Cari thema tulisan dan judul artikel disini

Rabu, 08 Januari 2025

PANGERAN ALWI, TIGA SERANGKAI

 MANAQIB

PANGERAN  ALWI TIGA SERANGKAI

 

Pangeran Bendahara II
Syarif Usman Alkadri,  bin
Pangeran Bendahara I
Syarif Ja"far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri Jamalullail



1. Pangeran Tinggi Al - Akbar Syarif Alwi Alkadri bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Jamalullail

 

2. Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Jamalullail

 

3. Pangeran Hadikusuma Jaya Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Jamalullail

 

1. Pangeran Tinggi Al - Akbar Wijaya Kusuma Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Jamalullail

Lahir : Banjarmasin, 7 Syawal  1190 H - 1768 M dan

Wafat :  Solo,   17 Rabiul Akhir 1261 H -  1839 M

Dalam Usia : 71 Tahun

Makam : Pemakaman Umum Tua Daksinoloyo Solo

Ibunda : Ratu Parabu Khodijah binti Abdullah Alkadri

Saudara kandung Seibu : 6 saudara

 

2. Pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Jamalullail

Lahir : Matapura, 13 Julqaidah 1197 H - 1775  M dan

Wafat  : Martapura 1214 H - 1792 M

Makam : Martapura

Dalam Usia : 17 Tahun

Ibunda : Ratu Banjar Syahranum binti Sultan Sa'ad Tanji Tahmidillah

Saudara kandung Seibu : 3 Saudara Kandung

 

3. Pangeran Hadikusuma Jaya Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri

Lahir : Palembang, 9 Maret 1770 M - 1192 H dan

Wafat : Martapura, 27 Desember 1837 M - 1259 H

Dalam Usia : 67 Tahun

Makam : Martapura

Ibundah : Ratu Parabu Inche Aminah bin Abdul Wahhab

 

Mereka di sebut Alwi Tiga bersauda atau Pangeran Tiga  Saudara dan sangat terkenal dengan Pangeran Alwi Tiga Serangkai

 

Sebenarnya masih ada dua lagi anak Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail yang bernama Alwi yaitu Pangeran Syarif Alwi Manokwari Papua namun masih sangat kecil saat itu baru berusia 7 tahun dan Alwi Aceh yang juga masih berusia 5 tahun sehingga mereka tidak di panggil ke Martapura

 

Gelar Ratu Parabu merupakan pemberian dari Sultan Hamengkubuwono II yang berkuasa dari sejak (7 Maret 1750 M - 3 Januari 1828 M)  yang merupakan Raja Kedua Kesultanan Yogyakarta yang bergelar Prabu

 

Rencananya gelar prabu akan di sematkan kepada Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail yang derajatnya sama dengan Prabu karena menguasai wilayah Kalimantan Barat yang sangat luas dan termasuk penjelajah Samudra luas yang ulung

 

Karena tidak cocok karena Beliau seorang Sultan penguasa terluas wilayah Kalimantan Barat Akhirnya gelar tersebut di sematkan kepada. Kedua orang istrinya yang hadir bersama Sultan di Kerajaan Yogyakarta saat itu

 

Sehingga kedua istri Sultan mendapat gelar Prabu / Parabu

 

Sementara Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie mendapat gelar Singa Samudra


 

Makam ;
Pangeran Syarif Abdurrahman bin Sultan Abdurrahman
Dari  Ibu Ratu Syahranum - Ratu Banjar
Saudara Kandung satu Ibu
Pangeran Kachil Syarif Alwi 

Makam  : 

Yang di baluti kain hijau adalah makam adiknya Pangeran Kachil, bernama  Pangeran


Sedangkan Ratu Parabu Khodijah, .. 


 Binti Syarif Abdullah Alkadri Tumenggung Banten dan Ratu Parabu Inche Aminah binti Abdul Wahab Palembang merawat Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail bersama kedua anaknya yaitu :

 

1. Pangeran Tinggi Wijaya Kusuma Syarif Alwi Al - Akbar bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Ibunda Ratu Parabu Khodijah binti Syarif Abdullah Alkadri cucunya Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri dan


2. Pangeran Hadijaya Kesuma Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ibundah Ratu Parabu Inche Aminah binti Abdul Wahab Palembang

 

Kedua istri inilah yang bersedia merawat pangeran  Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail bersama kedua anaknya tersebut

 





Pangeran Kacihl Syarif Alwi , ... 

Bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail


 Memiliki penyakit tubuhnya sangat kerdil tetapi berpostur Tinggi sehingga membuat tubuhnya tidak mampu berdiri dan harus di papah jika ingin ke kamar mandi maupun jika buang kotoran karena terlalu gemulai (lembek) sejak lahir

 

Sudah di upayakan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail mengobati anaknya tersebut tetapi tidak ada perubahan sehingga harus di rawat secara intensif

 

Bahkan para dayang - dayang yang di bayar juga banyak tidak bersedia sekalipun di beri upah yang besar terutama saat membuang tinja kotoran besar, inilah sebabnya banyak Istri - istri Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail menolaknya

 

Sementara ibunda Ratu Syahranum, ..


 Binti Sultan Sa'ad Tanji Tahmidillah karena merawatnya dari kecil hingga setengah dewasa, membuat pisik nya juga drof sehingga Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri meminta dayang - dayang untuk merawatnya juga menolak,

 

Yang hanya bersedia merawat Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail hanyalah Ratu Parabu Khodijah binti Abdullah Alkadri dan Ratu Parabu Inche Aminah binti Abdul Wahab dan kedua anaknya

 

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail sangat merasa senang bercampur sedih Karena masih ada istri - istrinya yang mau merawat Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail dengan kondisi tersebut

 


Sementara Pangeran Tinggi Syarif Alwi Al - Akbar, ....


 Bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri terpaksa meninggalkan tugas utamanya untuk menangani Distrik Perdagangan Wilayah Jawa Tengah yang menjadi tanggung jawab beliau kemudian tugas tersebut di serahkan kepada salah satu anaknya yang bernama : Syarif Hasan bin Alwi Pangeran Tinggi Al - Akbar

 

A. Anak - anak Pangeran Tinggi Syarif Alwi Al - Akbar, .... 

 Dengan Istri Intan Sari binti Rahmat Alidrus Martapura Banjar bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie  ibundah Ratu Parabu Khodijah binti Abdullah Alkadri Banten bin Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar' Alkadri sebanyak 12 orang yang sudah terkonfirmasi  adalah :

 

1. 768. 37. Pangeran Hadikusuma Syarif Muhammad ibundah Intan Sari binti Rahmat Alidrus Martapura Banjar bin Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail,

 

Keturunan ini sudah terkonfirmasi tersebar :  Kalsel, Kalteng, Kalbar, Pulau Jawa

 

2. 768. 37. Pangeran Hadikusuma Syarif Hasan ibundah Intan Sari binti Rahmat Alidrus Martapura Banjar bin Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Jamalullail

 

keturunan ini sudah terkonfirmasi tersebar di Kalsel, Kalteng, Kaltim, Kalbar dan Pulau Jawa

 

3. 768. 37. Pangeran Hadikusuma Syarif Husein ibundah Intan Sari binti Rahmat Alidrus Martapura Banjar bin Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie

 

Keturunan ini sudah terkonfirmasi di Kalteng, Kalsel, Kalbar

 

4. 768. 37. Pangeran Hadikusuma Syarif Basarudin Farug Ibundah Intan Sari binti Rahmat Alidrus Martapura Banjar bin Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie

 

Keturunan ini sudah terkonfirmasi di Kalsel, Kalteng, Kalbar di Sekadau dan Sanggau

 

5. 768. 37. Pangeran Hadikusuma Syarif Ali Muhammad ibundah Intan Sari binti Rahmat Alidrus Martapura Banjar bin Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie

 

Keturunan ini sudah terkonfirmasi di Kalsel, Kaltim, Kalbar dan Kalteng

 

6. Keturunan yang belum terkonfirmasi anaknya ada 7 orang

 





