Sejarah panjang Maktab Al Qadri Nan Gq 1857 hingga hari ini,
Maktab ini memegang catatan Sayyid Husein Al Kadri Jamalullail, sejak 1725 M
By : Maktab Nan Gq 1857
1.# As Sayyid Syarif Sultan Abdurrahman, 1730 - 1808 M,: Ibu Nyai Tua, Utien Kabanat, Utien Cendramidi Tua.: 67 istri, Keturunan"101" anak. Makam Batulayang
2.# As Sayyid Syarif Abubakar, 1735 - 1814 M,: Panglima Laksamana Pertama Kesultanan Pontianak 1778 - 1779 M.: Ibu Nyai Tengah, Utien Krinci Srikandi : 11 istri, Keturunan "32" anak. Makam Gang Merak. Dulu namanya Gang Maria. Jalan Sidas Kecil. Dusun I Maria. ( Sekarang Kelurahan Mariana Pontianak Kota ) Keturunan ini banyak di Pulau Tujuh, Natuna. Selain di Banjar, Bali, Lombok, Sumbawa, Pontianak, Kaltim, Kalteng, Manggar, Bangka Belitung, Lampung, Kaki Gunung Salak Sukabumi, Sarawak, Tanjung Pinang, Sambas, Singkawang, Sumatra, Aceh, Palembang, Pulau Jawa, hingga Papua. - Datuk dari Wan Dahlan bin Tku Hamid Kota Samarahan Sarawak.- dan Syarif Tue awwal, Abdullah bin Yahya Loloan Bali
3.# As Sayyid Syarif Muhammad Tuan Minta ( Tuan Witar ) Ibu Nyai Tengah, Utien Krinci Srikandi,:1 istri, Keturunan "5" anak. Makam Sejegi Mempawah dalam cungkup bersama ibunya, Nyai Tengah.- Datuk dari Wan Azizan bin Wan Zainal Abidin Sarawak. Dan Syarif Helmy bin Ibrahim ( Sis Usfah ) Kampung Dalam Bugis Pontianak.
4.# As Sayyid Syarif Ahmad.I. : Ibu Nyai Bungsu, Utien Kesumasari. Putri Sultan Sanggau Pertama. ( "Tuan Umat " juga di kenal dengan Pangeran Adiwijaya Garut, Pangeran Giri. Kelak menikah di Sadurangas Pasir Blengkong Kaltim dengan "Putri Petung Aji Awang Meter" ) Makam Kalimantan Timur. Diduga beliau ini disana dikenal dengan Imam Pawah . Karena berasal dari Mempawah. Ada Keturunan.
5.# As Sayyid Syarif Ali : Ibu Nyai Tengah, Utien Krinci Srikandi. Merantau ke Tanah Melayu . Makam Brunei Darussalam. Banyak keturunan ini.
6.# As Sayyid Syarif Ahmad.II. - Sempat ikut Daeng Celak, kakek nya, ke Tanah Melayu. Ibu Utien Kasmiri binti Daeng Celak Jauh sebelum wafat Abah nya. Makam masih dicari. Lahir di Sulawesi, kemudian merantau. Ada keturunan ini.
7.# As Sayyid Syarif Ahmad.III. - ibu Nyai Piring. Saudara dari : Syarifah Muhsena, yang wafat ketika masih kecil. Beliau tidak ikut membuka hutan pada 1771 M, karena menetap di pesisir utara Borneo. Ada keturunan.
8.# As Sayyid Syarif Alwi ( Tuan Bujang ) tidak menikah sampai wafat usia Dewasa. Bukan bayi atau anak kecil sebagai mana diyakini selama ini.
Karena tercatat Pada 1771 M, beliau ikut serta rombongan membuka hutan Pontianak, bersama saudaranya : Abdurrahman, dan Abubakar.
“ Barang siapa yang menolak Nasab bapaknya., Maka mereka di anggap Kafir dan Barang siapa yang mengakui Nasab orang lain sebagai bapaknya, mereka juga di anggap Kafir.”, ( HR. Ahmad., Baihaqi terdapat di dalam Kitab., Syafaaf Tadawuf, Al-Munjid., Syafatul Nasbi Dan beberapa Kitab lainnya) - Al Hadist -
"Hanya Al Qadri yang bisa menelusuri dan mengenali kaum kerabat Al Qadri, karena sama jalurnya dan adanya hubungan darah serta kekeluargaan mereka" Selain Al Qadri, tentunya mereka lebih baik fokus menelusuri jalur mereka masing - masing" Karena Al Qadri terlalu besar puak nya dan terlalu luas sebarannya di Nusantara ini" Sultan Pontianak ke. IX.
Maktab NanGq 1857 DPP
Anak - anak dan Adik Kandung Sultan Abdurrahman Yang Bergelar Pangeran, Panglima atau Raden, yang diangkat dan dinobatkan oleh beliau sbb :
Anak - anak Sultan Abdurrahman yang bergelar Pangeran :
1. Pangeran Syarif Abdullah bin Sultan Abdurrahman ibunda utin candra midi
2. Pangeran Syarif Hasan bin Sultan Abdurrahman ibunda utin candra midi
3. Pangeran Syarif Husein bin Sultan Abdurrahman ibunda utin candra midi
4. Pangeran Khacil Syarif Alwi bin Sultan Abdurrahman ibunda Ratu Syahranum , keturunan tidak berlanjut, karena bertubuh kerdil sehingga di panggil Pangeran khacil
5. Pangeran Mangku Syarif Abdullah bin Sultan Abdurahman ibunda Ratu Anom Ratu Mulia
6. Pangeran Syarif Syeck bin Sultan Abdurrahman Ibunda Nyai Kita
7. Pangeran Bendahara Ahmad Pertama bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Kita
8. Pangeran Syarif Khalaq bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Rabu
9. Pangeran Laksamana Syarif Ali Ahmad bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Rabu
10. Pangeran Syarif Husein bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Khalijah
11. Pangeran Syarif Saleh bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Musih
12. Pangeran Tuanku Syarif Muhammad bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Musih
13. Pangeran Syarif Ismail bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Musih
14. Pangeran Tuanku Syarif Hamid Muara Angke ( Keramat Angke Jakarta) bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Musih
15. Panglima Laksamana 2 Tiongkok Tibet Syarif Abu Bakar bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Halimah
16. Pangeran Tibet Syarif Harun bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Halimah Tiongkok Tibet
17. Pangeran Tuanku Jaksa Syarif Ali bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Mangni
18. Pangeran Tunggal Syarif Hasan bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Srikandi
19. Pangeran Laksamana Syarif Makwie bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Khodijah
20. Pangeran Kencana Syarif Thaha Kholil bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Jaliah
GELAR, PANGKAT dan JABATAN
21. Pangeran Syarif Umar bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Syiah
22. Pangeran Laksamana Armada I Syarif Ahmad bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Jamaliah
23. Pangeran Laksamana Armada II Syarif Umar bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Luyah
24. Pangeran Jaksa Tinggi Syarif Husein bin Sultan Abdurrahman Ibunda Nyai Syairah
25. Panglima Terbang Mangko Merah Syarif Abdullah bin Sultan Abdurrahman ibunda Nyai Parabu ( Ratu Parabu)
26. Bendahara Pangeran Syarif Salim bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Saedah
27. Pangeran Adikarya Natakesuma Wijayakesuma Syarif Muhammad Syafaruddin Nazamuddin bin Sultan Abdurahman ibunda Raden Tengku Cut Mutiah
28. Pangeran Tuanku Tenku Syarif Muhammad Barnana bin Sultan Abdurrahman ibunda Raden Tengku Cut Mutiah
29. Pangeran Reksya Syarif Muhammad Alminahasa bin Sultan Abdurahman ibunda Ratu Arumi Alminahasa
30. Pangeran Wijaya Mas Mangku Tunggal Syarif Van Derhen bin Sultan Abdurahman ibunda Lia Van Heden Werjawie di negeri Belanda
31. Pangeran Adiwijaya Negeri Syarif Muhammad Ahmad bin Sultan Abdurahman ibunda Aisyah Salmah Kuching Sarawak
32. Pangeran Raden Anom Syed Wan Ahmad bin Sultan Abdurahman ibunda Ratu Anom Kesuma Atmaja blangeran malaysia
33. Pangeran Raden Kesuma Syed Wan Rahmad bin Sultan Abdurahman ibunda Rstu Anom Kesuma Atmaja blangeran malasia
34. Pangeran Raden Atmaja Syed Wan Saleh bin Sultan Abdurrahman ibunda Ratu Anom Kesuma Atmaja Blangeran Malaysia istri ke 43 Sultan Abdurrahman
35. Pangeran Aliwali Syarif Abdullah bin Sultan Abdurahman ibunda Al Husan Brunai Darrussalam
36. Pangeran Tunggal Adiwijaya Kusuma Syarif Usman bin Sultan Abdurahman ibunda Ruqayah Albahasan Malaysia Belawan
37. Pangeran Abdinegara Syarif Muhardel bin Sultan Abdurahman ibunda Salmah Alidrus
38. Pangeran Syarif Muhammad bin Sultan Abdurrahman ibunda Salmah Alidrus
39. Pangeran Mas Mangku Syarif Hidayatullah bin Sultan Abdurahman ibunda Aisyah Jamallullail Kota Agung Lampung
40. Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Yusuf Na asbandi bin Sultan Abdurrahman ibunda Putri Lina Albantani istri ke 60
41. Pangeran Syah Adikarya Syarif Muhammad bin Sultan Abdurahman ibunda Sunglifah Siangsshung etnis China Singkawang
42. Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa bin Sultan Abdurrahman ibunda Ratu Rabu Binti Sayyid Abdullah Alkadri Jamalullail, ayah nya, Sayyid Abdullah merupakan anak pertama dari istri pertama, Sayyid Abubakar Panglima Laksamana I, diangkat menjadi Temenggung Kesultanan Banten, karena menikahi Fatimah binti Abdullah Albantani, salah satu keturunan bangsawan Banten.
43. Pangeran Mas Negara Adikusuma Syarif Kasim Ahmad bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Hafijah istri ke 64
44. Pangeran Syah Adikarya Syarif Usman bin Sultan Abdurahman ibunda Nyai Hafijah
45. Pangeran Cakra Syarif Saleh bin Sultan Abdurrahman ibunda Al Husan Brunai Darrussalam, Bersaudara dengan, no.35 : Pangeran Aliwali Syarif Abdullah bin Sultan Abdurahman ibunda Al Husan Brunai Darrussalam. Satu IBU
Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa no. 42, bin Sultan Abdurrahman ibunda Ratu Rabu, Putri dari Temenggung Kesultanan Banten, bernama Syarif Abdullah Alkadri bin Sayyid Abubakar Panglima Laksamana Pertama bin Sayyid Husein Mempawah. --
Ratu Rabu Pangkat cucu Sultan Abdurrahman dari anak keponakan Beliau, Syarif Abdullah. Beliau, Ratu Rabu, kemudian ikut putranya ke Martapura, Sayyid Abubakar bin Abdullah Jamalullail yang dilantik oleh Sultan Syarif Osman 1819 M, menjadi Panglima Laksamana III Leaxa Banjar Martapura. Ratu Rabu wafat dan dimakamkan di Banjar Martapura bersama Ratu Syahranum ( Ratu Banjar )
Berkaitan dengan :
"Raden Temenggong Jaya Surya Senopati Syarif Abbas Alkadri bin Zein", istri beliau, Syarifah Patimah merupakan keturunan ini, ( Keturunan Pangeran Syarif Abu Musa Alkadri ) yang sudah terbuka maqam Gunung Salak, sedangkan Raden Temenggung Jaya Surya Senopati Sayyid Abbas bin Zein Alkadri merupakan keturunan Panglima Laksamana I, Syarif Abu Bakar bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, dari keturunan Panglima Laksamana III Leaxa, Sayyid Abubakar bin Abdullah Jamalullail Banjar Martapura Borneo Selatan
Keturunan ini sudah ditemukan dari kedua jalur.
Bermukim di kaki gunung Salak, Bogor, Sukabumi, Cirebon, dan Jawa Timur. Leluhur Syarif Muhammad Sholeh bin Ahmad Muhtadin Alkadri. Dan Raden Syarif Tubagus Hamzah Alkadri Kaki gunung Salak Bogor.
Keturunan Banten
Keturunan Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri,
66, 36. 1. 89. Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten masa jabatan berakhir 13 Maret 1820 bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Ratu Rabu binti Syarif Abdullah Algadri, istri ke 62 Sultan Syarif Abdurrahman
67. 37.1. Raden Tubagus Bai (Gelar Pangeran Ratu Tubagus Bai) bin Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Patimah Albantani
68. 38.1. Raden Pangeran Ratu Tubagus Muhammad Rudi bin Raden Tubagus Bai (Gelar Pangeran Ratu Tubagus Bai) bin Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Rahmah Assogof
69. 39.1.Raden Syarif Tubagus Sukmajaya (Gelar Raden Pangeran Buyut Sukmajaya Pelepas Raga meraga sukma) bin Raden Pangeran Ratu Tubagus Muhammad Rudi bin Raden Tubagus Bai (Gelar Pangeran Ratu Tubagus Bai) bin Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Sinden Albantani
70. 40.1. Raden Pangeran Syarif Tubagus Tua Merak (Gelar Raden Mbah Tua Merak) bin Raden Syarif Tubagus Sukmajaya (Gelar Raden Pangeran Buyut Sukmajaya Pelepas Raga meraga sukma) bin Raden Pangeran Ratu Tubagus Muhammad Rudi bin Raden Tubagus Bai (Gelar Pangeran Ratu Tubagus Bai) bin Pangeran Mas Mangku Negara Syarif Abu Musa Alqadri, Salah satu Temenggung Kesultanan Banten bin Sultan Syarif Abdurrahman Alqadri bin Sayyid Husein Alkadri Jamallullail, Ibundah Winiarti Sri Dewi Albantani
Demikian keturunan Sultan Abdurahman dari 101 anak ada 45 yang beliau beri gelar Panglima, Pangeran dan Raden di antaranya ada yang sama nama dan gelar kemungkinan lahir kembar jadi hanya satu yang di masukan,
GELAR, PANGKAT dan JABATAN
Sedangkan Saudara/ adik - adik Sultan Abdurrahman
yang beliau beri gelar Panglima dan Pangeran :
1. Panglima Laksamana I Sayyid Syarif Abu Bakar bin Syed Husein, 1735 - 1814M. Bersara pada 5 Juli 1779 M Kemudian membuka hutan di seberang Istana yang sekarang dikenal sebagai kawasan Mariana Pontianak Kota, dan kemudian pada tahun 1779 M, membuka hutan Kampung Segeram Pulau Tujuh Natuna Sekarang
Yang keturunannya juga ada yang di beri gelar Panglima, Pangeran dan Raden karena berkerabat dengan Kesultanan lain baik di pulau Kalimantan maupun di Tanah Jawa, Sulawesi, Sumatra dan lain nya. Beliau mempunyai keturunan yang sangat banyak tersebar di berbagai belahan wilayah Nusantara, Sabang sampai Merauke. Di Riau terpusat di Kampung Segeram Pulau Tujuh Natuna sekarang.
2. Pangeran Bendahara ( TUA ) Syed Ahmad bin Syed Husein
3. Pangeran Giri Syed Ahmad Kutai Kartanegara bin Syed Husein
dan
4. Pangeran Bujang Syed Alwi - Tidak memiliki waris
Sesuai Titah beliau,: "Jika Keturunan tersebut di temukan dan di Sahkan Maktab NanGq 1857 DPP Pusat, maka harus di Nobatkan kembali sesuai gelar asal nya"
Kesultanan Pontianak saat ini, perihal Sultan sudah sangat tepat, tetapi Panglima dan Pangeran ter abaikan. Maka untuk Panglima dan Pangeran menjadi Tanggung jawab yang di amanahkan monyang Sultan Abdurrahman tanpa mencampuri urusan Panglima dan Pangeran dari Sultan Sekarang
Maktab dapat merangkul mereka jika sudah terdaftar di Maktab NanGq 1857 dan itu menjadi urusan monyang Sultan Abdurrahman. Maktab hanya sebatas memfasilitasi dan bertanggung jawab melaksanakan amanah yang di Titahkan..
Berdiri pada tanggal 12 April 1857
Diresmikan oleh Sultan Hamid I Al - Kadri di kediaman rumah Pangeran Bendahara Syarif Jafar bin Sultan Hamid I Al Kadri Jamalulail, saat itu terletak di Kampung Arab. Dalam Bugis. Pontianak Timur.
Oleh karena itu, tidak akan pernah ada peresmian Maktab NANGQ 1857 selain tanggal 12 April 1857. Yang ada Hanya ulang tahun nya yang ke 166 tepat nya pada tanggal 12 April 2023, dan Kebulatan tekad untuk "Mendeklarasikan nya"
Bukan meresmikan, karena akan mencederai monyang pendirinya Pangeran Bendahara Syarif Jafar bin Sultan Hamid I Al -Kadri yang sudah mendirikan Maktab NANGQ 1857 dan sudah Resmi Sejak 12 April 1857
Maktab NANGQ 1857 Pelurus Nasab dan Bukan Pemutus Nasab
Semboyan Kami :
"Melintang Patah Membujur Lalu"
DATA NASAB YANG TERKUMPUL Di MAKTAB NANGQ 1857 HINGGA TH 2000
Pada sekitar tahun 2000,
Sebelum berdiri yayasan, telah di kumpulkan dokumen warisan turun temurun di terima tahun 1993 dari tangan Syarif Ibrahim bin Ahmad Al Kadri ( Orang tua Kandung ).
Kemudian tahun 2000 melalui notaris Widiansyah. SH. MH didirikanlah Yayasan Wahdatul Umah dan sekaligus di bentuk juga : Lembaga Pemeliharaan Nasab dan Sejarah Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah
Dengan nama :
Naqobatul Asyayid Ghoibul Qubro Pangeran Bandahara Tua
Syarif Ja far 1857 Bin Sultan Hamid Satu Alqadri ,
Maktab Al Qadri Nan Gq 1857
Tahun 1978 :
Beliau menemui Sultan Hamid II di Jakarta sudah masa akhir beliau dan berhasil mencocokkan data dari jalur "Abdullah bin Sultan Usman, dan "Abu Bakar bin Sultan Usman" bahkan beliau sempat mengantar Jenazah Sultan Hamid II di Bandara untuk di bawa ke Pontianak
Tahun 1980 :
Beliau berangkat ke Papua, NTB, NTT Kaltim, Kalsel dan Kalteng.
Beliau hanya sedikit mencocokan data dan sudah terjadi penyimpangan jalur nasab, dari "Abu bakar bin Abdillah" menjadi Abu bakar bin Sultan Abdurrahman jeranjang" Lombok (Keturunan ini beliau anggap DOT karena salah sandaran)
Tahun 1989 :
Beliau ke Negeri Jiran dan Brunei Darussalam mengunjungi keluarga disana dan berhasil mencocokan data tua dengan data keluarga Al Kadri di Negeri Jiran dan Brunai Darussalam
Tahun 1991:
Beliau berangkat ke Jatim, Jabar, Jateng bersama Syarif Use (Yusuf) bin Pangeran Thaha dan berhasil mencocokan data Al Kadri Blitar, Bali, Bogor deretan kaki gunung salak, dan Pangeran Hamid Angke Jakarta.
Tahun 1992:
Beliau berhasil mencocokan data jalur, Palembang, Tanjung Pandan, Pulau Belitung, Manggar, Sulawesi, sudah terjadi penyimpangan dari jalur "Abu bakar bin Abdillah" menjadi "Abu Bakar bin Sultan Abdurrahman",
Tahun 1993 :
Perjalanan terakhir beliau di Sumatra ( Kota Agung, Riau dan sedikit mencocokan data )
Tahun 1993:
Dokumen di serahkan kepada kami untuk di data dan disusun Ulang, disimpan.
: Penelusuran selanjutnya diteruskan :
Oleh : Syarif Arif Chandra bin Ibrahim Al Kadri
Keturunan Generasi ke 7, dari Pangeran Bendahara Syarif Jafar
Dilakukan putra beliau atas titah Syarif Abu Bakar (1995) yang kemudian menjadi Sultan Pontianak ke VIII,( 2004 ) kepada Syed Ibrahim, tetapi tidak bisa beliau lakukan karena sudah sakit - sakitan, maka mandat Sultan di serahkan kepada anak beliau : Syarif Arif Chandra bin Syarif Ibrahim Al Kadri.
Melalui jalur laut 1993:
Kami menelusuri keluarga Al Kadri yang menetap di Mesir , Arab Saudi, Libanon, Banglades dan Maroko : data berhasil di cocok kan
Tahun 1994 :
Melalui jalur Jamaah Tabligh data berhasil di cocokan jalur dari "Syarif Abu Bakar bin Sultan Abdurrahman" dan ditemukan keturunan beliau masih ada di Gujarat, Tibet dan Wuhan
Melalui Jalur Jama'ah Tablig juga berhasil dicocokan jalur Singapura, Miyanmar pada tahun 1994
Kemudian ketika yayasan Wahdatul Umah terbentuk sudah berhasil terkumpul data kurang lebih 700 halaman folio baik dalam tulisan tangan maupun ketikan dan digabungkan dengan nuswah tua dari Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja far bin Sultan Hamid Satu Al Qadri, bertulis huruf arab , bahasa arab , sejak tahun 1870 M
Pesan beliau kepada keturunannya turun -temurun :
"Lebih baik di bakar dari pada di berikan ke pada orang yang tidak mampu menjaga dan bertanggung jawab"
Kemudian tahun 2019
Logo di kembalikan asal dengan bantuan Sayyid Muhammad Budiman Al Adeni,
Dalam dokumen Nan Gq 1857 ini terdapat :
1. 99 lembar teks dalam Bahasa belanda
2. 37 lembar teks dalam bahasa jowo
3. 65 lembar teks dalam bahasa inggris
4. 999 lembar teks dalam Bahasa arab melayu
5. 35 teks dalam Bahasa arab asli peninggalan, Syarif Thohir Madina
6. 30 teks dalam bahasa arab, Quraiys Mekah, peninggalan Syarif Thaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar