MANAQIB
SAYYID SYECH JAVAR BIN YUSA ALKHADZHIM SYARWANI
ALMAKY ADHAGHISTANI ASYADJELY ALHASANI
ASAL USUL
SAYYID SYECH JAVAR BIN YUSA ALKHADZHIM SYARWANI
ALMAKY ADHAGHISTANI ASYADJELY ALHASANI
Generasi ke 28 Makah Almukaramah
Lahir : 957 M - 1536 M
Wafat : Arab Saudi 1033 H - 1612 M
Usia Wafat : 76 Tahun
Istri : Ummu Syaibah dari Bani Jidah (Kota Jedah Makah)
Anak :
1. 29. Sayyid Syech Ghumar (Amir Mekah 1027 H - 1606 M)
2. .29. Sayyid Abdullah (Amir Mesir 1030 H - 1609 M)
Keduanya marga Daghistan yang menurunkan keluarga Syarwani yang berkembang di beberapa Negara termasuk Indonesia
Sayyid Syech Ghumar bin Javar Daghistani merupakan keturunan terbesar di Arab Saudi hingga di Indonesia dari jalur di bawahnya adalah :
Sayid Syech Husein bin Ahmad Syarwani,
sementara Sayyid Syech Husein Syarwani memiliki beberapa anak salah satunya adalah Sayyid Syech Abdul Hamid Syarwani dan beliau juga memiliki beberapa anak salah satu anak tersebut adalah
Syech Mahmud Syarwani, ....
Yang kemudian Hijrah ke Borneo Barat setelah bertemu Sultan Syarif Yusuf Alkadri , ketika Sultan Syarif Yusuf Alkadri membawa rombongan Pelajar di Kota Mekah (1888 M - 1889 M) - (1309 H - 1310 H)
Sehingga keturunan Sayyid Syech Ghumar bin Javar Daghistani ini terbanyak di Arab Saudi
Sementara adiknya Sayyid Abdullah bin Javar Daghistani
Menetap di Mesir dan menjabat Amir Mesir (1030 H - 1609 M) namun tidak ada catatan berapa lama keduanya menjadi Amir Makah maupun Mesir
Sehingga keturunan Sayyid Syech Abdullah bin Javar Daghistani ini terbanyak di Mesir
Baca Juga, ....
Sejarah Al - Khatib Al Hasani Sambas
Kilk >> : Al Khatib Sambas
ASIMILASI DI TEMPAT LAIN, ....
Akan tetapi yang menjadi dilema ketika mereka - mereka ini menjabat sebagai bagian dari orang - orang pemerintah dari beberapa Negara mereka mengunakan nama samaran dan marga sehingga keberadaan menjadi sulit terlacak oleh penelusuran sejarah karena kebanyak hanya memakai gelar awal yang paling terkenal adalah Syech sedang Marganya mereka hanya mengunakan satu marga saja seperti :
1. Daghistan
2. Almaky
3. Syarwani
4. Alghoust
5. Asyadjely
Padahal semuanya merupakan satu baris :
Asyarwani Almaky Adagistani Alghoust Asyadjely Alhasani
Artinya setiap regenerasi jalur ini memakai marga tersendiri
Dan jika di telusuri susunan marga yang tertua. adalah :
1. Alghoust muncul di Generasi 17 tahun 554 H - 1133 M dari Rasulullah Saw yang di bernama Alghousyyi merupakan marga tertua dari jalur Syarwani, yang juga pernah menjabat sebagai Amir Mekah dengan mengunakan nama samaran (nama di sesuai dengan Tradisi Penduduk Makah)
2. Asyadjely muncul di Generasi ke 23 tahun 593 H - 1197 M yang berkembang di Maroko Provinsi Saftah Kota Afrika Utara tepatnya di Almagrib Al - Aqso beliau adalah pendiri Tarikoh Syadziliyah di Maroko kemudian berkembang di seluruh dunia dan beliau juga pernah menjadi Mufthi Penasehat Amir Marooko 633 H - 1173 M,
kemudian beliau di pindah Raja Arab untuk menjadi Imam Masjid di Makah dan ternyata.Amir Mekah meminta beliau menjadi Mufthi (Penasehat) Amir Makah 637 H - 1177 M.
