syarwani Pontianak

Klik Link dibawah ini, ...

Klik >> :  Syarwani di Kesultanan Pontianak


Saudara Sepupu Marga Syarwani  dan Alkadri 
Mekkah, Mesir, Madinah,  Sambas, Brunei  dan  Pontianak

Raja Yordania, Abdullah II, 

Keturunan dari : 

38. Syarif Husein (Amir Hijaz).  39. Syarif Abdullah Al-Awwal, 

 40. Syarif Thalal , 41. Syarif Husein, 

 42. Raja Abdullah II (Raja Yordania)

MAKTAB NANGQ 1857

Dewan Pimpinan Pusat Pontianak

Kantor Pemeliharaan Dan Statistik Sejarah Ahlulbait

 Pangeran Bendahara Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri


Ref klik >>:

1. Raja Abdullah II

2. Kesultanan Brunei

3. Kesultanan Sambas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar