Cari thema tulisan dan judul artikel disini

Rabu, 10 Juli 2024

RIWAYAT PANGERAN SYARIF MUHAMMAD SYAFARUDIN NAJAMUDDIN

 MANAQIB

PANGERAN HADIWIJAYA KESUMAWIJAYA 

SYARIF MUHAMMAD SYAFARUDIN NAJAMUDDIN 

BIN SULTAN ABDURAHMAN ALKADRI

 

Pangeran Hadikarya Wijayakesuma Tujuh 
Asyayyid Syarif Norliansyah Alkadri 
Bin Syarif Abdul Mu’in  Alkadri 




    Silakan yang merasa sebagai keturunan ini untuk menyimpan dan menyampaikan kepada keluarganya, agar mengetahui Manaqib Sejarah leluhurnya


Code 36. 1068.1.  67. 22.

3.  Pangeran Hadiwijaya Wijayakesuma  Syarif Muhammad Syafaruddin Najamuddin bin Sultan Abdurahman Alkadri bin Sayid Husein Alkadri Jamalullail

 

Terkenal sebagai Pangeran Najamuddin ( Penyebar Agama yang tajam lurus)

 

     Masyarakat Banjar Martapura dan Sekumpul saat itu menyebut beliau Waliyul Najam Qadriah Aceh ( Wali Aceh yang berasal dari Kesultanan Pontianak) ketika Sultan Sa'ad Banjar  menjabat Sebagai Sultan Banjar

 

1.  Menaikkan Kubah Musholah Al hikmah dengan memutar telunjuk jarinya., sehingga kubah ikut berputar dan terangkat sampai di tapak kubah musholah Al hikmah.,

sekarang sudah menjadi Masjid Al hikmah daerah Martapura

 

2.  Menaikan kubah musholah Nurul Iman Pidie Aceh dengan membacakan Sholawat Qadriah secara berjama'ah di pimpin oleh Pangeran Najamudin Qadri Aceh

 

Keturunan ini sudah terdaftar di

 

MAKTAB NANGQ 1857 M - 1278 H.,  melalui catatan tua Bendahara Ahmad bin Sultan Abdurahman Alkadri 1873 M - 1294 H

 

Masuk dalam dokumen induk Maktab NanGq 1857 M - 1278 M

 

Oleh Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far bin Sultan Hamid I Alkadri

 

1.  Pendataan ulang Bye Syarif Ibrahim bin Ahmad bin Usman bin Thaha Kholil bin Usman bin Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far bin Sultan Hamid I Alkadri 1965 M - 1294 H.

 

2.  Pendataan ulang Bey Syarif Ibrahim bin Ahmad 1983 M - 1404 H

 

3.  Pendataan Ulang By Syarif Ibrahim bin Ahmad  2015 M - 1436 H., 

Kemudian pada 07 Julqaidah 1436 H - 2015 M.,  Beliau wafat dan di makamkan di atas Puncak Gunung Sahabat IV Gunung Peniraman berdampingan dengan makam kakek dan nenek beliau Syarif Usman bin Thaha Kholil dan Syarifah Siti Aminah binti Syarif Abu Bakar Laksamana IV cicit dari Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar bin Sayid Husein Mufthi Mempawah

 

Sebagai generasi ke VI ( 6)  Pengurus Maktab NanGq 1857 M - 1278 H

 

   Managib Pangeran Hadiwijaya Kesuma Syarif Muhammad Syafaruddin Najamudin bin Sultan Abdurahman Alkadri.,  merupakan penyatuan Silsilah Nasab dengan Manaqib agar sejarah kehidupan beliau tidak terpisah dengan Manaqib., Oleh Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far bin Sultan Hamid I.,  untuk mempermudah keturunan beliau menelusuri sejarahnya.,  sehingga dalam buku induk Maktab NanGq 1857 M - 1278 M.,  langsung di ketahui Nasab dan Manaqibnya., yang sebelumnya terpisah - pisah dari beberapa sumber catatan maupun cerita lisan ke lisan yang telah beliau teliti dan di salin ulang sejak 1900 M -  1912 M - ( 1321 H -  1390 H)

 

Bey Syarif Ibrahim bin Ahmad Aljadri Generadi ke VI ( 1963 M - 2025 M) - ( 1384 H - 1436 H) Kepengurusan Maktab NanGq 1857 M - 2278 H

 

Pangeran Bandahara Tua Tujuh
Syarif Syariful Nurghilah Alkadri
Bin Syarif Arif Chandra Alkadri




Kode 36. 1068.1.  67. 22.

 

PANGERAN HADIWIJAYA KESUMAWIJAYA SYARIF MUHAMMAD SYAFARUDIN NAJAMUDDIN BIN SULTAN ABDURAHMAN ALKADRI

 

Anak ke 67 Sultan Abdurahman bin Sayid Husein Mufthi Mempawah

 

Ibunda Nyai Putri Cut Mutiah binti Tengku Musafa  Pidie Aceh.,  

Istri yang ke 22 Sultan Abdurahman Alkadri Jamallullail

 

Lahir  Pidie Aceh 27 Rabiul Awal  1216 H - 1795 M dan

Wafat Pidie Aceh 9 Muharam 1300 H - 1876 M

 

Dalam usia 81 Tahun

 

Ibu Kandung Nyai Putri Cut Mutiah binti Tengku Mustafa Pidie Aceh., istri ke 22 Sultan Abdurahman Alkadri Jamalullail

 

Istri - istri Pangeran Hadikarya Wijayakesuma Syarif Muhammad Syafarudin  Najamudin bin Sultan Abdurahman Alkadri

 

1.  Tengku Cut Aisah binti Tengku Abdul majid Pidie Aceh

2.  Inche Patimah binti Arsyad Albanjari Martapura

 

Anak - anak Pangeran Hadikarya Wijayakesuma Syarif Muhammad Syafarudin Najamudin bin Sultan Abdurahman Alkadri

 

1 37.1. 1068.1.67. 22.  Syarif Abdullah bin Muhammad Syafarudin Najamudin Alkadri

 

Keturunan sudah terkonfirmasi

 

2. 37.2.  1068.1. 67. 22.  Syarif Zein bin Muhammad Syafarudin Najamudin Alkadri

 

keturunan sudah terkonfirmasi

 

3. 37.4. 1068. 1. 67. 22.  Syarif Ghasem bin Muhammad Syafaruddin Najamudin Alkadri

 

keturunan sudah terkonfirmasi

 

4. 37. 6. 1068. 1. 67. 22.  Syarif Husein bin Muhammad Syafaruddin Najamuddin Alkadri

 

keturunan sudah terkonfirmasi

 

5. 14. 1068. 1. 67. 22.  Syarif Muhammad Ali ( Ali Alkadri)  bin Muhammad Syafarudin Najamudin Alkadri

 

Keturunan sudah terkonfirmasi

 

6.    Keturunan yang belum terkonfirmasi dalam rahasia dokumen Maktab NanGq 1857

 

Lencana Panglima dan Pangeran
Bangsawan Kesultanan Pontianak
Keturunan Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah



Sejarah Hidupnya : 


Ketika berumur 18 tahun Pangeran Najamudin menikah dengan Tengku Cut Aisyah binti Tengku Abdulmajid Pidie Aceh

 

    Dari pernikahan ini beliau memperoleh anak sebanyak 9 orang., kemudian pada umur 35 tahun beliau di panggil untuk melanjutkan perdagangan almarhum  ayahnya Sultan Abdurahman Alkadri untuk datang ke Pontianak.,  


Dari aceh beliau berangkat ke pulau jawa terlebih dahulu baru menyeberang melalui pelabuhan batavia menuju pelabuhan Senghi yang pelayaranya sudah aktif.,  walau hanya sebulan sekali

 

Dari pertemuan keluarga inilah Pangeran Najamudin mendapat tugas untuk berangkat ke Kampung Banjar untuk membantu mengurus perdagangan di pulau Boerneo bagian Selatan.,  

 

Dengan melanjutkan pelayaran melalui pesisir pantai agar lebih aman

 

Keberangkatan beliau dari Aceh dengan membawa 3 orang anak laki - laki beliau dan 1 anak perempuan beliau

 

1. Abdullah bin Pangeran Najamudin Alkadri

2. Zein bin Pangeran Najamudien Alkadri

3. Muhammad Ali Alkadri ( Ali Alkadri bin Pangeran Najamudin Alkadri )  dan

4. Zahara Alkadri

 

Setelah menetap hampir 1 tahun 

    Kemudian Pangeran Najamudin menikah lagi setelah mendengar istrinya Tengku Cut Aishah Pidie Aceh meninggal dunia karena sakit. Beliau tidak dapat menemui nya karena tugas yang di berikan almarhum ayahnya Sultan Abdurahman Alkadri membantu perdagangan dan membawa barang dagang dari pulau ke pulau untuk wilaysh Boerneo Selatan ( Sekarang Kalsel)

 

Sebab adik - adik beliau dari lain ibu yang ada di Martapura memiliki tugas masing - masing dari almarhum  ayahnya Sultan Abdurahman

 

      Beliau menetap di Martapura kemudian menikah dengan seorang gadis bernama Patimah binti Arsyad Albanjari dan memiliki 5 orang anak yang tinggal di martapura

 

    Dengan adanya tugas berlayar membawakan barang dagangan tersebut beliau gunakan juga untuk berda'wah sambil berdagang,  selain itu beliau juga menyempatkan diri untuk berdagang secara pribadi dengan menjual pakaian dan minyak wangi yang di datangkan dari Mekah lewat Aceh.,  Sebab saat itu orang - orang sering berdagang keluar masuk Mekah untuk berhaji dan berdagang

 

Modal awal yang beliau dapatkan dengan mengumpulkan hasil pemberian almarhum ayahnya Sultan Abdurrahman Alkadri.,  dari hasil pekerjaan membawakan barang dagangan Ayahnya

 

Sebab saat itu lebih dari 17 armada kapal almarhum  Sultan Abdurahman Alkadri yang berlabuh di Banjarmasin

 

     untuk menyalurkan barang dagangan hinga ke Palangkaraya,  Samarinda,  Kutai Kartenegara,  karena di Kutai Kartenegara ada paman Beliau Syarif Ahmad bin Sayid Husein yang di Kenal sebagai Pangeran Giri Kutai Kartenegara

 

    Untuk wilayah Martapura selain berdagang menjual pakaian dan minyak beliau juga berda'wah sampai menjual barang dagangan terkadang minyak wangi dan pakaian beliau hutangkan.,dengan perjanjian 3 bulan beliau datang kembali,


sementara orang yang sudah mahir belajar dengan beliau di suruh melanjutkan apa yang beliau ajarkan sambil melihat catatan kitab yang pernah di ajarkan,  kemudian mereka yang sudah mahir ini mendapat gelar penghulu pengajian,  demikian setiap selesai urusan membawa dagangan almarhum ayahnya Sultan Abdurahman kesempatan waktu - waktu kosong beliau gunakan untuk menjual barang dagangan pribadinya sambil berda'wah

 

     Ketika beliau kembali untuk berda'wah kampung yang pernah mengambil hutang barang.,  maka orang atau jama'ah majelis beliau ingin membayar hutang.,  beliau bertanya kapan saya mengutangkan saudara,  di jawab 5 bulan yang lalu,  dan di beri waktu 3 bulan.,  


    Beliau berkata bukankah ini sudah lewat 5 bulan,  bearti hutang saudara sudah lunas semua,  karena saya tidak tepat janji kepada saudara., 

maka murid - murid beliu heran.  

Demikianlah kelurusan Pangeran Najamudin sehingga beliau di Juluki sebagai Pangeran Najamudin

 

Pangeran Hadikarya Wijayakesuma Negara Tujuh 
Asyayyid Syarif Jazuli Rahman Alkadri 
Bin Syarif Shadri Alkadri


    Ketika Pangeran Najamudin umur 47 tahun ( 1363 H - 1842 M)  jama'ah Martapura ingin mendirikan Musholah Al - Hikmah.,  Karena kesibukan beliau berdagang dan berda'wah beliau hanya memberi satu buah batu intan untuk di jual.,  dari hasil penjualan tersebut ternyata hampir mencukupi biaya pembangunan Musholah Alhikmah tersebut.,  dan masyarakat sekitar tidak banyak lagi menambah

 

     Ketika akan menaikan kubah batu yang terbuat dari semen dan batu.,  seluruh kubah sudah di beri tali dan siap di angkat sementara di atas Musholah sudah ada yang menunggu.,  


Ketika Pangeran Najamudin datang beliau menawarkan untuk membantu

 

   Setelah di setujui masyarakat yang sedang bergotong royong untuk menaikan kubah justru beliau menyuruh melepaskan seluruh ikatan.,  sehingga mereka agak bingung dan enggan untuk melepasnya. akan tetapi karena yang menyuruh di anggap sebagai sesepuh maka ikatan pun di lepas.,  


Kemudian Pangeran Najamudin Sholat 2 raka'at, setelah selesai Sholat beliau menghadap ke kubah

 

    Sambil memutar tangannya yang berlawanan dengan jarum jam., 

   sehingga menderulah angin menerpa kubah tersebut., jari beliau memutar semangkin kencang hingga deru anginpun semakin kencang dan kubah terangkat dengan perlahan dan mengikuti gerak memutar seperti putaran jari beliau hingga kubah terangkat sampai di atas menara musholah alhikmah

 

     Untuk mengenang peristiwa tersebut kemudian masyarakat membuat kubah kecil yang memiliki rongga angin sehingga kubah seng tersebut akan berputar ketika ada angin

 

sejak saat itu masyarakat Martapura dan Banjar memanggil beliau dengan Wali Najam

 

    Setelah berita tersebut tersebat hingga di Pidie Aceh., masyarakat Pidie juga mengatakan beliau juga pernah menaikkan kubah musholah nurul iman pidie aceh dengan membaca  Sholawat Qadriah sebanyak 40 orang yang membacanya di pimpin oleh Pangeran Najamudin Alkadri., sehingga kubah tersebut terangkat memutar dan naik di atas musholah tersebut tanpa bantuan tenaga manusia ., demikian kelebihan dan kedermawanan pangeran Najamudin

 

     Pada usia beliau 50 tahun 1266 H - 1845 M beliau kembali lagi di Pidie Aceh sementara anak - anak beliau sudah menikah semua di negeri Banjar Martapura.  Belliau wafat di Aceh pada : 9 Muharam 1300 H - 1876 M dalam usia 81 tahun

 

   Keturunan Pangeran Hadiwijaya Kesuma Syarif Muhammad Syafarudin Najamudin bin Sultan Abdurahman Alkadri banyak terdapat di Kalsel,  Kalteng,  Kaltim,  Kaltara

 Belum terdeteksi:,  di Kalbar,  Sumatra,  NTB,  NTT termasuk Pulau Jawa dan Aceh

 

Demikian semoga bermanfaat

 

Pangeran Laksamana Hadikarya Wijayakesuma Wiranegara Tujuh 
Komisaris Polisi “KOMPOL” 
Drs. Asyayyid Syarif Ahmad Alkadri., S.H., M.H. 
Bin Syarif Abu Bakar Alkadri



MAKTAB NANGQ 1857

Dewan Pimpinan Pusat

   Silakan yang merasa sebagai keturunan ini untuk menyimpan dan menyampaikan kepada keluarganya, agar mengetahui Manaqib Sejarah leluhurnya

Selasa, 09 Juli 2024

RIWAYAT SAYYID SIHABUDIN BIN AYUB

MANAQIB

38. 3. 1069. 2. SIHABUDIN BIN AYUB 



Makam Sayyid Sihabuddin bin Ayub


اذكروا أن آباءكم لا يموتون أبدا، إنما تموت أجسادهم، فإذا كنتم لا تعرفونهم وتريدون أن تعرفوا آباءكم، فاقرأوا جملتي الشهادتين سبع مرات، الصلاة على النبي محمد رسول الله سبع مرات، وسورة الفاتحة سبع مرات حتى يظهروا أمامكم، وإن كنتم لا ترونهم، فإنهم يرونكم، وتشعرون بحضور آبائكم، لأن ذلك سبيل الله ورسولكم، ولا تضلوا طريقكم استمع لكلام بولان بن حتى لو كانوا لا يعرفون آباءك السابقين، فإن كانوا يعرفون، فاستدعاء شاهدين يعرفان والدك، وإذا كان هؤلاء الشهود لا يعرفون، فابحث عن من يفهم ليقدم آباءك فإن هذا هو السبيل، سيهديكم الله ورسولكم». "فَاتَّقُوا آبَاءَكُمْ وَآبَاءَكُمْ وَلاَ تَرْتُلُوا عَنْهُمْ فَيَوْلِبْنَّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُكُمْ."


“Ingatlah oleh mu Sesunggunya Bapak – Bapak mu tidak pernah mati, yang mati hanya jasadnya, maka jika kamu tidak mengetahui mereka sementara kamu ingin mengetahui Bapak – Bapak mu, 

Maka bacakanlah oleh  Mu

1.  Dua kalimat syahadat tujuh kali, 

2. Sholawat atas Nabi Muhammad Rasullullah tujuh kali dan

3.  Surah Alfatikha  tujuh kali sampai mereka hadir di hadapan mu, 


   Sekalipun kamu tidak melihatnya tetapi mereka melihat mu dan kamu merasakan kehadiran Bapak – bapak mu itu, sebab itulah jalan Allah dan Rasulmu, dan jangalah kamu tempuh dengan jalan yang batil dengan mendengarkan perkataan pulan bin pulan sedang mereka tidak mengetahui Bapak – bapak mu yang terdahulu, jika mereka mengetahui maka panggilah dua orang saksi yang mengetaui diri Bapak mu, dan seandainya saksi – saksi itu juga tidak mengetahui maka carilah orang yang mengerti untuk menghadirkan Bapak – Bapak mu, karena itulah jalan Allah dan Rasul mu yang memberi petunjuk untuk mu,”. Kemudian berwasilahlah kamu kepada kedua orang tua mu (Bapak Ibu mu) dan Bapak – bapak mu dan janganlah kamu berpaling darinya, maka Allah dan Rasulmu juga akan berpaling darimu”


""سيكونون وسطاء لكم في كل سبع سنوات (مرة 700 سنة) الناس الذين يريدون الله. ليعرف سبحانه آباءكم وهم محمد رسول الله الذي صحح أهل نسبه إلى آدم. AS وبعد يأتي شخصان بعد كل سبع سنوات (مرة 700 سنة) فإذا جاء الوقت وأنت في زمانهم، فتعال إليهم وأصلح خبيرك، فإن الله قد استودع خبيرك الذي سيظهر بين يديه أنت فلا تتحيز له. "إن الشياطين (الجن) لا يستطيعون أن يغيروا أنفسهم كخبراء لرسول الله صلى الله عليه وسلم، فلعنتم بعهد الله ورسولكم".


“Akan datang orang – orang yang menjadi perantara mu setiap tujuh windu sekali (700 Tahun sekali) orang- orang yang di wasiatkan Allah. SWT untuk mengetahui Bapak – bapak mu yaitu Muhammad Rasullullah yang memperbaiki Ahlul Nasabnya hingga ke Adam. AS 


Dan setelah itu akan datang dua orang kembali setelahnya setiap tujuh windu sekali (700 Tahun sekali) jika sudah datang masanya dan kamu hidup di masa mereka datangilah mereka dan perbaikilah Ahli mu, 


Karena di tangannya telah Allah tittip Ahli mu yang akan hadir di hadapan mu, maka janganlah kamu berprasangka buruk kepadanya. Sesungguhnya Syaitan – syaitan itu ( Jin – jin itu) tidak mampu merubah dirinya sebagai Ahli Rasullullah Shalullahi Alaihi Wasalam, maka terkutuklah kamu kepada titipan Allah dan RasulMu”


Pangeran Bendahara Tua 
Syarif Ja"far bin Sultan Hamid I Akadri



Riwayat : 

38. 3. 1069. 2. SIHABUDIN BIN AYUB, BIN RADEN PANGERAN ADIWIJAYA SABAMBAN SYARIF SIRAJUDDINSYAH, BIN PANGLIMA HITAM PAKU ALAM SEGERAM NATUNA SYARIF IBRAHIM ALKADRI, BIN SAYYID ABUBAKAR, BIN SAYYID HUSEIN TUAN BESAR MEMPAWAH


Lokasi Pemakaman Pangeran Sultan Syarif Ali Alidrus

Lokasi ini hanya ada  Keluarga besar


1.  Keluarga Alaydrus

2.  Keluarga Alkadri

3.  Keluarga Albanjari

4.  Keluarga Aladeni jalur keluarga Opu Daeng Manambong yang menetap di Ulu Sulawesi Selatan sebagai yang ikut ke Samban karena adanya pernikahan tersebut


Raja atau Sultan dan pendiri Kerajaan Banjar Sabamban Sharif Ali bin Sultan Abdurahman Alaydrus.,  Ibunda Pangeran Syarif Ali Alidrus adalah Syarifah Aisyah binti Sultan Abdurahman Alkadri Pendiri Kesultanan Pontianak 


Setelah menjadi Raja beliau bergelar Pangeran Syarif Ali Alidrus Lanschap Sabamban atau Kerajaan Sabamban 17 Agustus 1787 M - 1208 H.,  masuk dalam wilayah Boeneo Timur ( Sekarang Provinsi Kalimantan Selatan) 


Setelah menjadi Raja ( Sultan).,  beliau menikah lagi dengan 5 orang perempuan yaitu 

1.  Putri Sultan Adam Raja ke IV Kesultanan Banjar

2. Putri Kesultanan Bugis di Sulawesi Selatan yang masih berhubungan satu garis keturunan dengan Opu Daeng Manambong Raja Mempawah

3.  Putri dari Kesultanan Bone yang juga di Sulawesi Selatan

4.  Putri Pengusaha Batulicin Putri Peta Walu'e yang memiliki banyak anak 6 orang putra putri dan 

5.  Keluarga keturunan bugis Bone Sulawesi Selatan yang dinikahi Pangeran Syarif Ali Alidrus Sabamban


 yang sebelumnya di Kesultanan Kubu Borneo Barat ( Sekarang Provinsi Kalimantan Barat) telah memiliki seorang istri dan 2 anak Laki - laki


Kerajaan Kubu dalam Sejarah



     Kemudian Beliau Hijrah ke Sabamban dengan membawa rombongan karena konplik Keluarga dari Kubu. Dalam rombongan tersebut ikut beberapa orang Keluarga Alkadri dari anak - anak Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar bin Sayid Husein Alkadri. Tuan Besar Mempawah


     Yang memang sudah terjadi hubungan kekeluargaan sebelumnya.,


   Yaitu Syarif Ibrahim bin Panglima Laksamana I Syarif Abu bakar., menikah dengan Syarifah Aminah binti Pangeran Syarif Ali Alidrus dan memiliki beberapa keturunan


     Ketika anak - anaknya menginjak usia dewasa,  ada yang menikah lagi dengan keturunan Pangeran Syarif Ali Alidrus.,  diantaranya Syarif Sirajudiensyah bin Ibrahim yang bergelar : Raden Pangeran Adiwijaya Sabamban I, menikah dengan Syarifah Nuswainah binti Yasin Alidrus, menurunkan keturunan diantaranya bernama : Syarif Abdullah Alkadri. ( Keturunan ini ditemukan di Babel, Pangkal Pinang, dll ) 


    Setelah mengantarkan rombongan dan menetap cukup lama baru kemudian beliau, - Syarif Ibrahim bin Abubakar -  hijrah di kepulauan Natuna di Kampung Segeram pada sekitar tahun 1799 M, setelah menetap di Sabamban selama sekitar :  17 Agustus 1787 M, - hingga tahun : 1799 M, -- 12 tahun di Sabamban. 


    Beliau kemudian dikenal dengan gelar:  Panglima Hitam Paku Alam Segeram yang wafat pada  tahun 1857 M, dan dimakamkan di Kampung Segeram bersama istri beliau putri Pangeran Syarif Ali Alidrus bernama : Syarifah Aminah binti Ali Alidrus. 


Sejarah Sabamban 


HIKAYAT RADEN  SYARIF SIHABUDDIN BIN AYUB ALKADRI


Raden Adiwijaya III Sabamban Syarif Sihabudin Alkadri

Bin Raden Adiwijaya II Ayub  Alkadri

Bin Raden Pangeran Adiwijaya Sabamban I Syarif SirajuddinSyah Alkadri 

(Nama Ibu : Syarifah  Aminah binti Pangeran Syarif Ali Alidrus. Makam di Segeram)

Bin Sayyid Ibrahim Alkadri Panglima Hitam Paku Alam Segeram Natuna


Lahir 19 Muharam 1224 H -   1803 M dan  Wafat 16 Rajab 1277 H - 1856 M

Dalam usia yang masih muda 53 Tahun


    Beliau adalah Mufthi terakhir menjabat selama 3 tahun.,  setelah selamat dari kejaran Belanda 1274 H - 1853 M


   Dengan cara menyelamkan diri dari sungai Kalua kemudian memunculkan diri di sungai Keluang Babirik Amuntai.,  dalam keadaan yang sangat lemah kemudian di bantu masyarakat Babirik.,  


Sedikit melengkapi manakif Datu Sihabuddin yang di peroleh dari kerabat keluarga,,,, 


   Di sa'at terjadi nya pertempuran dengan belanda, Datu Sihabuddin waktu itu sempat tertangkap dan ingin di tawan, namun beliau melakukan perlawanan, dengan hanya menggunakan sebelah keris log Tujuh beliau berhasil menusukkan keris tersebut kepada tentara belanda,,,


 Walau hanya tertusuk sekitar 5 cm namun tentara belanda tersebut mati dan Datu Sihabuddin menceburkan diri ke sungai paya kalua, menyelam ke hilir sungai   hingga sampai di sungai luang Babirik atau sungai Babirik,,, 


 Ketika sampai dan menimbulkan diri dari dalam air, Rambut Datu Sihabuddin yang panjangnya sampai mata kaki di bersihkan dari banyaknya akar Eceng gonduk ( elong) oleh kerabat keluarga yang bernama Fatimah dari sanak kerabat Datu Hamdan,, 


Datu Sihabuddin ada panggilan dari keluarga besar di masa itu dengan sebutan KERABAT CUCU SEPULUH,  tapi ada juga yang mengatakan KERABAT SEPULUH, itu dulu yang dapat ulun sampaikan  ( Dari Sayyid Syamsudin, keturunan Sayyid HAMDA bin AYUB)


     Setelah merasa cukup sehat baru beliau berangkat kembali ke Sabamban untuk menemui orang tua beliau Raden Ayub.,  yang saat itu sudah mulai sakit - sakitan.,  Raden Ayub Alkadri saat itu merupakan sesepuh dari Kesultanan Sabamban yang di Percaya Pangeran Syarif Ali Alidrus


Setelah ayahnya meninggal 1274 H - 1856 M., dan di makamkan di pagar ujung atas wasiat almarhum ketika masih hidup Kemudian Raden Syarif Sihabuddin di angkat menjadi Mufthi 1274H - 1853 M


 Namun baru 3 tahun menjabat, beliau wafat pada 1856 M


    Kemudian untuk penghargaan dan penghormatan kepada beliau, Sultan Syarif Ali meminta makam beliau di buat lebih besar seperti maqam yang ada di Kesultanan Pontianak dan melarang maqam lain lebih besar dari beliau termasuk beliau sendiri., 


   Demikian penghargaan Sultan Ali Alidrus kepada keluarga Alkadri sekaligus juga penghargaan kepada ibunda nya : Syarifah Aisyah binti Sultan Abdurahman Alkadri, bin Sayid Husein Alkadri Jamallullail


Raden Pangeran Sihabuddin meninggalkan istri bernama


Patimah Arsyad Albanjari juga berada satu komplek dengan beliau dan dan meninggalkan 7 orang anak di antaranya yang sudah terkonfirmasih baru 4 orang



38. 3. 1069. 2. SIHABUDIN BIN AYUB 

Kode : 1. 39.  1069. 2.  


1. Raden Pangeran Hamdan bin Sihabuddin Alkadri dan 


2.  Raden Pangeran Umarsyah bin Sihabuddin Alkadri


3. Raden Pangeran Hamda


4. Raden Pangeran  Haji Muhammad Saleh


5.  Yang belum ter konfirmasi dalam rahasia Maktab NanGq 1857


Demikian semoga menjadi renungan keluarga Alkadri


   Dan di minta keluarga Alkadri Kalimantan Selatan untuk menindak tegas pelaku pengalihan Marga tersebut karena mereka adalah oknum yang merusak


BACA SELENGKAPNYA DISINI >> : 

 (  Riwayat Keluarga Alidrus Sabamban  )


Ziarah Kubro Sultan Kubu Tua