Kemudian setelah Amir Makah wafat lalu di gantikan Sayid Hasan Ali anak dari Sayyid Syech Abu Hasan Asyadjely sedangkan yang wafat merupakan kakek nya sendiri ayah dari Sayyid Syech Abdul Hasan Asyadjely bernama Abdullah Alghousyyi
3. Al - Maky muncul di Generasi ke 24 tahun 645 H - 1185 M di Makah.
Marga Al - Maky berkembang pesat di Arab Saudi generasi ini merupakan terbanyak di Makah dan kebanyakan mereka duduk di Perintahkan Kerajaan Arab Saudi yang kemudian menjadi Konglomerat di beberapa Perusahaan terutama di pertambangan minyak.dan di antara anak Sayyid Hasan Ali ada yang hijrah ke Daghistani yang bernama Sayyid Syech Abdullah Almky
4. Daghistan muncul di Generasi ke 25 tahun 570 H - 1210 M di Daghistan kemudian menjadi marga Adh - Daghistani sehingga Abdullah menjadi Abdullah Almky Adagistani akan tetapi anak - anak beliau banyak yang berdomisili di Makah dan sebagian juga di Daghistan.
Sejak saat itu keturunan ini hanya mengunakan Gelar awal Syech dengan marga Almaky Adagistani yang maksudnya mereka berasal dari Mekah hijrah ke Daghistan.
Sehingga berkembang di dua Negara dan Daghistan, namun untuk selanjutnya menyebar di berbagai negara terutama di Jazirah Arab, salah satu anak tertua beliau bernama Syech Musa Alkadzhim yang pertama kalinya menyematkan diri dengan gelar Syarwani
beliau juga sebagai Amir Makah dan beliau termasuk generasi ke 26 dari Rasulullah Saw untuk selanjutnya anak cucu beliau lebih senang mengunakan Syech dan Syarwani, diantaranya adalah Syech Abdul Hamid Alkadzhim Syarwani menjadi Syech Abdul Hamid Syarwani sehingga keturunan beliau selanjutnya mengikuti sehingga banyak yang tidak mengetahui kalau mereka merupakan keturunan Sayidina Hasan Alsbiht cucu Rasulullah Saw.
Akan tetapi banyak keturunan ini yang mengetahui leluhurnya secara lengkap sering menyematkan dirinya dengan gelar seperti : Alsultanul Aulia Al - Imam Asyayid Syarif Syech Javar Syarwani Almaky Adagistani Alghoust Asyadjely Alhasani.
Sehingga keturunan dibawahnya yang mengetahui mengikuti istilah marga tersebut sebuah urutan yang terlengkap Sedangkan yang tidak mengetahui kebanyak memakai Syech dan Syarwani saja atau mereka mengetahui tetapi sengaja memasturkannya merahasiakannya)
BACA JUGA
KELUARGA AL HASANI DUNIA
Klik Link >>: Pecahan Marga Al Hasani
ASAL GELAR SYARWANI,.....
Keturunan Syarwani jika di telisik dari berbagai sumber sejarah di manapun mereka berada kebanyakan menjadi orang - orang yang menjabat sebagai pegawai Kerajaan Amir atau Mufthi termasuk menjadi ulama besar dan mengarang berbagai kitab - kitab kontemporer di dunia Islam
Dari Abdullah Almaky Adagistani inilah kemudian munculnya marga Syarwani
Kemudian beliau menyematkan hingga sampai Sayyid Syech Hasan Ali Syarwani Almaky Adagistani Alghoust Asyadjely Alhasani salah satu anak kandung Sayyid Syech Abbul Hasan Ali Alghoust Asyadjely Alhasani sehingga saat itu banyak yang mengunakan Syarwani dan berkembang dengan pesat di Makah Arab Saudi
Akan tetapi serangan waktu mungkin terlalu panjang Ahirnya banyaknya yang mengunakan Syarwaninya saja
Sehingga di abad 19 ke atas banyak orang' - orang mengira Syarwani sebagai Fam Marga Arab biasa
Salah satu cucu Syech Abdullah Syarwani adalah Syecah Munawaroh binti Zakaria bin Abdullah bin Hasan Ali bin Syech Abbul Hasan Asyadjely Alhasani menikah dengan Sayid Muhammad Jamalullail yang kemudian menurunkan marga Alkadri dari jalur Ali Jamalullail dan juga Jalur Penembahan Segaram
Artinya secara Nasab dari rumpun perempuan Jamalullail Segeram maupun Alkadri merupakan bagian dari Keturunan Sayyid Syech Abbul Hasan Asyadjely Alghoust Alhasani,
itu berarti hubungan kekeluargaan dengan Jamalullail dan Alkadri dengan keluarga Syarwani sudah terjalin sejak tahun 570 H - 1210 M yang lalu, ini yang di ketahui saja belum istri - istri leluhur yang lain yang belum di angkat dalam Manaqib ini
Kemudian jalur atas nya lagi yaitu Sayid Muhammad Alfagih Almugadam yang memperistri cicitnya Syehc Abdul Qadir Jaelani yaitu Syecah Fatimah binti Muhammad bin Ali Almastur bin Syech Hasan bin Syech Abdul Qadir Jaelani Dangkis Abu Musa
Sehingga baik marga Jamalullail Segeram maupun Alkadri dari jalur perempuan juga merupakan keturunan dari Syech Abbul Qadir Jaelani
Sebab itu penting menelusuri jalur istri - istri leluhur adalah untuk mengetahui secara detail tentang pecahan Nasab Ayah dan ibu sehingga sandaran dalam menisbahkan nasab tidak keliru
Sementara Sayyid Syech Abul Hasan Ali Asyadjely Alhasani sendiri juga menikahi cicitnya Syeh Abdul Qadir Jaelani dari anak yang bernama Hasan Al - Qodiri, sehingga baik Syarwani, Jamalullail, Alkadri dari jalur perempuan merupakan satu keturunan yaitu :
1. Syech Abdul Qodir Jaelani Dangkis Abu Musa Alhasani dan
2. Syech Abul Hasan Ali Asyadjely Alhasani
Sehingga bagi Jamalullail dan Alkadri menjadi Alhuseini Alhasani
Sedangkan Syarwani menjadi Alhasani Alhuseini
Baca Juga, ....
Sejarah Al - Barakat Brunei dan Sambas
Klik >>: Al - Barakat Al Hasani
SEBARAN MARGA SYARWANI, ....
Alsultanul Aulia Alimamu Syech Abul Hasan Ali Asyadjely Alghoust Asyadjely Alhasani hingga sekarang masih memiliki keturunan yang berkembang hingga saat ini (2024 M - 1446 H)
Salah satu keturunan tersebut adalah Syech Abdul Hamid bin Husein bin Ahmad bin Musa bin Abdullah bin Ghumar bin Javar bin Yusa bin Abdul Hamid Alkhadzhim bin Musa bin Abdullah (salah satu cicit perempuan Beliau menikah dengan Sayid Muhammad Jamalullail bin Hasan Mu'alim) bin Hasan Ali bin Alsultanul Aulia Alimamu Syech Abul Hasan Ali Asyadjely Alghoust Alhasani
Syech Abdul Hamid Syarwani adalah pengarang salah satu kitab yang membuatnya terkenal sebagai Pakar Fiqh Mazhab Syafi'i di jamanya karena Kitab Ala Tuhfatul Muhtaj sehingga dalam waktu yang Singkat namanya terkenal di seluruh dunia Islam dalam Fiqh Mazhab Syafi'i
Kitab tersebut selesai beliau tulis pada bulan Rabiul Stani 1289 H - 1868 M
Kyai Ahmad Barizi Lanbulan menyebutkan sanad keilmuan
Syech Abdul Hamid Syarwani sebagai berikut :
1. Syech Abdul Hamid Syarwani
2. Syeih Ibrahim Bajuri
3. Syech Abdullah Syarqawi
4. Dyech Muhammad Amir Alkabir
5. Syech Muhammad Salim Hifni
6. Syech Ahmad Khalifi
7. Syech Ahmad Basybisyi
8. Syech Ali Isa Halabi
9. Syech Ali Zayyadi
10. Dyech Ibnu Hazar Haitami
11. Syech Islam Zakaria Anshari
12. Syech Ahmad Abdurrahman Iraqi
13. Syeih Abdurrahman Huseini Iraqi
14. Syech Siraji Bulqini
15. Syech Ala" Athar
16. Syech Maharizul Imam Nawawi
17. Syeh Kamaludin Sallar Irbili
18. Syech Abu Alar Usman Shalah
19. Syech Abdurrahman
20. Syech Abu Said Abdullah Asrun
21. Syech Abu Ali Fariqi
22. Syech Abu Ishaq Siraizi
23. Syech Qhadi Abu Tayib Qadir
24. Syech Abul Hasan Muhammad Ali Masraji
25. Syech Abu Ishaq Ibrahim Muhammad Mawarzi
26. Syech Abul Abbas Muhammad Siraizi
27. Syech Usman Basyar Anmathi
28. Syech Rabi' Sulaiman Muradhi
29. Syech Imam Muhammad Idris As - Syafi'i
30. Imam Malik bin Anas
31. Imam Nafi'
32. Abdullah bin Umar bin Khattab
33. Rasulullah Saw
Syech Abdul Hamid Syarwani selainursyid Tarekat Naqsyabandiyah beliau juga juga Mursyid dari Tarekat Syajeliah yang di padukan menjadi satu karena memiliki amalan dan zikir tarekat yang sama
Syech Hamid Syarwani banyak memiliki murid dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia seperti :
1. Syech Nawawi Tanara Al-Bantani
2. Syech Ahmad Khotbah minangkabawi
3. Syech Mahfud Tremasz
4. Syech Kholil Bangkalan
5. Syech Khotib Sambasi
Murid - murid tersebut hingga ada yang menjadi ulama besar termasuk imam - masjid Makah Almukarah
Baca Juga,....
Riwayat Hidup Pangeran Bendahara
Klik >>: Pangeran yang Terusir
KETURUNAN
SHARIF SYECH HAMID SYARWANI
DI PONTIANAK DAN BORNEO BARAT, .....
Salah satu anak dari Syech Hamid Syarwani adalah Syech Mahmud Syarwani.
Syech Muhammad Fatani Thailand juga pernah memiliki Kitab Hasiyah Thufah dengan mengajarkannya di Thailand sekaligus bermursyid langsung Kepada Syech Hamid Syarwani
Ustadz H.Abdul Rani yang pernah menjabat Ketua Majelis Ulama Kalimantan Barat juga pernah mempelajari Kitab Hasiyah Thufah dari sini beliau di ilmahi untuk menyusun Jadwal Sholat Sepanjang masa karangan A.Rani (Dia sendiri)
Selain itu Abdul Rani juga pernah membahas Kitab Tufah Al Muhtaj di mana saat itu adanya gerakan wWahabi Mekah masuk di Kalimantan Barat
Karena adanya gerakan tersebut, ....
Ketika Sultan Syarif Yusuf Alkadri mengirim 10 pelajar di Makah, beliau bertemu dengan Syech Mahmud Syarwani., sehingga dengan pertemuan tersebut Syech Mahmud Syarwani salah satu anak dari Syech Abdul Hamid Syarwani berminat untuk menyebarkan Islam di Pontianak sekalipun saat itu beliau merupakan pengajar di Makah sekaligus imam masjid Makah akan tetapi dengan adanya gerakan Wahabi membuat beliau lebih memilih tempat kehidupan yang baru
Karena ada tawaran dari Sultan Syarif Yusuf Alkadri membuat beliau memutuskan untuk Hijrah ke Pontianak sekitar bulan September 1889 M
Setelah tiba di Pontianak ,......
Syech Mahmud Syarwani di angkat menjadi Mufthi Kesultanan Pontianak mengantikan Syech Abdurrahman Alkhalid yang sudah mengundurkan diri karena sakit yang sudah menahun, selain itu Sultan juga menunjukkan Syek Mahmud Syarwani sebagai Imam Besar Masjid Kesultanan Kadriah Pontianak
Setelah merasa betah berada di Pontianak, .......
kemudian Syech Mahmud Syarwani menikah dengan Syecah Saedah Alkhotib binti Abdullah yang merupakan adik kandung bungsu (ke 9) Ahmad Alkhotib Sambas, di mana Ahmad Alkhotib Sambas juga merupakan salah satu murid Syech Abdul Hamid Syarwani ayah dari Syech Mahmud Syarwani yang sudah saling mengenal ketika beliau belajar di Makah
Karena Syech Mahmud Syarwani ayahnya merupakan ulama besar yang terkenal Akhirnya di Borneo Barat selain mendapatkan perhatian Sultan Pontianak beliau juga mendapat perhatian Sultan Sambas, karena ada perhatian Sultan Sambas inilah menyebabkan Syech Mahmud Syarwani bertemu dengan Syecah Saedah Binti Abdullah Alkhotib di Sambasi hingga sampai jenjang pernikahan
Dari hasil pernikahan dengan Syecah Saedah Binti Abdullah Alkhotib
beliau memiliki 4 ( Empat orang anak ) yaitu :
1. Syecah Jamilah binti Mahmud Syarwani (Maharatu Suri Mahkota Agung) istri Sultan Syarif Muhammad Alkadri. anak : 2 orang
2. Syecah Fathimah binti Mahmud Syarwani (Ratu Alif) istri Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Alkadri (Paman Sultan Syarif Muhammad Alkadri) anak : 8 orang
3. Syech Ahmad bin Mahmud Syarwani (Pangeran Istana) anak : 9 orang
4. Syech Muhammad Usman bin Mahmud Syarwani (Pangeran Negara) anak : 5 orang
Baca Juga, ....
Silsilah Lengkap Syech Mahmud Syarwani
Klik >> : Silsilah dan Keturunan Syarwani
Ketika Syech Isa Syarwani, ..
Salah satu keturunan ini menemukan dokumen tertulis , (wafat : 2005 M) Mengenai peninggalan Syech Hamid Syarwani yang di tulis Syech Mahmud Syarwani di antara isi poin - poin dokumen surat yang penting tersebut adalah :
Dokumen Tarihk , 23 Jumadil Akhir 1310.H
1. Surat daripada Syech Mahmud bin Abdul Hamid Syarwani Adagistani ke hadirat Sayyidi Asy - Sharif Qasim Ibnu Almarhum Sayyidi Asy - Sharif Hasan Ibnu Syarif Muhammad Alkadri (Sultan Syarif Muhammad Alkadri sebelum menjadi Sultan) Tarihk , 23 Jumadil Akhir 1310.H - 1889 M Bahwa beliau adalah seorang Sayyid dari jalur Sayyidina Hasan Alsbiht bin Ali Abi Thalib dengan Fatimah binti Rasulullah Saw. Namun tidak di hiraukan pihak keluarga
Dokumen Tarihk Julhizah 1324 H.
2. Laporan suatu upacara acara Perkahwinan di Istanah Kadriah Pontianak Tarihk Julhizah 1324 H.
3. Surat Kuasa dan pengakuan keturunan Syech Abdul Hamid Syarwani Ad-daghistani di Pontianak dan lain - lain. Maklumat dari pada Surat - surat di atas secara ringkasnya dapat di simpulkan bahwa semuanya adalah Penting. Sekurang - kurangnya ia memberikan pelbagai informasi tentang sejarah, kebudayaan, Adat - istiadat dan lain - lain.
Adapun surat tertharik 23 Jumadil Akhir 1310 H / 12 Desember 1892 M.
Adalah merupakan laporan pelbagai peristiwa di Pontianak dan Sambas.
Di mulai laporan pelbagai peristiwa Kemasyarakatan pada persekitaran persempitan dan kesusahan termasuk yang di alami Syech Mahmud Syarwani. Walau bagaimanapun beliau mendapat pertolongan terutama dari Sultan Sambas (saat berada di Sambas).
Kandungan Surat tersebut Amat menarik.
Selain seorang Ulama, Syech Mahmud Syarwani juga ialah seorang kesenian Gambus dan lagu arab yang bercorak Puji - pujian yang biasa di gunakan ahli sufi dan Ahlulbait Rasulullah Saw. (yang terkenal di Mesir). Dalam surat di ceritakan juga peristiwa Sambas ,bahwa dari Makah datang seorang Arab ahli seni Gambus yang terkenal bernama Syech Muhammad Amudi. Oleh sebab salah pengertian, pada mulanya Syech Muhammad Amudi tidak di benarkan Persembahan seni dan tidak di benarkan tinggal di Sambas.
Peristiwa tersebut mendapat perhatian Syech Mahmud Syarwani Dia sendiri pergi menghadap Pangeran Bendahara Sambas. Sehingga Syech Muhammad Amudi di benarkan tinggal di Sambas dan di benarkan juga mempersembahkan sirih pertunjukan (istilah Sambas sekapur sirih kesenian) Seni Gambus itu kepada Masyarakat Sambas.
Berdasarkan yang termaktub dalam isi surat itu dapat di pelajari pemikiran Syech Mahmud Syarwani . Menurutnya seni ada dua macam. Yang pertama di cela oleh syarak dan kedua di perbolehkan.
Lagu - lagu dalam kesenian Gambus itu yaitu ialah yang bercorak puji - pujian kepada Allah, Selawat dan lain - lain sejenisnya di perbolehkan dalam Islam. Demikian juga di perhatikan khalayak yang hadir di tempat yang memperhatikan melaksanakanya juga perlu di perhatikan.
Ertinya bukanlah bebas seperti pertunjukan - pertunjukan yang di lakukan oleh golongan - golongan yang melanggar norma - norma yang di gariskan oleh Islam.
Baik Syech Mahmud Syarwani dan Syekh Muhammad Amudi yang memang sudah bersahabat dari Makah, Mengenalkan gambus bertujuan menyeimbangkan pelbagai seni yang ditolak oleh Islam.
Dalam lampiran surat yang sama Syech Mahmud Syarwani menyatakan berhasrat menyebarkan pelbagai kepandaian di Pontianak yang di pusatkan di kampung Melayu , Yaitu sebuah kampung yang terdekat dengan Istanah Kadriah Pontianak (Istanah Sultan Pontianak).
Dalam surat di nyatakan bahwa beliau sangat mengasihi Zurist Nabi Muhammad SAW. termasuk keluarga Sultan Pontianak yaitu keturunan Sayid Marga ""AL - KADRI"".
Baca Juga,...
Riwayat Sihabuddin bin Ayyub Alkadri Sabamban
Klik >> : Sihabuddin Pangeran Sabamban
Tulisan Syech Mahmud Syarwani menyebutkan .
""Seboleh - bolehnya tetap di Pontianak sahaja, biarlah mati di Pontianak sahaja antara cucu Rasulullah Saw sehingga berkumpul dengan beliau (cucunya dan Rasulullah) (Ternyata ini adalah Bahasa kiasan yang tidak di pahami saat itu, oleh keturunan Syarwani di Pontianak bahwa mereka bagian dari cucunya Rasulullah Saw bersama marga Alkadri Pontianak).
Dalam surat Syech Mahmud Syarwani juga Perkembangan dan Pembangunan semasa berada dalam Kerajaan Sambas. Beliau meriwayatkan bahwa Sultan Sambas akan menemui Residen Rembang Belanda yang akan memindahkan pusat kerajaan.
(Saat itu Hubungan Kesultanan Sambas dengan Kesultanan Pontianak benar- benar sangat erat dan persaudaraan yang sangat kuat di tangan Syech Mahmud Syarwani hubungan Kesultanan Sambasi dengan Kesultanan Pontianak ibarat kakak adik yang selalu memberi informasi dalam segala pembangunan dan lain - lainya
Hal ini disebabkan juga karena kedua Kesultanan merupakan cucu - cucunya Rasulullah Saw dan Syech Mahmud Syarwani terus bertekad agar kedua Kesultanan tersebut menjalin hubungan persaudaraan sepanjang hayat dan melupakan masa ,- masa yang sudah berlalu).
Dengan langkah itu (memindahkan) Sultan Sambas bermaksud negeri Sambas menjadi ramai dan dua orang putra Sultan Sambas telah membawa dari Eropah Tugu (belum jelas apa yang di maksud pen) yaitu pabrik kisaran padi dan lain - lain.
Daripada bahagian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa Syech Mahmud Syarwani juga seperti ulama - ulama lainya juga menerima kebijakan pemerintah Kesultanan Pembangunan dan kebijakan
Walau bagaimanapun , sekiranya dalam pelaksanaan hal - hal negatif dan merusak ajaran agama Islam dan masyarakat penganutnya (sebagai Mufthi Kesultanan Pontianak) adalah wajib ulama (Mufthi) menasehati.
Hal ini sama ada dilakukan nasehat baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Surat yang Kedua merupakan
Dokumen Kerajaan Pontianak yang bertulis
Pada malam Isnin , pukul 8, Tarihk Ahir Julhijah 1324 H / 12 Pebruari 1907 M,
Kandungan ringkasnya adalah laporan salah satu Perkahwinan di Istanah Sultan Pontianak di balai cermin (cermin pecah seribu) yang di hadiri beberapa pembesar yang terdiri beberapa Sayidi Mufthi, sekalian
1. Pangeran Bendahara Sayidi Ismail (adik kandung Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far dan adik kandung bungsu Sultan Syarif Yusuf Alkadri dari ibu Fatimah Binti Sultan Syarif Kasim).
2. Pangeran Tumenggung (anak Sultan Muhammad Alkadri,
3. Pangeran Jaya (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri),
4. Pangeran Suma (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri),
5. Pangeran Perdana Agung (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri , ayah Sultan Abubakar, Datuknya Sultan Melvin Alkadri),
6. Pangeran Aria (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri),
7. Pangeran Istana Putra (anak Syech Mahmud Syarwani)"
8. Pangeran Seri (Anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri),
9. Pangeran Cakra (anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri),
10. Pangeran Jaya anak Sultan Syarif Muhammad Alkadri)
( Anak - anak tersebut semuanya menjadi korban Pembunuhan Jepang Mandor Berdarah, Kecuali Sultan Hamid II, ) saat itu sedang menempuh pendidikan dan para tamu undangan terutama dari Kesultanan Sambas para Sultan dan Pangeran lainnya serta jemputan masyarakat dan rakyat Jelata (istilah saat itu)
(Disini dapat di ketahui gelar dan pangkat anak - anak dan pegawai Kesultanan Kadriah Pontianak Sultan Syarif Muhammad Alkadri)
Selai itu hadir juga :
11. Pangeran Syarif Hasan bin Sultan Muhammad
12. Pangeran Syarif Ali bin Sultan Muhammad keduanya dari ibunda Syarifah Fatimah binti Thoha Kholil istri ke 6 (Ratu Muda) - Dibunuh Jepang
13. Syarifah Salmah Binti Sultan Muhammad istri yg ke ,7 (Nyai Ramlah binti Abdullah, (Ratu tengah,)
14. Pangeran Husein bin Sultan Muhammad dari istri ke 7 ( Ratu Tengah )
15. Syarifah Zahara Binti Sultan Muhammad dari istri , 8 Ince Juniah (Ratu Bungsu)
16. Syarifah Aminah binti Sultan Muhammad dari istri ke 8 ( Ratu Bungsu )
17. Syarifah Juriah binti Sultan Muhammad dari istri ke 8 ( Ratu Bungsu )
Perkahwinan yang di lakukan seorang kerabat adalah seorang kerabat Diraja Kerajaan Pontianak dengan Fatimah anak seorang ulama besar bernama Syech Mahmud Syarwani bin Syech Abdul Hamid Asy - Syarwani Adh - Daghistani .
Perkawinan Umara Ahlulbait (Kesultanan Pontianak) iaitu : Pangeran Bendahara Tua "Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri" , dan keturunan ulama Ahlulbait anak perempuan Syech Mahmud Syarwani yaitu : "Syecah Fatimah Syarwani" yang tersebut berarti menambah keselarasan dan keserasian urusan penta'biran Pemerintahan dan urusan Islam.
Dalam surat di ceritakan adat - istiadat baik sebelum maupun sesudah Perkahwinan secara terperinci.
Surat yang Ketiga adalah Surat Kuasa Juga penting.
Iaitu ""Surat Kuasa dan Pengakuan Keturunan Syech Abdul Hamid Syarwani Adh - Daghistani yang tidak bertarihk . Kandungan ringkasnya Pembicaraan Kepengurusan ""Harta Pusaka Peninggalan Syech Abdul Hamid Syarwani Adh - Daghistani,"" di Makkah
Mereka yang bertanda tangan ialah ""Cucu - cucu Beliau di Pontianak Iaitu :
1. Muhammad Syarwani
2. Ahmad Syarwani
3. Jamilah Syarwani dan
4. Fatimah Syarwani
Yang tidak bertanda tangan saat itu iaitu Isa Syarwani kerana saat itu beliau masih kecil
Ayah mereka yang termaktub dalam surat adalah Syech Mahmud Syarwani bin Syech Abdul Hamid Syarwani Adh - Daghistani
Mereka telah memberi Kuasa pengurusan kepada
Sayyidi Ali bin Sayid Abdullah Az - Zawawi .
Agar surat ini dapat kita ketahui betapa eratnya hubungan kekeluargaan dengan Az - Zawawi dan Asy - Syarwani. Kedua - dua keluarga tersebut telah berperanan dalam pendidikan Islam sejak di Makkah hingga hijrah ke Pontianak
Catatan Pinggir : Istri ke 9 dan 10 Sultan Syarif Muhammad yaitu : Inche Jubaidah dan inceh Rahmah , tidak memiliki keturunan. Dari istri ke 6 SD ke 10 tidak tinggal di Istana, Hanya istri ke 1 sd ke 5 , yang tinggal di Istana. Syarifah Fatimah Binti Thoha Kholil istri ke 6, tinggal di kampung Arab, Beliau korban Jepang
Adapun yang di maksud Sayidi Ali bin Sayidi Abdullah Az - Zawawi
Ia adalah ayah Sayidi Yusuf Az - Zawawi (Alhasani) pula ia ulama besar yang pernah menjadi Mufthi Kesultanan Trengganu , Malaysia (berkhidmad pada 7 April 1953 M - sd 31 Desember 1975 M di Trengganu).
Sayidi Abdullah Az - Zawawi pula ia adalah ulama besar yang pernah menjadi Mufthi Makah kemudian juga pernah menjadi Mufthi Kerajaan Pontianak (antara jaman Sultan Hamid I dan berganti di Sultan Syarif Yusuf Alkadri).
Demikian ke Tiga Poin isi Surat ini di kirim Syech Mahmud Syarwani pada keluarganya di Makah juga tersimpan pada Dokumen Kesultanan Pontianak, pada saat peristiwa Jepang dokumen yang di simpan di Kesultanan Pontianak habis di musnahkan Jepang
Akan tetapi dokumen yang dipegang keluarga keturunan Syarwani dan keturunan pangeran Bendahara Syarif Ja'far Bin Sultan Hamid I Alkadri terselamatkan termasuk yang sudah berada di Makah. Karena dokumen tersebut di masing ,- masing copianya di pegang oleh ke empat anak Syech Mahmud Syarwani
Syech Mahmud Syarwani
Adalah seorang ulama besar yang lahir di Makah sekaligus menjadi guru besar Syafi'i,iyyah di Masjidil Haram Makah sehingga di juluki Al - Makkih kemudian julukan tersebut dengan Leluhurnya sebelum menggunakan Al - Maky sehingga menjadi satu ""AL - MAKIY"" dan terkenal dengan ""Al - Maky," hingga saat ini
Karya,- karya Kitab Syech Abdul Hamid Syarwani juga terdapat di dalam Kitab :
1. Kitab Nuzhah Al - Adzhan fi tarijim
2. Kitab Nuzam Al - Syuyukh
3. Kitab Al - Asyiah Al - Syarwani
Keturunan Syech Mahmud Syarwani hingga saat ini 2024 M yang menepati urutan terbanyak adalah sebagai berikut :
Jalur laki - laki :
1. Syech Ahmad Bin Mahmud Syarwani (Pangeran Istanah), 9 anak
2. Syech Muhammad Usman Bin Mahmud Syarwani (Pangeran Negara), 5 anak
Jalur Perempuan :
3. Syecah Jamilah binti Mahmud Syarwani Maharatu Suri istri Sultan Syarif Muhammad Alkadri , 2 Putra, yang menurunkan Sultan - Sultan Pontianak hari ini
4. Syecah Fathimah binti Mahmud Syarwani (Ratu Alif) istri Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Alkadri , 8 anak. Menurunkan Pemegang Amanah Silsilah Alkadri dan Adat Istiadat Kesultanan Kadriah Pontianak hingga hari ini.
Manaqib Keturunan Syarwani dari Alghoust hingga Keturunan Syech Mahmud Syarwani berjumlah 375 Halaman Pepolio di ambil hanya 15 % dari Sejarah tersebut
Semoga bermanfaat untuk keluarga Ahlulbait bil kuhsus Syarwani
Selengkapnya
Keluarga Syarwani Pontianak
Klik Link dibawah ini, ...
Klik >> : Syarwani di Kesultanan Pontianak
Keturunan dari :
38. Syarif Husein (Amir Hijaz). 39. Syarif Abdullah Al-Awwal,
40. Syarif Thalal , 41. Syarif Husein,
42. Raja Abdullah II (Raja Yordania)
MAKTAB NANGQ 1857
Dewan Pimpinan Pusat Pontianak
Kantor Pemeliharaan Dan Statistik Sejarah Ahlulbait
Pangeran Bendahara Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri
Ref klik >>:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar