Cari thema tulisan dan judul artikel disini

Sabtu, 27 September 2025

Raden Sayyid Pangeran Sirajudiensyah Alkadri

 By Maktab NanGq 1857 Kesultanan Pontianak




Raden Pangeran Hadikusumojaya 

Prof. Dr. Kurniawansyah. Alkadri, SH., MH., MKn. C. L. A

 Ketua Komisaris Advokat Indonesia Jakarta., Pejabat Notaris di Bangka Belitung  Provinsi Bangka Belit1ung Indonesia 🇮🇩 keturunan dari Raden Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri, 

Makam Panglima Hitam di Segeram Natuna Kepulauan Riau Indonesia 🇮🇩







MAKTAB NANGQ 1857 Dewan Pimpinan Pusat 
Kantor Pemeliharaan Dan Statistik Sejarah Ahlulbait 
Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri Pontianak
 Jalan Seliung Kalimantan Barat



Raden Syarif Hardiansyah Alkadri., SH  Bangka Belitung Provinsi Bangka Belitung Indonesia 🇮🇩 keturunan dari Raden Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri, 
Makam Panglima Hitam di Segeram Natuna Kepulauan Riau Indonesia 🇮🇩



SEJARAH LENGKAP RADEN PANGERAN HADIKUSUMOJAYA SYARIF SYIRAJUDDINSYAH ALKADRI DAN KETURUNANNYA 

Lahir : Sabamban  19 Muharam 1230 H - 1790.M 
Wafat :  Kota Waringin Sampit 16 Rajab 1313  H - 1892  M
Dalam Usia : 83 Tahun
Makam : Pemakaman Tua Nor Agung  Kota Sampit Jalan Gatot Subroto Sawahan Mentawa Baru Ketapang  Kabupaten Kota Waringin Timur Kalimantan Tengah

ISTRI ::

1. Nur Wainah Binti Yasin Alidrus di nikahi 
    di Sabamban 
2. Fatimah Binti Abdul Mu'in Arsyad 
    Albanjari di Nikahi di Banjar Martapura

KETURUNAN 
Yang Sudah Terkonfirmasi Yaitu :

1. Jalur Raden Pangeran Adijaya Negara Prof. DR. Syarif Kurniawansyah Alkadri. SH. MH. MKn. C. L. A. dan Saudaranya Provinsi Bangka Belitung BABEL Indonesia 🇮🇩

2. Jalur  Syarif Samsudin Alkadri dan Saudaranya Bati - Bati Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩

3. Jalur Syarif Abdurrahman Alkadri Kumai Kota Waringin Kalteng Indonesia 🇮🇩 ((Dalam Tahap Penelusuran)) 


Pangeran Sabamban Sayyid Sirajudiensyah, Menikah di usia muda 17 tahun 


Ketika berumur 18 tahun istrinya Fatimah binti Abdul Mu'in telah melahirkan anak pertama kemudian beliau mendapat tugas untuk melakukan pengawasan Distrik Perdagangan dari Sultan Syarif Usman Alkadri atas permintaan Pangeran  Hadikarya  Wijayakusuma Syarif Muhammad Syafruddin Nazaruddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Plamanya sendiri yang menetap di Martapura 


Akan tetapi setelah tiba di Kota Waringin Timur beliau bertemu dengan Raja   Psngeran Ratu  Imamuddin yang saat itu kerajaan yang sudah hampir 4 tahun 1805 M telah di pindahkan dari Kota Waringin ke Pangkalan Bun sementara Kerajaan Lama di biarkan Kosong untuk di diami sanak Saudaranya


Setelah menghadap Raja di Pangkalan Bun beliau di sambut baik dan Raden Pangeran Sabamban Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam menjelaskan perihal kedatangan menghadap Raja demi melaksanakan tugas dari Pamanya Sultan Syarif Usman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri untuk membantu Pengawasan Distrik Perdagangan Borneo Tengah Kalteng dalam membantu Pamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhammad Syafruddin Nazamuddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri


Mendengar bahwa belisu adalah utusan Kesultanan Pontianak Raja Pangeran Ratu Imamuddin langsung memeluk Raden Pangeran Syirajuddinsyah Alkadri

Kemudian Raja menjelaskan Bahwa Kakeknya adalah Sultan Sa'ad Tanjih Tahmidullah Raja Banjar dan beliau merupakan keturunan dari Raja Banjar

Maka Raja Pangeran Ratu memberi Jamuan satu hari penuh dan meminta anak dan istrinya untuk beristirahat di ruang tamu Kerajaan


Setelah Sholat Isa Rsja langsung menyampaikan hajatnya meminta agar Raden Pangeran Syirajuddinsyah Alkadri agar menjadi Penasehatnya sebab belisu yakin keturunan Asyayid Syarif Husein Aljadri Mucthi Mempawah adalah orang yang mengerti Hukum agama dan Hukum Ketatanegaraan dalam Kerajaan dan tetap menjalankan tugas yang di berikan dari Kesultanan Pontianak


Atas tawaran tersebut Raden Pangeran Sabamban Syarif Syirajuddinsyah Alkadri menerimanya dengan senang hati dengan catatan memberi kebebasan beliau untuk mengemban amanah dari Kesultanan Pontianak


Setelah 3 hari berada di Pangkalan Bun di hari yang ke 3 Raden Pangeran di Nobatkan sebagai Penasehat Hukum Ketatanegaraan Kerajaan dengan Gelar Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah Alkadri bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri


Rencana sebelumnya ingin menetap di Kota Sampit terpaksa beliau tunda dan menetap fi Pangkalan Bun sehingga belisu memiliki 3 gelar yaitu :

1. Raden Pangeran Sabamban Syarif Syirajuddinsyah Alkadri dan

2. Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah Alkadri Pangkalan Bun sementara dari Kesultanan Pontianak menobatkan dengan gelar 

3. Pangeran Adijaya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri Kesultanan Kadriah Pontianak karena di anggap mampu mengangkat Derajat Keluarga besar Alkadri  dengan memberi kontribusi sebagai Penasehat Hukum Ketatanegaraan kepada Raja Borneo Tengah Kalimantan Selatan tanpa menggangu tiga pokoknya sebagai distri ke amana Kalimantan Tengah







Tugu Selamat Datang Perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah Lamandau dan Ketapang  berada di atas puncak Gunung Lamandau Ketapang Indonesia 🇮🇩 


karena gunung ini tinggi sehingga selalu di selimuti kabut, di lokasi ini  terdapat kantin dan rumah makan serta Mushola untuk sholat dan tempat peristirahatan bagi para supir - supir maupun penumpang dan barang baik dari arah Pontianak maupun dari arah Palangkaraya dan pemandangan yang  sangat indah dari atas puncak gunung Lamandau Ketapang ini


Karena  beliau  belum berpengalaman tetapi sudah di beri kepercayaan ahirnya Raden Pangeran memutuskan untuk mengambil pamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhamad Syafruddin Nazamuddin Bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri dari Martapura ke Pangkalan Bun melewati jalur laut 


Maka beliau mengutus utusan pasukanya penjaga Penasehat untuk berangkat ke Martapura, setelah lebih dari 1 minggu menunggu di Pangkalan Bun barulah pamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhamad  Syafruddin Nazamuddin Alkadri tiba di Pangkalan Bun


Karena pamanya  sangat sibuk dan hanya memberi waktu 1 bulan untuk belajar  maka beliau belajar exstra penuh adapun ilmu - ilmu yang  di pelajari dengan pamanya selain mempraktekan langsung di Kerajaan belisu juga belajar dialog dan debat dengan pamanya sehingga ketika berada di ruang sidang Kerajaan baik memberikan pembelaan kepada Raja maupun Sangahan dan lainya  di lakukan bersama pamanya dengan di saksikan pembantu dan pasukan pengawalnya, maka ilmu - ilmu tersebut adalah :

1  Ilmu Ketatanegaraan Kerajaan
2. Ilmu Hukum ketatanegaraan Kerajaan
3. Ilmu Hukum. Syariat Islam
3. Ilmu Sidang Syiasyah Ketatanegaraan
     dalam hukum Islam
4. Ilmu Diyar, Diyat Mawakibun di disiplin
     Hukum Syariat yang berlaku di kerajaan
5. Ilmu Rukyad dan Hishab penentuan
    Bulan Ramadhan dan Idul Fitri termasuk
    Idul Adha yang masih di tetapkan 
    Kerajaan
6. Ilmu Falaq, mantiq dan Bayan yang
     masih sangat kental di tradisi Kerajaan
    Islam
7. Ilmu  Geofisika dan Metrologi dalam pengamatan musim hujan, panas  arah angin dan arah sir laut, penentuan musim barat selatan musim bercocok tanam dan Paceklik, sehingga ketika Rakyat mengadu kepada Raja maka sebagai Hakim Penasehat belisu bisa memutuskan keputusan yang tepat, termasuk pengamatan arah, angin, perubahan iklim semua tertumpu kepadaHakim Penasehat Raja


Selain beliau mencatat apa yang di sampaikan pamanya, beliau juga mengamati perubahan musim, arah angin bahkan letak bulan dan matahari saat terbit dan terbenam 


Dengan belajar extra penuh dan keyakinan maka dalam. 1 bulan Pangeran Menguasai di dipilih ke ilmuan tersebut secara menyeluruh sehingga ketika di uji pamanya


Beliau merasa senang karena tingkat kecerdasan yang luar biasa dari keponakan sepupunya tersebut


Atas keberhasilan tersebut kemudian, : 

 Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhamad Syafruddin Nazamuddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri melaporkan perihal tersebut kepada Sultan Syarif Usman Alkadri sehingga Raden Pangeran Syarif Syirajuddinsyah Alkadri di nobatkan sebagai "" Pangeran Adikarya Negara Kesultanan Pontianak yang di tugaskan di Kerajaan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah





Tugu Selamat Datang Kota Sampit Kabupaten Kota Waringin Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia 🇮🇩


Sejak di Nobatkan sebagai Penasehat dan Hakim Ketatanegaraan Kerajaan Kota Waringin Pangkalan Bun karir  Raden Pangeran Adikarya Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif  Ibrahim Alkadri Semangkin meningkat dengan bekal ilmu dari lamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhammad Syafruddin Najamuddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri membuat beliau sangat di di hormati dan di segani Raja serta pegawai Istanah dan Rakyat Pangkalan Bun


Tindakan yang bijak dan  lebih mementingkan kepentingan untuk membantunya Rakyat yang terukur begitu tampak jelas dalam pengamatan Raja serta mampu menarik berbagai penghasilan pajak dengan cara yang terbaik

Akan tetapi campur tangan pihak Rentenir Belanda terhadap Kerajaannya membuat Raja sangat risih dan terganggu




Tugu Belokan depan Masjid Agung Wahyu Al-Hadi Sampit
 Kabupaten Kota Waringin Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia 🇮🇩


Selain sebagai Penasehat Hukum dan Hakim Kerajaan Rafen Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri juga di ankat sebagai Tumenggung Kerajaan untuk mengatur Strategi perang jika ada musuh yang siap menjatuhkan Kerajaan di Pangkalan Bun senan Kerajaan ini cukup luas wilayahnya


Beliau juga di percaya menanggani bidang ekonomi perdagangan Kerajaan sebab itu membuat beliau benar-benar menjadi padat jadwalnya di Kerajaan, sebagai Mentri di bidang pangan Lerajaan program ini belosu satukan dengan tugas Distrik Pengamanan sehingga belisu membust Program perjalan banyak di luar sehingga selain memantau ke amana dan Ekonomi Kerajaan sekaligus memantau Distrik Perdagangan

Dugaan kuat menurut Rafen Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri hal itu di lakukan oleh Raja mungkin di sesuaikan  oleh Raja agar Beliau dapat keluar dari Kerajaan untuk memantau keamanan dan ekonomi Kerajaan sekaligus memantau Distrik - Distrik Perdagangan yang di amanahkan oleh Sultan Syarif Usman Alkadri., sebab tugas sebagai Hakim dan Penasehat hanya di lakukan jika Raja memerlukan atau ada kasus Rakyat yang perlu di tangani barulah beliau tidak keluar Istanah






Masjid Agung Wahyu Al-Hadi Jalan Jendral Sudirman 
merupakan Masjid Agung terbesar di Sampit Kabupaten Kota Waringin Timur 
Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia 🇮🇩


di sekitar lokasi ini tepatnya Jalan Gatot Subroto terdapat Lokasi Pemakaman Umum Muslim Tua Nor Agung di area makam in terdapat 3 Makam Keluarga Besar Alkadri di antaranya adalah Makam Raden Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam syarif Ibrahim Alkadri berada di ujung pemakaman Muslim 


Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri merupakan sosok yang sangat bersahaja dan humoris akan tetapi dalam ke humoridanya belisu merupakan orang yang tegas dalam mengambil keputusan hukum Negara., baik kepada pejabat atau pasukan maupun kepada Rakyat Negeri yang melakukan tindakan perbuatan yang melangst hukum di wilayah Kerajaan Pangkalan Bun Kota Waringin dan secara keduluruhan di wilayah Kalteng., tindakan tersebut mendapat penghargaan dari Raja.,


 akan tetapi belisu juga merupakan sosok yang sangat penyantun dan sangat suka berbagi kepada Rakyat - Rakyat miskin hal ini beliau buktikan di setiap hari Jumat di Masjid yang berada di dekat Istana beliau sering meletakan makanan maupun minuman yang di buat istrinya kemudian di berikan kepada anak-anak Remaja untuk melayani membahiksnya setelah selesai Sholat Jumat., sehingga tanpa di sadari Masjid tersebut selalu penuh dengan Jama'ah Sholat

Semoga saja cara beliau ini menurun ke anak cucunya hingga ke generasi sekarang ini

Di lihat dari kehidupan belisu yang sangat sederhana Raden Pangeran menjadi sosok yang di segani sekaligus sosok yang juga di Sayangi masyarakat Negeri

Sebab ketika mendapatkan penghasilan baik dari Distrik yang beliau tangani maupun dari penghasilan yang fi berikan Raja 

Belisu selalu menyisihkan kepada Rakyat Jelata (istilah Rakyat miskin di Kerajaan Kota Waringin Pangkalan Bun) 

Hal inilah yang selalu di tunggu - tunggu  oleh Rakyat Jelata saat itu

Melihat tindakan yang di lakukan oleh Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri

Sejak saat itulah Raja setiap kali memangilnya dengan panggilan Raden kemudian terdengar hingga di luar Istanah maka Rakyat Negeripun setiap bertemu maupun berpapasan dengan beliau memanggilnya dengan panggilan  "'Raden Pangeran"'

Ada makna di balik panggilan "" RADEN "" oleh Raja yaitu orang yang berjiwa Darmawan dan suka berbagi Shodakah baik dalam kondisi senang maupun dalam kondisi yang tidak senang ( susah )"" 


Maka gelar Raden yang di sematkan kepada Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri ada gelar Raden Mengandung makna "" Kedermawanan belisu yang suka bershodakah dan berbagi kepada Rakyatnya terutama di waktu setelah Sholat Jumat di Masjid Istanah dan di luar Istana ketika beliau mendapat Rejeki dari Gajih yang di berikan Raja msupun dari hasil Distrik Kesultanan Kadriah Pontianak


Tentu ini membuat Raja sangat senang sehingga Tsja jga sering mbahikan Rejekinya melalui tangan Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri


Semoga saja  sipat kedermawanan tersebut mengalir kepada anak cucu belisu hingga sekarang







Masjid Agung Wahyu Al-Hadi Sampit Kabupaten Kota Waringin 
Provinsi Kalimantan Tengah  Indonesia 🇮🇩 
tidak jauh dari lokasi Masjid Terdapat Komplek Makam Umum Tua 



Ternyata kebiasaan berbagi di hati Jum at di Masjid juga pernah di lakukan oleh Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar bin As-sayyid Husein Alkadri Mufthi Mempawah., ketika beliau tinggal di Jalan Sidas Gg Merak Pontianak karena dekat rumahnya terdapat Masjid kecil "Babussalam.", 


Beliau setiap kali berada di rumahnya ketika di hari Jumat sering membagikan makanan kepada jamaah Masjid kecil tersebut (Sekarang Masjid ini sudah fi rehab hingga lebih dari 15 kali Rehab dan tetap ada hingga sekarang berada di Gg Merak I., dulu hanya di sebut Gg Merak., 


Di sebut Gg Merak karena tempat tersebut banyak terdapat burung Merak yang sering berkeliaran karena merupakan dataran basah) 


Demikian juga ketika beliau tinggal di Sabamban karena di ajak oleh Penembaban Raja Sabamban juga sering membagikan makanan selesai Sholat Jumat bahkan ketika beliau pindah di Segeram beliau juga sering membagikan makanan di Segeram yang terdapat Masjid Kecil


Ternyata cara ini juga di lakukan Masjid Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri di daerah Kampung Bugis Pedalaman yang lebih terkenal dengan nama Beting


Masjid Kesultanan Pontianak di setiap ba'da Jumat sering melakukan member makan Jama'ah jika selesai Sholat Jum'at yang di lakukan olleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri


Beliau namakan dengan "'Ta'jil Jum'at"" 


Bersedekah kepada Umat Islam dan Rakyat Jelata di setiap Ba'da Jum'at yang di lakukan secara rutin yang belisu perintahkan kepada Ta'mir Masjid yang di ambil dari Kas Masjid dan di tambah Kas Istanah Kesultanan Kadriah Pontianak

Baik ketika Sultan betada di Pontianak ataupun ketika beliau Berlayar tradisi  Ta'jil Jum'at tetap di laksanakan atas titah Sultan kepada Ta'mir Masjid Kesultanan Kadriah Pontianak

Ternyata tradisi ini di kembangkan oleh anak cucu beliau - beliau ketika tinggal di tempat lain

Bahkan istilah Ta'jil Jum'at berkembang pesat di kota Pontianak hingga sekarang di Masjid- Masjid hingga Masjid daerah terpencil yang ada di Kalimantan Barat

Yang merupakan berasal dari Kesultanan Kadriah Pontianak dari 2 bersaudara Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri fan adiknya Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri



Tugu Selamat Datang Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung Indonesia 🇮🇩


Semoga cara ini bisa di ikuti  oleh anak cucu -  cicit As-sayyid Husein Alkadri Mufthi Mempawah terutama yang tinggal dekat dengan Masjid sehingga dengan cara tersebut bisa di ikuti Jama'ah lain dan pengurus Masjid untuk berbagi Rejeki dengan "" Ta'jil Jum'at " Yang di lakukan setelah selesai Sholat Jumat

Makna lain yang terkandung selain mensejahterakan peningkatan Jama"ah Masjid juga termasuk berbagi Shodakah di hari Jum'at dengan program yang terukur berulah "" TA"JIL JUM'AT " yang ternyata merupakan tradisi leluhur Kesultanan Kadriah Pontianak (((Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri dan Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri)) 


Selain itu juga di lakukan "" TA"JIL RAMADHAN "" 


Yang di lakukan Masjid Istanah Kesultanan Kadriah Pontianak di setiap bulan Ramadhan dengan berbuka puasa bersama di Masjid Istanah selama 1 bulan penuh dan di lanjutkan dengan Sholat Yetwahih


Tradisi ini masih ada di Masjid Istanah Kesultanan Kadriah Pontianak., semoga saja tradisi Ta'jil Romadhan di Masjid Istanah Kesultanan Kadriah Pontianak masih berlangsung hingga sekarang., sebagai mempertahankan warisan para leluhur melalui Ta'jil Jum'at dan Ta'jil Romadhan

Yang selalu membawahi keberkahan bagi Umat Islam., AMIIN




Istanah Kota Waringin Kalimantan Tengah "Boerneo Tengah"  Didirikan Raja Pertama Pangeran Adipati Antar Kusuma  anak dari Raja Banjar Kalimantan Selatan "Borneo Selatan"  



Kemudian pada tahun 1805 M di pindahkan Pangeran Ratu Imamuddin di Pangkalan Bun 

Di manapun Keluarga Besar Aljadri berada terutama yang tinggal berdekatan dengan Masjid

Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri membagi Rejeki di Hari Jum'at maupun di bulan Ramadhan merupakan berkah yang tiada terhingga sehingga bagi dirinya justru dengan berbakti kepada Umat Islam terutama Rakyat jelata akan menambah semangat juang yang tinggi untuk saling membatu  umat Islam yang lemah ekonominya

Sehingga hasil - hasil Zakat Fitrah dan Zakat Mal juga di serahkan kepada beliau untuk mengelolahnya dan beliau  langsung membagikannya di malam takbiran langsung di habiskan baik Zakat fitrah msupun Zakat mal agar dapat di nikmati oleh Rakyat Jelata



Sebab apabila di bagikan setelah Lebaran maka nilainya menjadi nilai Sodakah bukan lagi sebagai nilai Zakat maka Pengurus akan menanggung akibat dosanya

Karena  di anggap tidak mampu menyalurkan  hasil Zakat Fitrah maupun zakat Mal yang juga di keluarkan oleh Raja Kota Waringin Pangkalan Bin

Sebab menurut hukum Syariat yang wajib semua uang zakat Fitrah msupun Zakat Mal harus habis di bagikan sebelum Sholat Idul Fitri

Menahanya termasuk tindakan haram dan perbuatan zalim,., 


Sehingga jika tidak di salurkan Raja Kota Waringin Pangkalan Bun biasanya mencambuk pengurus Zakat Bulan Romadhan hingga 90 kali karena di anggap menjinahi hak umat Islam yang berjzakat dan juga menjinahi hak umat islam yang wajib menerimanya

Dan yang kasihan menurut Raja adalah Rakyat Jelata yang membutuhkan hasil Zakat tersebut

Maka agar target tersebut tercapai  di Malam Takbir semuanya sudah habis di bshilan baik Zakat Fitrahnya maupun Zakat Malnya

Sebab itu belisu menunjuk Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri menangani Hadil Zakat Negara dan Zakat Umat tersebut



Dan itu di lakukan dengan sebaik-baiknya oleh Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri dengan melibatkan Pasukan Kerajaan untuk membaginya jika ada Rakyat Jelata yang tidak hadir di saat pembagian karena jarak yang jauh atau terhalang sakit

Dengan membentuk Pasukan Gerak cepat dengan mengunakan Kuda

Sehingga hasil Zakat Fitrah dan Zakat Mal habis di bagikan sebelum Sholat Idul Fitri





Masjid Kubah Timah Bangka Belitung Provinsi Bangka Belitung Indonesia 🇮🇩



Dengan demikian menurut Raja Kota Waringin Pangkalan Bun tidak membuka peluang penyelewengan Hasil zakat Fitrah maupun Zakat Mal oleh Pengurus Zakat

Pengurus Zakat sudah termasuk di dalam 8 masnaf mereka hanya wajib mengambil haknya sesuai dengan hukum Islam dan tidak boleh mengambil labih dari yang di tentukan oleh Syariat

Demikian ketatnya Raja Kota Waringin Pangkalan Bun menerapkan hukum Zakat yang sudah di pelajari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri kepada Pamannya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhammad Syafarudin Nazamuddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri

Yang juga pernah di tetapkan oleh pamanya ketika tinggal di Pidie Aceh. , hingga saat ini aturan ketat Masalah Zakat Fitrah dan Zakat Mal masih berlaku dengan ketat  kuhusunya di Pidie Aceh yang menerapkan Hukum Islam yang murni 


 

Syarif Syamsuddin bin Bahri bin Zakaria bin Hamda bin Syihabuddin bin Ayub Alkadri keturunan dari Jalur Raden Ayub bin Raden Pangeran Syarif Syirajuddinsyah Alkadri 
Bati - Bati Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan Indonesia 🇮🇩





Keluarga Syarif Syamsuddin bin Bahri Alkadri., 
Desa Bati - Bati Kecamatan Bati - Bati. Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩





Kekelirian Sandaran sehingga menjadi terputus Jalur di atasnya





Manuskrib buatan tahun 2006 M /  1427 H. Yang di buat Abdurrahman Alkadri sendiri hanya berdasarkan penjelasan dari 2 orang keluarga Alhabsi  dan dari Keluarga Abdurrahman Alkadri sendiri yang tidak terkonfirmasi secara  teliti, sehingga salah / Keliru dalam menisbahkan Leluhur jalur atasnya karena tidak sesuai dengan Pakta Sejarahnya dan bukti, sehingga hanya di kira - kira atau perkiraan saja





SIlsilah Nasab Abdurrahman Bin Abu Bakar Alkadri Kumai Kota Waringin Kalteng Indonesia 🇮🇩  yang sudah di revisi jalur atasnya 










Makam Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim bin Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri Kampung Tua Desa Adat Segeram Kelurahan Sedanau Kecamatan Bungguran Barat Kabupaten Natuna Provinsi  Kepulauan Riau Indonesia 🇮🇩







Makam Raden Pangeran Syarif Syirajuddinsysh bin Panglima Psku Alam Syarif Ibrahim Alkadri berada di Lokasi Pemakaman Tua Nor Agung  Kota Sampit Jalan Gatot Subroto Sawahan Mentawa Baru  Ketapang  Kabupaten Kota Waringin Timur Kalimantan Tengah 






Makam Raden Pangeran Shihabuddin bin Ayub bin Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri di Lokasi pemakaman Penembakan Kerajaan Sabamban Pangeran Ali Al-idrus bin Sultan Syarif Abdurrahman Al-idrus Raja Kubu., Sabamban Kalsel Indonesia 🇮🇩



Makam Raden Pangeran H. Syarif Bahri bin Zakaria Alkadri keturunan dari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri., Desa Batu - Batu Kecamatan Bati - Bati Kabupaten Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩




Makam  Syarif Zakaria bin Hamda Alkadri keturunan dari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri., Desa Bati - Bati Kecamatan Bati - Bati Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩 Fstonys Syarif Syamsuddin bin Bahri bin Zakaria Alkadri Desa Bati - Bati




Makam  Raden Pangeran H. Syarif Bahri bin Zakaria bin Hamda Alkdri  Desa Bati - Bati Kecamatan Bati - Bati Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩 Ayah kandungnya Syarif Syamsuddin bin Bahri Alkadri., keturunan dari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri




Makam  Raden Pangeran Syarif Hamda bin Shihabuddin bin Ayub Alkadri keturunan dari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri., Desa Bati - Bati  Kecamatan Bati - Bati Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩 Eyang dari Syarif Syamsuddin bin Bahri Alkadri




Makam  Raden Umarsyah bin Shihabuddin bin Ayub bin Raden Pangeran Syarif Syirajuddinsyah Alkadri Fess Hariang Kecamatan  Kalua Kabupaten  Tabalong Provinsi Kalsel Indonesia 🇮🇩




MAKTAB NANGQ 1857
Dewan Pimpinan Pusat
Kantor Pemeliharaan Dan Statistik Sejarah Ahlulbait Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri Pontianak Jalan Seliung

Seting Louyat  Dan Hak Cpda Pada :
MAKTAB NANGQ 1857

Di Lindungi Undang-Undang

Pontianak Kamis  20 Maret 2025 M / 20 Ramadhan 1446 H

14 : 27 WIB



Tidak ada komentar:

Posting Komentar