Pangeran Kacihl Syarif Alwi , tidak meninggalkan keturunan : 


B. Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail dalam dokumen Tua MAKTAB NANGQ 1857 beliau tidak menikah dan juga tidak memiliki keturunan karena kondisi pisik yang tidak mungkin bisa menikah dan beliau juga wafat dalam usia yang relatif muda  17 tahun 


Dalam kondisi perawatan ibu - ibunya yang menaruh rasa Iba dan menganggap sebagai anak sendiri di karenakan ibu kandungnya mengalami Kondisi fisik yang terus menurun karena mungkin kecapean mengurus anaknya Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail

 

Akibat Kondisi pisiknya terus menurun menyebabkan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail meminta ke ihklasan Istri - istri yang lain untuk merawat Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail

 

Baik Ratu Parabu Khodijah binti Abdullah Alkadri maupun Ratu Parabu Inche Aminah binti Abdul Wahab beliau silih berganti merawat pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri sementara ketika mau kekamar mandi atau WC Pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri di papah berbeda dengan saudaranya Pangeran Tinggal Syarif Alwi Al - Akbar Alkadri dan Pangeran Hadikusuma Syarif Alwi Alkadri yang bisa mengurus diri sendiri. 

 

Kesungguhan mereka berempat inilah yang membuat Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail sering meneteskan air mata karena istri dan anaknya sangat menyayangi Pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri

 

Hal yang semacam ini membuat pikiran menjadi tenang sehingga Untuk menggantikan posisinya untuk berlayar di gantikan oleh Ratu  Parabu  Mulia binti Husein Jamalullail istri ke 20  Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail yang menemani beliau ketika berlayar mengelilingi samudra

 

Beliau juga memiliki sipat ,- sipat yang sama dengan kedua istri Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail yang merawat Pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri

 

Atas saran istrinya agar beliau di bantu salah satu dayang, 


Ketika di cari para dayang yang mau bekerja di atas kapal perahu layar maka didapatlah seorang gadis yang bernama Hafizah binti Abu bakar Alidrus berusia muda 19 tahun  berasal dari Kandangan Kalsel

 

Setelah hampir dua bulan ikut berlayar sebagai dayang,....


 Istrinya Ratu Parabu  Mulia menyarankan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail untuk menikahi dayang tersebut, atas saran tersebut Sultan memintakan kepada istrinya Ratu Parabu Mulia binti Husein Jamalullail untuk menanyakan apakah bersedia menjadi istri Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie yang ke 61, 


Ternyata gadis tersebut mengiyakan tanda setuju, 


Sekaligus bersedia mengikuti berlayar setelah menikah, ahirnya Sultan Syarif Abdurahman Alkadrie Jamalullail memutuskan untuk berlayar kembali dari NTT dan menuju Banjarmasin setelah satu minggu berada di NTT

 

Setelah beberapa hari berlayar,... 


 Sultan bersama istri dan pasukanya berkunjung ke rumah Abu Bakar Alidrus di Kandangan, dan langsung menyampaikan lamaran dengan membawa dua peti emas sebagai mas kawinya

 

Ketika tiba di rumah Abu Bakar Alidrus,... 


 Beliau terkejut karena ada rombongan Kesultanan Kadriah Pontianak mengunjungi rumahnya dan beliau hampir pingsan, karena di kiranya anaknya membuat masalah, tetapi setelah mengetahui hajat Sultan untuk melamar putrinya Hafizah Binti Abu Bakar Alidrus yang bekerja sebagai dayang kegelisahan tersebut berubah menjadi senyuman

 

Setelah Sultan menyampaikan hajat nya untuk melamar Abu Bakar Alidrus langsung bertanya kepada anaknya Hafizah Binti Abu Bakar Alidrus, anaknya menyatakan bersedia menikah dan sekaligus menemani perlayaran Sultan di manapun Sultan berlayar bersama istrinya Ratu Parabu Mulia binti Husein Jamalullail istri yang ke 20, 


 istri Husein jamalullail (  Ibu Ratu Parabu Mulia ) berasal dari  etnis daya Sambe Asal Sambe yang bernama Tina (Inche Tinah)  yang hanya  memiliki satu anak adalah :

 

1. 63.36. Panglima Mangku Terbang Syarif Abdullah bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie sebagai anak tunggal dari ibu Ratu Parabu Mulia


 




Generasi ke 5 Pangeran Bendahara

Pengurus Maktab NanGq 1857


 Syarif Ibrahim bin Ahmad (Ahmad Kampak) menjadi pengurus Maktab NANGQ 1857 generasi ke V (1958 M - 2015 M), mengatakan maka terhadap Nasab yang sudah lurus baik jalur ayah' maupun jalur ibu sudah final dan tidak boleh di ganggu gugat 


sedangkan terhadap Nasab yang jalur ayahnya sudah benar tetapi jalur ibunya masih keliru Maktab bertanggung jawab untuk meluruskannya, sebab terjadinya kekeliruan jalur ibu juga awal sebabnya terputus nya sebuah Nasab, tanggungjawab tersebut sangatlah berat ketika seseorang tidak mau memperbaikinya, sehingga menjadi manusia yang sangat keras dan sulit di kendalikan

 

Tetapi sebaliknya jika mereka logowo menerimanya bearti mereka mendapat petunjuk dan hidayah sehingga hati yang keras menjadi hati yang bersahaja

 

Sebab itu sangat penting bahkan wajib menelusuri sejarah leluhur dari dua jalur, yaitu jalur ayah' leluhur dan jalur istri Leluhur agar tidak salah menentukan keduanya

 

MAKTAB NANGQ 1857 Pusat dari jaman ke jaman Generasi Selalu mendapat tantangan yang cukup berat, sehingga ketika keras sebuah keturunan menolak leluhur laki - laki maupun perempuanya maka mereka dalam buku induk Maktab NanGq 1857 mendapat tinta merah (dengan keterangan jalur tidak sesuai  penyebab merah nya tinta tersebut)

 


Pernikahan Sultan dengan Ratu Muda, istri ke 61


Hanya dalam satu Minggu Melakukan persiapan persiapan

 

Sultan meminta agar mengundang seluruh penduduk Kandangan dan di larang membawa bingkisan selain itu juga mengundang Sultan Banjar Sultan Sa'ad Tanji Tahmidillah ayahnya Ratu Syahranum yang sudah mulai sepuh kondisinya saat itu

 

Kemudian Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail memberi gelar istrinya dengan gelar Ratu Mudah Hafizah Binti Abu Bakar Alidrus (1787 M - 1209 H)

 

Ternyata setelah ini Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail menikah lagi 6 orang istri sehingga istrinya menjadi 67 Orang yang semua atas permintaan istrinya karena setiap istri di beritau bahwa beliau pernah bernazar untuk memiliki anak sebanyak 101 dan tidak akan berhenti menikah sebelum nazar tersebut terpenuhi

 

Sebab itulah istri - Istri yang di nikahi selalu bertanya apakah anak Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail sudah 101 orang, jika belum Istri - Istri yang tidak dapat lagi memberikan keturunan Selalu menyarankan untuk menikah lagi karena nazar hukumnya wajib dalam syariat Islam untuk di laksanakan

 

Dari pernihanya dengan Ratu Mudah Hafizah Binti Abu Bakar Alidrus beliau memiliki anak :

 

1.97. 36. Pangeran Mas Adikusuma Syarif Kasim Ghosim bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (anak tunggal  ke 97)

 

Yang di lahirkan di tengah Laut saat berlayar, 


Sehingga sedikit kebingungan untuk menentukan tempat lahirnya, 


Setelah satu bulan di laut dari kelahiranya dan tiba lagi ke Banjarmasin  Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail dengan kedua istrinya menemui Abu Bakar Alidrus dan beliau menentukan Lahirnya di Kandangan, 19 Maret 1788 M - 1210 H, agar mudah pendataan generasi keturunan tersebut dengan menceritakan Manaqib Sejarahnya bahwa lahirnya di tengah Laut lepas ketika akan berlayar ke Manokwari Papua

 

Saat ini keturunan ini Pangeran Mas Adikusuma Syarif Kasim Ghosim bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail baru di temukan di Berau wilayah Kalimantan Timur (Terkonfirmasi) sementara jejak keturunan ini di Kandangan Kalsel belum dapat di telusuri

 

Setelah Ratu Syahranum binti Sultan Sa'ad Tanji Tahmidillah meninggal dunia.pada tahun 1789 M, di perkirakan pada umur 57 tahun,  maka Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri.tetap di rawat  oleh Ratu Parabu Khodijah binti Abdullah Alkadri dan Ratu Parabu Inche Aminah binti Abdul Wahab

 

Keduanya benar - benar bersungguh - sungguh merawat Pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Jamalullail

 





Ratu Syahranum meninggalkan 3 anak diantaranya adalah :

 

1.12.36. Rato Anum Syarifah Salmah Binti Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail makam Martapura dalam usia 57 tahun

 

2. 13. 36. Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail  makam Martapura dalam usia 17 tahun wafat usia muda sehingga belum sempat menikah

 

3. 14.36. Pangeran Tinggi Hadikusuma Syarif Abdurrahman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri lahir,  tahun 1779 M -  wafat, 1839 M dalam usia ,60 tahun meninggalkan 3 anak yaitu :

 

1. 37. Pangeran Perdana Syarif Abdullah bin Abdurrahman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (Makam Batu - Bati Martapura) keturunan sudah terkonfirmasi

 

2. 37. Pangeran Negara' Syarif Ahmad bin Abdurrahman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (makam Bati - bati  Martapura)

 

3. 37. Ratu Bungsu Syarifah Zahra binti Abdurrahman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (Makam Bati - Bati Martapura)

 

Dari Tiga Serangkai Alwi ini, .... 


 hanya Pangeran Tinggi Al - Akbar Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail yang memiliki anak banyak yaitu 12 Orang dari dua orang istri


 Beliau memiliki postur tubuh tinggi besar dan gagah, karena ibunya Ratu Parabu Khodijah binti Abdullah Tumenggung Banten bin Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar' Alkadri juga berpostur tubuh besar, sehingga dari keturunan ini melahirkan anak - anak berpostur tinggi besar sehingga mendapat gelar Pangeran Tinggi Al - Akbar Hadikusuma Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrii 


Sementara Ratu Syahranum binti Sultan Sa'ad Tanji Tahmidillah justru sebaliknya berpostur tubuh kurus tetapi tinggi pada umumnya maka salah satu anak laki-laki hanya bergelar Pangeran Hadikusuma Syarif Abdurrahman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri

 

Berbeda dengan keturunan dari Pangeran Tinggi Al - Akbar Hadikusuma Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie dari ibu Ratu Parabu sebab baik Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie maupun Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar' Alkadri berpostur tubuh Tinggi besar sehingga saat ini keturunan tersebut banyak yang mengikuti postur tubuh tersebut

 

Salah satu dari keturunan ini ada yang menjadi korban Pembunuhan Jepang 1944 M adalah :

 

38. 40. Pangeran Hadikusuma Syarif Muhammad bin Alwi bin Mansur bin Muhammad bin Pangeran Tinggi Al - Akbar Hadikusuma Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri (Kelapa Tinggi Segedong) dan

 

39. 40. Pangeran Hadikusuma Syarif  Husein bin Alwi bin Mansur bin Muhammad bin Pangeran Tinggi Al - Akbar Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (Kelapa Tinggi Segedong)

 





Pangeran Kachil, ...

Wafat tahun 1792 M


Gelar Kacihl menurut Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah karena berpostur tubuh kecil tinggi semampai tetapi lembek

 

Gelar ini di sematkan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie karena melihat Poster Tubuh pangeran Kacihl saat itu yang di kira tidak akan bertahan lama karena hingga di usia 5 tahun pangeran Kacihl tidak bisa berjalan dan hanya terbaring saja, 


Ketika di ajar ibundanya Ratu Syahranum binti Sultan Sa'ad Tanji Tahmidillah kakinya lembek tidak bisa menyentuh lantai sehingga gemulai sejak itu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie memberinya gelar Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie

 

Sedangkan gelar tinggi di beri ketika Pangeran Kacihl berusia 10 tahun melihat postur tubuh yang kecil tumbuh tinggi tetapi tetap lembek dan tidak juga bisa berjalan

 

Menurut tabib cina Shing Thai Shun yang tinggal di Banjarmasin Pangeran Kacihl mengalami Shindrom Tulang (Keropos tulang Rangka Tubuh) sejak lahir, hanya ke uletan ibundanya Ratu Syahranum binti Sultan Sa'ad Tanji Tahmidillah membuat anak tersebut bisa tumbuh besar dan merupakan kebesaran Allah SW

 

Setelah ibundanya wafat 1789 M, 3 tahun kemudian Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie  wafat tahun 1792 M dan di makamkan di samping ibundanya

 

Makam yang di baluti lkain hijau adalah makam adiknya Pangeran Hadikusuma Syarif Abdurrahman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie terbalik

 

Pemakaman Keluarga Alkadri di Banjar, .....


Setelah wafatnya Pangeran Kacihl Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail, pada tahun 1793 M ibunda Asuhnya Ratu Parabu Khodijah binti Abdullah bin Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar' Alkadri juga wafat dan di makamkan di samping kiri ibunda Pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri berdampingan dengan ibunya sehingga ketiga makam berderetan

 

Kemudian pada tahun 1795 M Ratu Parabu Inche Aminah binti Abdul Wahab juga wafat dan di makam di bagian atas makam Ratu Syahranum dan Ratu Parabu

 

Karena tidak ada lagi tugas


 Ahirnya Pangeran Tinggi Al - Akbar Syarif Alwi bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail kembali ke Solo dan beliau wafat di Solo pada tahun 1839 M dan di makamkan di pemakaman Tua Daksinolo Solo

 

Di mana saat itu ayahnya Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail sudah wafat selama 21 tahun

 

Kemudian di Martapura pada tahun yang sama 1839 M juga wafat adiknya Pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri yaitu Pangeran Hadikusuma Syarif Abdurrahman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail dan di makamkan di samping kiri pangeran Syarif Kacihl namun saat ini makam tersebut di baluti kain Hijau karena di kira makam Pangeran Kacihl Syarif Alwi Alkadri bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri oleh orang - orang yang mengira sebagai keruntuhan (keliru)

 

Pada tahun 1841 Pangeran Mas Muda Syarif Kasim Ghasim bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie dengan ibu Ratu Parabu Hafizah Binti Abu Bakar Alidrus di makamkan di samping kanan makam Ratu Parabu Khodijah binti Abdullah bin Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri

 

Sedangkan ibunya Ratu Parabu Hafizah Binti Abu Bakar Alidrus wafat pada tahun 1842 di makamkan di pemakaman Tua Kandangan

 

Sehingga di areal makam ratu Syahranum binti Sultan Sa'ad Tanji Tahmidillah berderetan makam istri, anak dan cucu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail

 

Selain itu di areal makam ini juga terdapat makam istri Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail yang tidak memiliki keturunan dan makam Syarif Muhammad bin Pangeran Hadikusuma Syarif Abdurrahman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Jamalullail

 

Makam - makam tersebut hingga saat ini 2025 M tidak terawat

 

Di areal makam ini juga terdapat keturunan dari Panglima Laksamana III Syarif Abu Bakar bin Abdullah bin Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri

 

Demikian Manaqib Singkat Pangeran Tiga Serangkai

 

Semoga bermanfaat untuk keluarga Besar Alkadri bilkhusus keturunan tersebut dan umumnya Ahlulbait Rasulullah Saw

 

MAKTAB NANGQ 1857 

Dewan Pimpinan Pusat Pontianak

 Kantor Pemeliharaan Dan Statistik Sejarah Ahlulbait 

 Pangeran Bendahara Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri



Bendera Kesultanan Pontianak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar