Cari thema tulisan dan judul artikel disini

Selasa, 17 Januari 2023

SEJARAH MAKTAB NANGQ 1857

Sejarah panjang Maktab Al Qadri Nan Gq 1857 hingga hari ini, 

Maktab ini memegang catatan Sayyid Husein Al Kadri Jamalullail, sejak 1725  M

By : Maktab Nan Gq 1857 


Logo Maktab NanGq 1857 


LELUHUR AL KADRI PONTIANAK : 1699 M - 2021 M  -  322 TAHUN
Generasi terpendek: 39  pada 2021 dan, 
terpanjang sekitar : 45,46,47,48 kelahiran baru


 
# As Sayyid Syarif Husein Alkadri Jamalullail ,  : Makam Sejegi Kampung Pedalaman. Mempawah. Kalimantan Barat.  Anak  Bungsu Sayyid Ahmad bin Sayyid Husein. No.5, dari lima saudara. Lahir di Trim Ar Ridha Yaman pada 17 Muharram 1120 H - 1699 M,  dan wafat di usia 63 -64 tahun, pada :  Rabu 2 Zulhijjah 1184 H - 19 Maret 1763 M, menikahi 12 wanita, dan mempunyai keturunan 42 anak 

         Berikut  "8" dari diantara "42" Anak Keturunan Beliau : 

1.# As Sayyid Syarif Sultan Abdurrahman, 1730 - 1808 M,: Ibu Nyai Tua, Utien Kabanat, Utien Cendramidi Tua.: 67 istri, Keturunan"101" anak. Makam Batulayang


2.# As Sayyid Syarif Abubakar, 1735 - 1814 M,: Panglima Laksamana Pertama Kesultanan Pontianak 1778 - 1779 M.:  Ibu Nyai Tengah, Utien Krinci Srikandi : 11 istri, Keturunan "32" anak. Makam Gang Merak. Dulu namanya Gang Maria. Jalan Sidas Kecil. Dusun I Maria. ( Sekarang Kelurahan Mariana Pontianak Kota ) Keturunan ini banyak di Pulau Tujuh, Natuna. Selain  di Banjar, Bali, Lombok, Sumbawa, Pontianak, Kaltim, Kalteng, Manggar, Bangka Belitung, Lampung, Kaki Gunung Salak Sukabumi, Sarawak, Tanjung Pinang, Sambas, Singkawang, Sumatra, Aceh, Palembang, Pulau Jawa, hingga Papua. - Datuk dari Wan Dahlan bin Tku Hamid Kota Samarahan Sarawak.- dan Syarif Tue awwal, Abdullah bin Yahya Loloan Bali 


3.# As Sayyid Syarif Muhammad Tuan Minta ( Tuan Witar ) Ibu Nyai  Tengah, Utien Krinci Srikandi,:1 istri, Keturunan "5" anak. Makam Sejegi  Mempawah dalam cungkup bersama ibunya, Nyai Tengah.- Datuk dari Wan Azizan bin Wan Zainal Abidin Sarawak. Dan Syarif Helmy bin Ibrahim ( Sis Usfah ) Kampung Dalam Bugis Pontianak. 


4.# As Sayyid Syarif Ahmad.I. : Ibu Nyai Bungsu, Utien Kesumasari. Putri Sultan Sanggau Pertama.  ( "Tuan Umat " juga di kenal dengan Pangeran Adiwijaya Garut, Pangeran Giri. Kelak menikah di Sadurangas Pasir Blengkong Kaltim dengan "Putri Petung Aji Awang Meter"  ) Makam Kalimantan Timur. Diduga  beliau ini disana dikenal dengan Imam Pawah . Karena berasal dari Mempawah. Ada Keturunan.


5.# As Sayyid Syarif Ali : Ibu Nyai  Tengah, Utien Krinci Srikandi.  Merantau ke Tanah Melayu . Makam Brunei Darussalam. Banyak keturunan ini. 


6.# As Sayyid Syarif Ahmad.II. - Sempat ikut Daeng Celak, kakek nya, ke Tanah Melayu. Ibu  Utien  Kasmiri  binti Daeng Celak  Jauh sebelum wafat Abah nya. Makam masih dicari. Lahir di Sulawesi, kemudian merantau.  Ada keturunan ini.  


7.# As Sayyid Syarif Ahmad.III. - ibu Nyai Piring. Saudara dari : Syarifah Muhsena, yang wafat ketika masih kecil. Beliau tidak ikut  membuka hutan pada 1771 M, karena menetap di pesisir utara Borneo. Ada keturunan. 


8.# As Sayyid Syarif Alwi ( Tuan Bujang ) tidak menikah sampai wafat usia Dewasa.   Bukan bayi atau anak kecil sebagai mana diyakini selama ini. 

Karena tercatat  Pada 1771 M, beliau ikut serta rombongan membuka hutan Pontianak, bersama saudaranya  : Abdurrahman, dan Abubakar.



Anak Cucu Sayyid Husein Al Kadri di Pontianak

Ketika Mendeklarasikan Kembali 
"Maktab NanGq 1857"
Warisan Pangeran Bendahara Syarif Ja"far
Bin  Sultan Hamid I
Bin Sultan Usman, Bin Sultan Abdurrahman 




SEKAPUR SIRIH, 


Barang siapa yang menolak Nasab bapaknya., Maka mereka di anggap Kafir dan Barang siapa yang mengakui Nasab orang lain sebagai bapaknya, mereka juga di anggap Kafir.”, ( HR. Ahmad., Baihaqi terdapat di dalam Kitab., Syafaaf Tadawuf, Al-Munjid., Syafatul Nasbi Dan beberapa Kitab lainnya) -  Al Hadist -


"Hanya Al Qadri yang bisa menelusuri dan mengenali kaum kerabat Al Qadri, karena sama jalurnya dan adanya hubungan darah serta kekeluargaan mereka"  Selain Al Qadri, tentunya mereka lebih baik fokus menelusuri jalur mereka masing -  masing"  Karena Al Qadri terlalu besar puak nya dan terlalu luas sebarannya di Nusantara ini"    Sultan Pontianak ke. IX. 

 

     Perlu di ketahui nasab Itu hidup, dan Nasab tidak bisa di dustai., sebab Nasab yang sudah tiada berjasad berarti mereka adalah, Roh yang hidup di alam lain, meski sudah tanpa jasad


    Karenanya : Jika ada yang mengatakan Keturunan Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar bin Sayyid Hussein Al - Kadri Jamalulail., di tolak oleh seseorang maupun Lembaga dengan mengatakan Mereka DOT terputus ( maka seseorang atau lembaga yang mengatakan mereka DOT juga terhukum kafir ): 

   Karena memutuskan Nasab Bapak orang lain, sementara dalam catatan kami, beliau menikahi 11 wanita, dan mempunyai  32 anak keturunan hingga  hari ini. 

MEMANG BENAR, :
HANYA AL KADRI YANG TAHU ALKADRI, 
HANYA ALKADRI YANG MAMPU MENGENALI ALKADRI, 

TAPI TIDAK SEMUA AL KADRI 
KEMUDIAN TAHU LELUHUR KERABAT  MEREKA DARI SATU DARAH ITU : 

  "DARI KETURUNAN SIAPA ?""  

 ITULAH FUNGSI MAKTAB INI. 


Jangan mengaku Al Kadri,  
Jika tidak mendukung Maktab Al Kadri !



Keturunan As Sayyid Syarif Husein Alkadri Jamalulail
Dari 
Keturunan Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman
Dan 
Keturunan Sayyid Syarif Abubakar
Panglima Laksamana Pertama 




PENGANTAR 


ALKADRI dan JAMALULLAIL dalam catatan KESULTANAN PONTIANAK 


      Belum dapat dipastikan apakah Jamalullail yang ada di Indonesia bagian timur, : Gorontalo, Manado, dsk. Apakah berasal dari keturunan  Syed Husein bin Ahmad Jamalullail, yang tercatat masuk ke Nusantara sekitar abad ke 17 M, itu, ataukah bukan? 


    Yang jelas keturunan beliau banyak juga yang menggunakan fam Jamalullail, tersebar di Bangladesh, Aceh, pulau Jawa, Singapura, Tanah Melayu, selain di Yaman negeri asal nya.  

Syed Husein bin Ahmad Jamalullail baru dikenal dengan fam Al Kadri nya, 
Setelah beliau wafat pada 1771 M di Mempawah. Borneo Barat. 


     Ketika salah satu putra beliau, Abdurrahman mendirikan Kesultanan Pontianak, pada 1778 M, di simpang 3 sungai Kapuas Landak Borneo Barat, 

Barulah fam Al Kadri di perkenalkan.  


     Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman Al Kadri:  1730 - 1808 M

    Adalah orang pertama yang memperkenalkan gelar Syarif dan fam Al Kadri di Nusantara ini, dengan menamakan Kesultanan yang dibangun nya : - bersama saudara dan kerabatnya itu, -  sebagai : -"Kesultanan Pontianak"-, dan menamakan istana nya sebagai : - "Istana Kadriah Pontianak". - 

Kata "Al - Kadri", sengaja ditulis dengan huruf " K" latin, bukan menggunakan huruf "Q:" Konon katanya ini ada hubungan dengan ciri khas keturunan beliau, dan keturunan Sayyid Husein, Abah Beliau. Menjadi ciri khas "Al Kadri Pontianak "


Beliau juga mengganti tulisan nama di makam ayah beliau menjadi : 

 " As Syarif Sayyid Husein bin Ahmad Al Kadri Jamalullail, di Mempawah". Batu nisan itu  didatangkan dari  Sumenep. Madura. Berbahan batu marmer sebagaimana ditemukan jenis batu nisan sejenis di Sumenep. 


Ziarah Raja Simpang Matan  ke Makam Habib Husein



        Sayyid Husein bin Sayyid Ahmad Al Kadri Jamalullail, 

     Lahir di Trim Ar Ridha Yaman pada 17 Muharram 1120 H - 1699M,  dan wafat di usia 63 -64 tahun, pada :  Rabu 2 Zulhijjah 1184 H - 19 Maret 1763M, menikahi 12 wanita, dan mempunyai keturunan 42 anak - anak yang hidup serta meneruskan keturunan ini hingga saat ini.


 4 diantara istri beliau menetap di Pulau Borneo, 2 dari Matan, 1 dari Sanggau dan 1 dari Mempawah , Nyai Piring istri terakhir. Menurunkan Sayyid Ahmad III, dan Syarifah Muhsena yang wafat kecil. 
 

     Keturunan Beliau ada yang menggunakan fam Jamalullail, ada Al Kadri, Al Gadrie, Al Qadrie, ada bergelar Syah, Syarif, Raden, Tubagus, Tumenggung, Panglima, Puang, Daeng, Karaeng, Tun,Tengku, Tku, Wan, Dato, dan Serif 


    Bahkan ada yang tanpa gelar depan belakang, tapi mereka punya bukti dan catatan tentang siapa leluhur mereka dan atau dimana letak makam nya, 


     Sementara Sultan Syarif Abdurrahman Al Kadri,: 

    Kemudian menikahi 67 wanita, serta memiliki keturunan sejumlah, 101 anak. Keturunan beliau  berkembang dan menyebar sampai ke Mekkah, Madinah, Negeri Tibet China, Asia Tenggara,  dan seluruh Nusantara. 


      Hingga hari ini masih banyak keturunan ini yang masih menutup diri dan merahasiakan identitas asli siapa mereka dan leluhur mereka akibat trauma zaman penjajahan Belanda dan pembantaian Jepang 1943 - 1945 M



Pangeran Bendahara Tua  I  Syarif Jafar Alkadri
Bin Sultan Hamid I Alkadri
Ketua Maktab NanGq 1857 Pertama 




##, GELAR, PANGKAT  dan  JABATAN KESULTANAN PONTIANAK

Maktab NanGq 1857 DPP

Anak - anak dan Adik Kandung Sultan Abdurrahman Yang Bergelar Pangeran,  Panglima atau Raden, yang diangkat dan dinobatkan oleh beliau sbb :

 

Anak - anak Sultan Abdurrahman yang bergelar Pangeran : 


1.  Pangeran Syarif Abdullah bin Sultan Abdurrahman ibunda utin candra midi


2.  Pangeran Syarif Hasan bin Sultan Abdurrahman ibunda utin candra midi


3.  Pangeran Syarif Husein bin Sultan Abdurrahman ibunda utin candra midi

 

4.  Pangeran Khacil Syarif Alwi bin Sultan Abdurrahman ibunda Ratu Syahranum ,  keturunan tidak berlanjut,  karena bertubuh  kerdil sehingga di panggil Pangeran khacil

 

5. Pangeran Mangku Syarif Abdullah bin Sultan Abdurahman ibunda Ratu Anom Ratu Mulia

 

6.  Pangeran Syarif Syeck bin Sultan Abdurrahman Ibunda Nyai Kita

 

7.  Pangeran Bendahara Ahmad Pertama bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Kita

 

8.  Pangeran Syarif Khalaq bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Rabu

 

9.  Pangeran Laksamana Syarif Ali Ahmad bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Rabu

 

10.  Pangeran Syarif Husein bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Khalijah

 

11.  Pangeran Syarif Saleh bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Musih

 

12.  Pangeran Tuanku Syarif Muhammad bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Musih


13.  Pangeran Syarif Ismail bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Musih

 

14.  Pangeran Tuanku Syarif Hamid Muara Angke ( Keramat Angke Jakarta) bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Musih

 

15.  Panglima Laksamana 2 Tiongkok Tibet  Syarif Abu Bakar bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Halimah


16.  Pangeran Tibet Syarif Harun bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Halimah Tiongkok Tibet

 

17.   Pangeran Tuanku Jaksa Syarif Ali bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Mangni

 

18.  Pangeran Tunggal Syarif Hasan bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Srikandi

 

19.  Pangeran Laksamana Syarif Makwie bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Khodijah

 

20. Pangeran Kencana Syarif Thaha Kholil bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Jaliah

 


Pangeran Bendahara Tua II
Syarif Usman  bin Jafar Pangeran Bendahara I
Ketua Maktab NanGq 1857  Kedua


GELAR, PANGKAT  dan  JABATAN


21.  Pangeran Syarif Umar bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Syiah

 

22.  Pangeran Laksamana Armada I Syarif Ahmad bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Jamaliah

 

23.  Pangeran Laksamana Armada II Syarif Umar  bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Luyah

 

24. Pangeran Jaksa Tinggi Syarif Husein bin Sultan Abdurrahman Ibunda Nyai Syairah

 

25.  Panglima Terbang Mangko Merah Syarif Abdullah bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Parabu ( Ratu Parabu)

 

26.  Bendahara Pangeran Syarif Salim bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Saedah

 

27.  Pangeran Adikarya Natakesuma Wijayakesuma Syarif Muhammad Syafaruddin Nazamuddin bin Sultan Abdurahman ibunda Raden Tengku Cut Mutiah

 

28.  Pangeran Tuanku Tenku Syarif Muhammad Barnana bin Sultan Abdurrahman ibunda Raden Tengku Cut Mutiah

 

29.  Pangeran Reksya Syarif Muhammad Alminahasa bin Sultan Abdurahman ibunda Ratu Arumi Alminahasa

 

30.  Pangeran Wijaya Mas Mangku Tunggal Syarif Van Derhen bin Sultan Abdurahman ibunda Lia Van Heden Werjawie di negeri Belanda

 

31.  Pangeran Adiwijaya Negeri Syarif Muhammad Ahmad bin Sultan Abdurahman ibunda Aisyah Salmah Kuching Sarawak

 

 32.  Pangeran Raden Anom Syed Wan Ahmad bin Sultan Abdurahman ibunda Ratu Anom Kesuma Atmaja blangeran malaysia

 

33.  Pangeran Raden Kesuma Syed Wan Rahmad bin Sultan Abdurahman ibunda Rstu Anom Kesuma Atmaja blangeran malasia

 

34.  Pangeran Raden Atmaja Syed Wan Saleh bin Sultan Abdurrahman ibunda Ratu Anom Kesuma Atmaja Blangeran Malaysia istri ke 43 Sultan Abdurrahman


35.  Pangeran Aliwali Syarif Abdullah bin Sultan Abdurahman ibunda Al Husan Brunai Darrussalam

 

36.  Pangeran Tunggal Adiwijaya Kusuma Syarif Usman bin Sultan Abdurahman ibunda Ruqayah Albahasan Malaysia Belawan

 

37.  Pangeran Abdinegara Syarif Muhardel bin Sultan Abdurahman ibunda Salmah Alidrus

 

38.  Pangeran Syarif Muhammad bin Sultan Abdurrahman ibunda Salmah Alidrus


39.  Pangeran Mas Mangku Syarif Hidayatullah bin Sultan Abdurahman ibunda Aisyah Jamallullail Kota Agung Lampung

 

40.  Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Yusuf Na asbandi bin Sultan Abdurrahman ibunda Putri Lina Albantani istri ke 60

 

41.  Pangeran Syah Adikarya Syarif Muhammad bin Sultan Abdurahman ibunda Sunglifah Siangsshung  etnis  China Singkawang

 

42.  Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa bin Sultan Abdurrahman ibunda Ratu Rabu Binti Sayyid Abdullah Alkadri Jamalullail,  ayah nya, Sayyid Abdullah merupakan anak pertama dari istri pertama, Sayyid Abubakar Panglima Laksamana I,  diangkat menjadi Temenggung Kesultanan Banten, karena menikahi Fatimah binti Abdullah  Albantani, salah satu keturunan bangsawan Banten.


 43.  Pangeran Mas Negara Adikusuma Syarif Kasim Ahmad bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Hafijah istri ke 64

 

44.  Pangeran Syah Adikarya Syarif Usman bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Hafijah


45. Pangeran  Cakra Syarif Saleh bin Sultan Abdurrahman ibunda Al Husan Brunai Darrussalam, Bersaudara dengan, no.35 : Pangeran Aliwali Syarif Abdullah bin Sultan Abdurahman ibunda Al Husan Brunai Darrussalam. Satu IBU


 

Raden Tubagus Syarif Hamzah Alkadri
Bin 
Raden Tubagus Syarif Haji Muhammad Mista Alkadri
Keturunan Pangeran Mas Mangku Negara 
Syarif Abu Musa bin Sultan Abdurrahman
Kaki Gunung Salak  Bogor



     Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa no. 42, bin Sultan Abdurrahman ibunda Ratu Rabu, Putri dari Temenggung Kesultanan Banten, bernama Syarif Abdullah Alkadri bin Sayyid Abubakar Panglima Laksamana Pertama bin Sayyid Husein Mempawah. -- 


     Ratu Rabu Pangkat cucu Sultan Abdurrahman dari anak keponakan Beliau, Syarif Abdullah. Beliau, Ratu  Rabu,  kemudian ikut putranya ke Martapura, Sayyid Abubakar bin  Abdullah Jamalullail yang dilantik oleh Sultan Syarif Osman 1819 M, menjadi  Panglima Laksamana III Leaxa Banjar Martapura. Ratu Rabu wafat dan dimakamkan di Banjar Martapura bersama Ratu Syahranum ( Ratu Banjar ) 


Berkaitan dengan : 


      "Raden Temenggong Jaya Surya Senopati Syarif Abbas Alkadri bin Zein",  istri beliau, Syarifah Patimah merupakan keturunan ini, ( Keturunan Pangeran Syarif Abu Musa Alkadri ) yang sudah terbuka maqam Gunung Salak, sedangkan Raden Temenggung Jaya Surya Senopati Sayyid Abbas bin Zein Alkadri merupakan keturunan Panglima Laksamana I, Syarif Abu Bakar bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, dari keturunan Panglima Laksamana III Leaxa, Sayyid Abubakar bin Abdullah Jamalullail Banjar Martapura Borneo Selatan


Keturunan ini sudah ditemukan dari kedua jalur. 


     Bermukim di kaki gunung Salak, Bogor, Sukabumi, Cirebon, dan Jawa Timur. Leluhur Syarif Muhammad Sholeh bin Ahmad Muhtadin Alkadri. Dan Raden Syarif Tubagus Hamzah Alkadri Kaki gunung Salak Bogor.  



Keturunan Banten 

Keturunan Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri,


66, 36. 1. 89. Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten masa jabatan berakhir 13 Maret 1820 bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Ratu Rabu binti Syarif Abdullah Algadri, istri ke 62 Sultan Syarif Abdurrahman


67. 37.1. Raden Tubagus Bai (Gelar Pangeran Ratu Tubagus Bai) bin Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Patimah Albantani


68. 38.1. Raden Pangeran Ratu Tubagus Muhammad Rudi bin Raden Tubagus Bai (Gelar Pangeran Ratu Tubagus Bai) bin Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa   Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Rahmah Assogof


69. 39.1.Raden Syarif Tubagus Sukmajaya (Gelar Raden Pangeran Buyut Sukmajaya Pelepas Raga meraga sukma) bin Raden Pangeran Ratu Tubagus Muhammad Rudi bin  Raden Tubagus Bai (Gelar Pangeran Ratu Tubagus Bai) bin Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Sinden Albantani


70. 40.1. Raden Pangeran Syarif Tubagus Tua Merak (Gelar Raden Mbah Tua Merak) bin Raden Syarif Tubagus Sukmajaya (Gelar Raden Pangeran Buyut Sukmajaya Pelepas Raga meraga sukma) bin Raden Pangeran Ratu Tubagus Muhammad Rudi bin Raden Tubagus Bai (Gelar Pangeran Ratu Tubagus Bai) bin Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Winiarti Sri Dewi Albantani


      Demikian keturunan Sultan Abdurahman dari 101 anak ada 45 yang beliau beri gelar Panglima, Pangeran dan Raden di antaranya ada yang sama nama dan gelar kemungkinan lahir kembar jadi hanya satu yang di masukan,  

 


Keturunan Panglima Laksamana I
Syarif Tue Tsani @Gen 39
Abdullah bin Yahya
bin Muhammad 
bin  Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam
bin Sayyid Abubakar Panglima Laksamana Pertama
Bin Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah
Baca disini : 
Klik >>
 : Sayyid Abubakar Panglima I

: Sayyid Ibrahim Panglima Paku Alam



GELAR, PANGKAT  dan  JABATAN


Sedangkan Saudara/ adik - adik Sultan Abdurrahman 

yang beliau beri gelar Panglima dan Pangeran :


 

1.  Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar bin Syed Husein, 1735 - 1814M.  Bersara pada 5 Juli 1779 M Kemudian membuka hutan  di seberang Istana  yang sekarang dikenal sebagai kawasan Mariana  Pontianak Kota, dan  kemudian pada tahun 1779 M, membuka hutan Kampung Segeram Pulau Tujuh  Natuna Sekarang

 

     Yang keturunannya juga ada yang di beri gelar Panglima, Pangeran dan Raden karena berkerabat dengan Kesultanan lain baik di pulau Kalimantan maupun di Tanah Jawa,  Sulawesi, Sumatra dan lain nya. Beliau mempunyai keturunan yang sangat banyak tersebar di berbagai belahan wilayah Nusantara, Sabang sampai Merauke. Di Riau terpusat di Kampung Segeram Pulau Tujuh Natuna sekarang. 

 

2.  Pangeran Bendahara ( TUA ) Syed Ahmad bin Syed Husein

 

3.  Pangeran Giri Syed Ahmad Kutai Kartanegara bin Syed  Husein

 

dan

 

4.  Pangeran Bujang Syed Alwi - Tidak memiliki waris


Sesuai Titah beliau,:  "Jika Keturunan tersebut di temukan dan di Sahkan Maktab NanGq 1857 DPP Pusat, maka harus di Nobatkan kembali sesuai gelar asal nya"

 

Kesultanan Pontianak saat ini, perihal Sultan sudah sangat tepat, tetapi Panglima dan Pangeran ter abaikan. Maka untuk Panglima dan Pangeran menjadi Tanggung jawab yang di amanahkan monyang Sultan Abdurrahman tanpa mencampuri urusan Panglima dan Pangeran dari Sultan Sekarang

 

Maktab dapat merangkul mereka jika sudah terdaftar di Maktab NanGq 1857 dan itu menjadi urusan monyang Sultan Abdurrahman. Maktab hanya sebatas memfasilitasi dan bertanggung jawab melaksanakan amanah yang di Titahkan..

===========



Silsilah 
Syarif Tue Awwal,  
Abdullah bin Yahya Alkadri, 1802 - 1858 M
Panglima Loloan
Bin Sayyid Yusuf Panglima Jubah Putih
bin Sayyid Abubakar Panglima Laksamana Pertama I
bin Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah 

Kampung Loloan Jembrana Negare Bali 
Baca disini : 




MAKTAB NANGQ 1857

        Berdiri pada tanggal 12 April 1857 


    Diresmikan oleh Sultan Hamid I Al - Kadri  di kediaman rumah Pangeran Bendahara Syarif Jafar bin Sultan Hamid I Al Kadri Jamalulail, saat itu terletak di Kampung Arab.  Dalam Bugis. Pontianak Timur. 


      Oleh karena itu, tidak akan pernah ada peresmian Maktab NANGQ 1857 selain tanggal 12 April 1857. Yang ada Hanya ulang tahun nya yang ke 166 tepat nya pada tanggal 12 April 2023, dan Kebulatan tekad untuk "Mendeklarasikan nya"


     Bukan meresmikan, karena akan mencederai monyang pendirinya Pangeran Bendahara Syarif Jafar bin Sultan Hamid I Al -Kadri yang sudah mendirikan Maktab NANGQ 1857 dan  sudah Resmi Sejak 12 April  1857


Maktab NANGQ 1857 Pelurus Nasab dan Bukan Pemutus Nasab


 Semboyan Kami : 


"Melintang Patah Membujur Lalu"



DEKLARASI  DPP  PONTIANAK



DATA NASAB YANG  TERKUMPUL Di MAKTAB NANGQ 1857 HINGGA TH 2000 


Pada sekitar tahun 2000, 


     Sebelum berdiri yayasan, telah di kumpulkan dokumen warisan turun temurun di terima tahun 1993 dari tangan Syarif Ibrahim bin Ahmad Al Kadri ( Orang tua Kandung ).


    Kemudian tahun 2000 melalui notaris Widiansyah. SH. MH didirikanlah Yayasan Wahdatul Umah dan sekaligus di bentuk juga : Lembaga Pemeliharaan Nasab dan Sejarah Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah 


 Dengan nama :


Naqobatul Asyayid Ghoibul Qubro Pangeran Bandahara Tua 

Syarif Ja far 1857  Bin Sultan Hamid Satu Alqadri ,  

Maktab Al Qadri Nan Gq 1857 


       Tahun 1978 :

      Beliau menemui Sultan Hamid II di Jakarta sudah masa akhir beliau dan berhasil mencocokkan data dari jalur "Abdullah bin Sultan Usman, dan "Abu Bakar bin Sultan Usman" bahkan beliau sempat mengantar Jenazah Sultan Hamid II di Bandara untuk di bawa ke Pontianak


       Tahun 1980 :

       Beliau berangkat ke Papua, NTB, NTT Kaltim, Kalsel dan Kalteng. 

     Beliau hanya sedikit mencocokan data dan sudah terjadi penyimpangan jalur nasab, dari "Abu bakar bin Abdillah" menjadi Abu bakar bin Sultan Abdurrahman jeranjang" Lombok (Keturunan ini beliau anggap DOT  karena salah sandaran)


     Tahun 1989 :

     Beliau ke Negeri Jiran dan Brunei Darussalam mengunjungi keluarga disana dan berhasil mencocokan data tua dengan data keluarga Al Kadri di Negeri Jiran dan Brunai Darussalam


    Tahun 1991:

  Beliau berangkat ke Jatim, Jabar, Jateng bersama Syarif Use (Yusuf) bin Pangeran Thaha dan berhasil mencocokan data Al Kadri Blitar, Bali, Bogor deretan kaki gunung salak, dan Pangeran Hamid Angke Jakarta.


    Tahun 1992:

  Beliau berhasil mencocokan data jalur, Palembang, Tanjung Pandan, Pulau Belitung, Manggar, Sulawesi, sudah terjadi penyimpangan dari jalur "Abu bakar bin Abdillah" menjadi "Abu Bakar bin Sultan Abdurrahman",


      Tahun 1993 :

      Perjalanan terakhir beliau di Sumatra ( Kota Agung, Riau dan sedikit mencocokan data )


     Tahun 1993:

    Dokumen di serahkan kepada kami untuk di data dan disusun Ulang, disimpan. 


DEKLARASI DPC  SINGKAWANG


: Penelusuran selanjutnya diteruskan : 

Oleh :  Syarif Arif Chandra bin Ibrahim Al Kadri

Keturunan Generasi ke 7, dari Pangeran Bendahara Syarif Jafar 


       Dilakukan putra beliau atas titah Syarif  Abu Bakar (1995) yang kemudian menjadi Sultan Pontianak ke VIII,( 2004 )  kepada Syed Ibrahim, tetapi tidak bisa beliau lakukan karena sudah sakit - sakitan, maka mandat Sultan di serahkan kepada anak beliau : Syarif Arif Chandra bin Syarif Ibrahim Al Kadri. 


       Melalui jalur laut 1993:


     Kami menelusuri keluarga Al Kadri yang menetap di Mesir , Arab Saudi, Libanon, Banglades dan Maroko : data berhasil di cocok kan


       Tahun 1994 :


      Melalui jalur Jamaah Tabligh data berhasil di cocokan jalur dari "Syarif Abu Bakar bin Sultan Abdurrahman" dan ditemukan keturunan beliau masih ada di Gujarat, Tibet dan Wuhan


     Melalui Jalur Jama'ah Tablig juga berhasil dicocokan jalur Singapura, Miyanmar pada tahun 1994


       Kemudian ketika yayasan Wahdatul Umah terbentuk sudah berhasil terkumpul data kurang lebih 700 halaman folio baik dalam tulisan tangan maupun ketikan dan digabungkan dengan nuswah tua dari Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja far bin Sultan Hamid Satu Al Qadri, bertulis huruf arab , bahasa arab , sejak tahun 1870 M


      Pesan beliau kepada keturunannya turun -temurun :


    "Lebih baik di bakar dari pada di berikan ke pada orang yang tidak mampu menjaga dan bertanggung jawab"



Kemudian tahun 2019 

Logo di kembalikan asal dengan bantuan Sayyid Muhammad Budiman Al Adeni, 


Dalam dokumen Nan Gq 1857  ini terdapat  : 


1. 99 lembar teks dalam Bahasa belanda

2. 37 lembar teks dalam bahasa jowo

3. 65 lembar teks dalam bahasa inggris 

4. 999 lembar teks dalam Bahasa arab melayu 

5. 35 teks dalam Bahasa arab asli peninggalan,  Syarif Thohir Madina

6. 30 teks dalam bahasa arab, Quraiys Mekah, peninggalan Syarif Thaha




Motto


Tidak ada komentar:

Posting Komentar