Cari thema tulisan dan judul artikel disini

Selasa, 09 Juli 2024

RIWAYAT SAYYID SIHABUDIN BIN AYUB

MANAQIB

38. 3. 1069. 2. SIHABUDIN BIN AYUB 



Makam Sayyid Sihabuddin bin Ayub


اذكروا أن آباءكم لا يموتون أبدا، إنما تموت أجسادهم، فإذا كنتم لا تعرفونهم وتريدون أن تعرفوا آباءكم، فاقرأوا جملتي الشهادتين سبع مرات، الصلاة على النبي محمد رسول الله سبع مرات، وسورة الفاتحة سبع مرات حتى يظهروا أمامكم، وإن كنتم لا ترونهم، فإنهم يرونكم، وتشعرون بحضور آبائكم، لأن ذلك سبيل الله ورسولكم، ولا تضلوا طريقكم استمع لكلام بولان بن حتى لو كانوا لا يعرفون آباءك السابقين، فإن كانوا يعرفون، فاستدعاء شاهدين يعرفان والدك، وإذا كان هؤلاء الشهود لا يعرفون، فابحث عن من يفهم ليقدم آباءك فإن هذا هو السبيل، سيهديكم الله ورسولكم». "فَاتَّقُوا آبَاءَكُمْ وَآبَاءَكُمْ وَلاَ تَرْتُلُوا عَنْهُمْ فَيَوْلِبْنَّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُكُمْ."


“Ingatlah oleh mu Sesunggunya Bapak – Bapak mu tidak pernah mati, yang mati hanya jasadnya, maka jika kamu tidak mengetahui mereka sementara kamu ingin mengetahui Bapak – Bapak mu, 

Maka bacakanlah oleh  Mu

1.  Dua kalimat syahadat tujuh kali, 

2. Sholawat atas Nabi Muhammad Rasullullah tujuh kali dan

3.  Surah Alfatikha  tujuh kali sampai mereka hadir di hadapan mu, 


   Sekalipun kamu tidak melihatnya tetapi mereka melihat mu dan kamu merasakan kehadiran Bapak – bapak mu itu, sebab itulah jalan Allah dan Rasulmu, dan jangalah kamu tempuh dengan jalan yang batil dengan mendengarkan perkataan pulan bin pulan sedang mereka tidak mengetahui Bapak – bapak mu yang terdahulu, jika mereka mengetahui maka panggilah dua orang saksi yang mengetaui diri Bapak mu, dan seandainya saksi – saksi itu juga tidak mengetahui maka carilah orang yang mengerti untuk menghadirkan Bapak – Bapak mu, karena itulah jalan Allah dan Rasul mu yang memberi petunjuk untuk mu,”. Kemudian berwasilahlah kamu kepada kedua orang tua mu (Bapak Ibu mu) dan Bapak – bapak mu dan janganlah kamu berpaling darinya, maka Allah dan Rasulmu juga akan berpaling darimu”


""سيكونون وسطاء لكم في كل سبع سنوات (مرة 700 سنة) الناس الذين يريدون الله. ليعرف سبحانه آباءكم وهم محمد رسول الله الذي صحح أهل نسبه إلى آدم. AS وبعد يأتي شخصان بعد كل سبع سنوات (مرة 700 سنة) فإذا جاء الوقت وأنت في زمانهم، فتعال إليهم وأصلح خبيرك، فإن الله قد استودع خبيرك الذي سيظهر بين يديه أنت فلا تتحيز له. "إن الشياطين (الجن) لا يستطيعون أن يغيروا أنفسهم كخبراء لرسول الله صلى الله عليه وسلم، فلعنتم بعهد الله ورسولكم".


“Akan datang orang – orang yang menjadi perantara mu setiap tujuh windu sekali (700 Tahun sekali) orang- orang yang di wasiatkan Allah. SWT untuk mengetahui Bapak – bapak mu yaitu Muhammad Rasullullah yang memperbaiki Ahlul Nasabnya hingga ke Adam. AS 


Dan setelah itu akan datang dua orang kembali setelahnya setiap tujuh windu sekali (700 Tahun sekali) jika sudah datang masanya dan kamu hidup di masa mereka datangilah mereka dan perbaikilah Ahli mu, 


Karena di tangannya telah Allah tittip Ahli mu yang akan hadir di hadapan mu, maka janganlah kamu berprasangka buruk kepadanya. Sesungguhnya Syaitan – syaitan itu ( Jin – jin itu) tidak mampu merubah dirinya sebagai Ahli Rasullullah Shalullahi Alaihi Wasalam, maka terkutuklah kamu kepada titipan Allah dan RasulMu”


Pangeran Bendahara Tua 
Syarif Ja"far bin Sultan Hamid I Akadri



Riwayat : 

38. 3. 1069. 2. SIHABUDIN BIN AYUB, BIN RADEN PANGERAN ADIWIJAYA SABAMBAN SYARIF SIRAJUDDINSYAH, BIN PANGLIMA HITAM PAKU ALAM SEGERAM NATUNA SYARIF IBRAHIM ALKADRI, BIN SAYYID ABUBAKAR, BIN SAYYID HUSEIN TUAN BESAR MEMPAWAH


Lokasi Pemakaman Pangeran Sultan Syarif Ali Alidrus

Lokasi ini hanya ada  Keluarga besar


1.  Keluarga Alaydrus

2.  Keluarga Alkadri

3.  Keluarga Albanjari

4.  Keluarga Aladeni jalur keluarga Opu Daeng Manambong yang menetap di Ulu Sulawesi Selatan sebagai yang ikut ke Samban karena adanya pernikahan tersebut


Raja atau Sultan dan pendiri Kerajaan Banjar Sabamban Sharif Ali bin Sultan Abdurahman Alaydrus.,  Ibunda Pangeran Syarif Ali Alidrus adalah Syarifah Aisyah binti Sultan Abdurahman Alkadri Pendiri Kesultanan Pontianak 


Setelah menjadi Raja beliau bergelar Pangeran Syarif Ali Alidrus Lanschap Sabamban atau Kerajaan Sabamban 17 Agustus 1787 M - 1208 H.,  masuk dalam wilayah Boeneo Timur ( Sekarang Provinsi Kalimantan Selatan) 


Setelah menjadi Raja ( Sultan).,  beliau menikah lagi dengan 5 orang perempuan yaitu 

1.  Putri Sultan Adam Raja ke IV Kesultanan Banjar

2. Putri Kesultanan Bugis di Sulawesi Selatan yang masih berhubungan satu garis keturunan dengan Opu Daeng Manambong Raja Mempawah

3.  Putri dari Kesultanan Bone yang juga di Sulawesi Selatan

4.  Putri Pengusaha Batulicin Putri Peta Walu'e yang memiliki banyak anak 6 orang putra putri dan 

5.  Keluarga keturunan bugis Bone Sulawesi Selatan yang dinikahi Pangeran Syarif Ali Alidrus Sabamban


 yang sebelumnya di Kesultanan Kubu Borneo Barat ( Sekarang Provinsi Kalimantan Barat) telah memiliki seorang istri dan 2 anak Laki - laki


Kerajaan Kubu dalam Sejarah



     Kemudian Beliau Hijrah ke Sabamban dengan membawa rombongan karena konplik Keluarga dari Kubu. Dalam rombongan tersebut ikut beberapa orang Keluarga Alkadri dari anak - anak Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar bin Sayid Husein Alkadri. Tuan Besar Mempawah


     Yang memang sudah terjadi hubungan kekeluargaan sebelumnya.,


   Yaitu Syarif Ibrahim bin Panglima Laksamana I Syarif Abu bakar., menikah dengan Syarifah Aminah binti Pangeran Syarif Ali Alidrus dan memiliki beberapa keturunan


     Ketika anak - anaknya menginjak usia dewasa,  ada yang menikah lagi dengan keturunan Pangeran Syarif Ali Alidrus.,  diantaranya Syarif Sirajudiensyah bin Ibrahim yang bergelar : Raden Pangeran Adiwijaya Sabamban I, menikah dengan Syarifah Nuswainah binti Yasin Alidrus, menurunkan keturunan diantaranya bernama : Syarif Abdullah Alkadri. ( Keturunan ini ditemukan di Babel, Pangkal Pinang, dll ) 


    Setelah mengantarkan rombongan dan menetap cukup lama baru kemudian beliau, - Syarif Ibrahim bin Abubakar -  hijrah di kepulauan Natuna di Kampung Segeram pada sekitar tahun 1799 M, setelah menetap di Sabamban selama sekitar :  17 Agustus 1787 M, - hingga tahun : 1799 M, -- 12 tahun di Sabamban. 


    Beliau kemudian dikenal dengan gelar:  Panglima Hitam Paku Alam Segeram yang wafat pada  tahun 1857 M, dan dimakamkan di Kampung Segeram bersama istri beliau putri Pangeran Syarif Ali Alidrus bernama : Syarifah Aminah binti Ali Alidrus. 


Sejarah Sabamban 


HIKAYAT RADEN  SYARIF SIHABUDDIN BIN AYUB ALKADRI


Raden Adiwijaya III Sabamban Syarif Sihabudin Alkadri

Bin Raden Adiwijaya II Ayub  Alkadri

Bin Raden Pangeran Adiwijaya Sabamban I Syarif SirajuddinSyah Alkadri 

(Nama Ibu : Syarifah  Aminah binti Pangeran Syarif Ali Alidrus. Makam di Segeram)

Bin Sayyid Ibrahim Alkadri Panglima Hitam Paku Alam Segeram Natuna


Lahir 19 Muharam 1224 H -   1803 M dan  Wafat 16 Rajab 1277 H - 1856 M

Dalam usia yang masih muda 53 Tahun


    Beliau adalah Mufthi terakhir menjabat selama 3 tahun.,  setelah selamat dari kejaran Belanda 1274 H - 1853 M


   Dengan cara menyelamkan diri dari sungai Kalua kemudian memunculkan diri di sungai Keluang Babirik Amuntai.,  dalam keadaan yang sangat lemah kemudian di bantu masyarakat Babirik.,  


Sedikit melengkapi manakif Datu Sihabuddin yang di peroleh dari kerabat keluarga,,,, 


   Di sa'at terjadi nya pertempuran dengan belanda, Datu Sihabuddin waktu itu sempat tertangkap dan ingin di tawan, namun beliau melakukan perlawanan, dengan hanya menggunakan sebelah keris log Tujuh beliau berhasil menusukkan keris tersebut kepada tentara belanda,,,


 Walau hanya tertusuk sekitar 5 cm namun tentara belanda tersebut mati dan Datu Sihabuddin menceburkan diri ke sungai paya kalua, menyelam ke hilir sungai   hingga sampai di sungai luang Babirik atau sungai Babirik,,, 


 Ketika sampai dan menimbulkan diri dari dalam air, Rambut Datu Sihabuddin yang panjangnya sampai mata kaki di bersihkan dari banyaknya akar Eceng gonduk ( elong) oleh kerabat keluarga yang bernama Fatimah dari sanak kerabat Datu Hamdan,, 


Datu Sihabuddin ada panggilan dari keluarga besar di masa itu dengan sebutan KERABAT CUCU SEPULUH,  tapi ada juga yang mengatakan KERABAT SEPULUH, itu dulu yang dapat ulun sampaikan  ( Dari Sayyid Syamsudin, keturunan Sayyid HAMDA bin AYUB)


     Setelah merasa cukup sehat baru beliau berangkat kembali ke Sabamban untuk menemui orang tua beliau Raden Ayub.,  yang saat itu sudah mulai sakit - sakitan.,  Raden Ayub Alkadri saat itu merupakan sesepuh dari Kesultanan Sabamban yang di Percaya Pangeran Syarif Ali Alidrus


Setelah ayahnya meninggal 1274 H - 1856 M., dan di makamkan di pagar ujung atas wasiat almarhum ketika masih hidup Kemudian Raden Syarif Sihabuddin di angkat menjadi Mufthi 1274H - 1853 M


 Namun baru 3 tahun menjabat, beliau wafat pada 1856 M


    Kemudian untuk penghargaan dan penghormatan kepada beliau, Sultan Syarif Ali meminta makam beliau di buat lebih besar seperti maqam yang ada di Kesultanan Pontianak dan melarang maqam lain lebih besar dari beliau termasuk beliau sendiri., 


   Demikian penghargaan Sultan Ali Alidrus kepada keluarga Alkadri sekaligus juga penghargaan kepada ibunda nya : Syarifah Aisyah binti Sultan Abdurahman Alkadri, bin Sayid Husein Alkadri Jamallullail


Raden Pangeran Sihabuddin meninggalkan istri bernama


Patimah Arsyad Albanjari juga berada satu komplek dengan beliau dan dan meninggalkan 7 orang anak di antaranya yang sudah terkonfirmasih baru 4 orang



38. 3. 1069. 2. SIHABUDIN BIN AYUB 

Kode : 1. 39.  1069. 2.  


1. Raden Pangeran Hamdan bin Sihabuddin Alkadri dan 


2.  Raden Pangeran Umarsyah bin Sihabuddin Alkadri


3. Raden Pangeran Hamda


4. Raden Pangeran  Haji Muhammad Saleh


5.  Yang belum ter konfirmasi dalam rahasia Maktab NanGq 1857


Demikian semoga menjadi renungan keluarga Alkadri


   Dan di minta keluarga Alkadri Kalimantan Selatan untuk menindak tegas pelaku pengalihan Marga tersebut karena mereka adalah oknum yang merusak


BACA SELENGKAPNYA DISINI >> : 

 (  Riwayat Keluarga Alidrus Sabamban  )


Ziarah Kubro Sultan Kubu Tua 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar