Raden Pangeran Hadikusumojaya
Prof. Dr. Kurniawansyah. Alkadri, SH., MH., MKn. C. L. A
Ketua Komisaris Advokat Indonesia Jakarta., Pejabat Notaris di Bangka Belitung Provinsi Bangka Belit1ung Indonesia 🇮🇩 keturunan dari Raden Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri,
Makam Panglima Hitam di Segeram Natuna Kepulauan Riau Indonesia 🇮🇩
MAKTAB NANGQ 1857 Dewan Pimpinan Pusat Kantor Pemeliharaan Dan Statistik Sejarah Ahlulbait Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri Pontianak Jalan Seliung
Raden Syarif Hardiansyah Alkadri., SH Bangka Belitung Provinsi Bangka Belitung Indonesia 🇮🇩 keturunan dari Raden Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri, Makam Panglima Hitam di Segeram Natuna Kepulauan Riau Indonesia 🇮🇩
SEJARAH LENGKAP RADEN PANGERAN HADIKUSUMOJAYA SYARIF SYIRAJUDDINSYAH ALKADRI DAN KETURUNANNYA
Lahir : Sabamban 19 Muharam 1230 H - 1790.M
Wafat : Kota Waringin Sampit 16 Rajab 1313 H - 1892 M
Dalam Usia : 83 Tahun
Makam : Pemakaman Tua Nor Agung Kota Sampit Jalan Gatot Subroto Sawahan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kota Waringin Timur Kalimantan Tengah
ISTRI ::
1. Nur Wainah Binti Yasin Alidrus di nikahi
di Sabamban
2. Fatimah Binti Abdul Mu'in Arsyad
Albanjari di Nikahi di Banjar Martapura
KETURUNAN
Yang Sudah Terkonfirmasi Yaitu :
1. Jalur Raden Pangeran Adijaya Negara Prof. DR. Syarif Kurniawansyah Alkadri. SH. MH. MKn. C. L. A. dan Saudaranya Provinsi Bangka Belitung BABEL Indonesia 🇮🇩
2. Jalur Syarif Samsudin Alkadri dan Saudaranya Bati - Bati Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩
3. Jalur Syarif Abdurrahman Alkadri Kumai Kota Waringin Kalteng Indonesia 🇮🇩 ((Dalam Tahap Penelusuran))
Menikah di usia muda 17 tahun
Ketika berumur 18 tahun istrinya Fatimah binti Abdul Mu'in telah melahirkan anak pertama kemudian beliau mendapat tugas untuk melakukan pengawasan Distrik Perdagangan dari Sultan Syarif Usman Alkadri atas permintaan Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhammad Syafruddin Nazaruddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri Plamanya sendiri yang menetap di Martapura
Akan tetapi setelah tiba di Kota Waringin Timur beliau bertemu dengan Raja Psngeran Ratu Imamuddin yang saat itu kerajaan yang sudah hampir 4 tahun 1805 M telah di pindahkan dari Kota Waringin ke Pangkalan Bun sementara Kerajaan Lama di biarkan Kosong untuk di diami sanak Saudaranya
Setelah menghadap Raja di Pangkalan Bun beliau di sambut baik dan Raden Pangeran Sabamban Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam menjelaskan perihal kedatangan menghadap Raja demi melaksanakan tugas dari Pamanya Sultan Syarif Usman bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri untuk membantu Pengawasan Distrik Perdagangan Borneo Tengah Kalteng dalam membantu Pamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhammad Syafruddin Nazamuddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri
Mendengar bahwa belisu adalah utusan Kesultanan Pontianak Raja Pangeran Ratu Imamuddin langsung memeluk Raden Pangeran Syirajuddinsyah Alkadri
Kemudian Raja menjelaskan Bahwa Kakeknya adalah Sultan Sa'ad Tanjih Tahmidullah Raja Banjar dan beliau merupakan keturunan dari Raja Banjar
Maka Raja Pangeran Ratu memberi Jamuan satu hari penuh dan meminta anak dan istrinya untuk beristirahat di ruang tamu Kerajaan
Setelah Sholat Isa Rsja langsung menyampaikan hajatnya meminta agar Raden Pangeran Syirajuddinsyah Alkadri agar menjadi Penasehatnya sebab belisu yakin keturunan Asyayid Syarif Husein Aljadri Mucthi Mempawah adalah orang yang mengerti Hukum agama dan Hukum Ketatanegaraan dalam Kerajaan dan tetap menjalankan tugas yang di berikan dari Kesultanan Pontianak
Atas tawaran tersebut Raden Pangeran Sabamban Syarif Syirajuddinsyah Alkadri menerimanya dengan senang hati dengan catatan memberi kebebasan beliau untuk mengemban amanah dari Kesultanan Pontianak
Setelah 3 hari berada di Pangkalan Bun di hari yang ke 3 Raden Pangeran di Nobatkan sebagai Penasehat Hukum Ketatanegaraan Kerajaan dengan Gelar Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah Alkadri bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri
Rencana sebelumnya ingin menetap di Kota Sampit terpaksa beliau tunda dan menetap fi Pangkalan Bun sehingga belisu memiliki 3 gelar yaitu :
1. Raden Pangeran Sabamban Syarif Syirajuddinsyah Alkadri dan
2. Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah Alkadri Pangkalan Bun sementara dari Kesultanan Pontianak menobatkan dengan gelar
3. Pangeran Adijaya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri Kesultanan Kadriah Pontianak karena di anggap mampu mengangkat Derajat Keluarga besar Alkadri dengan memberi kontribusi sebagai Penasehat Hukum Ketatanegaraan kepada Raja Borneo Tengah Kalimantan Selatan tanpa menggangu tiga pokoknya sebagai distri ke amana Kalimantan Tengah
Tugu Selamat Datang Perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah Lamandau dan Ketapang berada di atas puncak Gunung Lamandau Ketapang Indonesia 🇮🇩 karena gunung ini tinggi sehingga selalu di selimuti kabut, di lokasi ini terdapat kantin dan rumah makan serta Mushola untuk sholat dan tempat peristirahatan bagi para supir - supir maupun penumpang dan barang baik dari arah Pontianak maupun dari arah Palangkaraya dan pemandangan yang sangat indah dari atas puncak gunung Lamandau Ketapang ini
Karena beliau belum berpengalaman tetapi sudah di beri kepercayaan ahirnya Raden Pangeran memutuskan untuk mengambil pamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhamad Syafruddin Nazamuddin Bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri dari Martapura ke Pangkalan Bun melewati jalur laut
Maka beliau mengutus utusan pasukanya penjaga Penasehat untuk berangkat ke Martapura, setelah lebih dari 1 minggu menunggu di Pangkalan Bun barulah pamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhamad Syafruddin Nazamuddin Alkadri tiba di Pangkalan Bun
Karena pamanya sangat sibuk dan hanya memberi waktu 1 bulan untuk belajar maka beliau belajar exstra penuh adapun ilmu - ilmu yang di pelajari dengan pamanya selain mempraktekan langsung di Kerajaan belisu juga belajar dialog dan debat dengan pamanya sehingga ketika berada di ruang sidang Kerajaan baik memberikan pembelaan kepada Raja maupun Sangahan dan lainya di lakukan bersama pamanya dengan di saksikan pembantu dan pasukan pengawalnya, maka ilmu - ilmu tersebut adalah :
1 Ilmu Ketatanegaraan Kerajaan
2. Ilmu Hukum ketatanegaraan Kerajaan
3. Ilmu Hukum. Syariat Islam
3. Ilmu Sidang Syiasyah Ketatanegaraan
dalam hukum Islam
4. Ilmu Diyar, Diyat Mawakibun di disiplin
Hukum Syariat yang berlaku di kerajaan
5. Ilmu Rukyad dan Hishab penentuan
Bulan Ramadhan dan Idul Fitri termasuk
Idul Adha yang masih di tetapkan
Kerajaan
6. Ilmu Falaq, mantiq dan Bayan yang
masih sangat kental di tradisi Kerajaan
Islam
7. Ilmu Geofisika dan Metrologi dalam pengamatan musim hujan, panas arah angin dan arah sir laut, penentuan musim barat selatan musim bercocok tanam dan Paceklik, sehingga ketika Rakyat mengadu kepada Raja maka sebagai Hakim Penasehat belisu bisa memutuskan keputusan yang tepat, termasuk pengamatan arah, angin, perubahan iklim semua tertumpu kepadaHakim Penasehat Raja
Selain beliau mencatat apa yang di sampaikan pamanya, beliau juga mengamati perubahan musim, arah angin bahkan letak bulan dan matahari saat terbit dan terbenam
Dengan belajar extra penuh dan keyakinan maka dalam. 1 bulan Pangeran Menguasai di dipilih ke ilmuan tersebut secara menyeluruh sehingga ketika di uji pamanya
Beliau merasa senang karena tingkat kecerdasan yang luar biasa dari keponakan sepupunya tersebut
Atas keberhasilan tersebut kemudian Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhamad Syafruddin Nazamuddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri melaporkan perihal tersebut kepada Sultan Syarif Usman Alkadri sehingga Raden Pangeran Syarif Syirajuddinsyah Alkadri di nobatkan sebagai "" Pangeran Adikarya Negara Kesultanan Pontianak yang di tugaskan di Kerajaan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah
Tugu Selamat Datang Kota Sampit Kabupaten Kota Waringin Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia 🇮🇩
Sejak di Nobatkan sebagai Penasehat dan Hakim Ketatanegaraan Kerajaan Kota Waringin Pangkalan Bun karir Raden Pangeran Adikarya Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri Semangkin meningkat dengan bekal ilmu dari lamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhammad Syafruddin Najamuddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri membuat beliau sangat di di hormati dan di segani Raja serta pegawai Istanah dan Rakyat Pangkalan Bun
Tindakan yang bijak dan lebih mementingkan kepentingan untuk membantunya Rakyat yang terukur begitu tampak jelas dalam pengamatan Raja serta mampu menarik berbagai penghasilan pajak dengan cara yang terbaik
Akan tetapi campur tangan pihak Rentenir Belanda terhadap Kerajaannya membuat Raja sangat risih dan terganggu
Tugu Belokan depan Masjid Agung Wahyu Al-Hadi Sampit Kabupaten Kota Waringin Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia 🇮🇩
Selain sebagai Penasehat Hukum dan Hakim Kerajaan Rafen Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri juga di ankat sebagai Tumenggung Kerajaan untuk mengatur Strategi perang jika ada musuh yang siap menjatuhkan Kerajaan di Pangkalan Bun senan Kerajaan ini cukup luas wilayahnya
Beliau juga di percaya menanggani bidang ekonomi perdagangan Kerajaan sebab itu membuat beliau benar-benar menjadi padat jadwalnya di Kerajaan, sebagai Mentri di bidang pangan Lerajaan program ini belosu satukan dengan tugas Distrik Pengamanan sehingga belisu membust Program perjalan banyak di luar sehingga selain memantau ke amana dan Ekonomi Kerajaan sekaligus memantau Distrik Perdagangan
Dugaan kuat menurut Rafen Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri hal itu di lakukan oleh Raja mungkin di sesuaikan oleh Raja agar Beliau dapat keluar dari Kerajaan untuk memantau keamanan dan ekonomi Kerajaan sekaligus memantau Distrik - Distrik Perdagangan yang di amanahkan oleh Sultan Syarif Usman Alkadri., sebab tugas sebagai Hakim dan Penasehat hanya di lakukan jika Raja memerlukan atau ada kasus Rakyat yang perlu di tangani barulah beliau tidak keluar Istanah
Masjid Agung Wahyu Al-Hadi Jalan Jendral Sudirman merupakan Masjid Agung terbesar di Sampit Kabupaten Kota Waringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia 🇮🇩
di sekitar lokasi ini tepatnya Jalan Gatot Subroto terdapat Lokasi Pemakaman Umum Muslim Tua Nor Agung di area makam in terdapat 3 Makam Keluarga Besar Alkadri di antaranya adalah Makam Raden Pangeran Hadikusumojaya Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam syarif Ibrahim Alkadri berada di ujung pemakaman Muslim
Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri merupakan sosok yang sangat bersahaja dan humoris akan tetapi dalam ke humoridanya belisu merupakan orang yang tegas dalam mengambil keputusan hukum Negara., baik kepada pejabat atau pasukan maupun kepada Rakyat Negeri yang melakukan tindakan perbuatan yang melangst hukum di wilayah Kerajaan Pangkalan Bun Kota Waringin dan secara keduluruhan di wilayah Kalteng., tindakan tersebut mendapat penghargaan dari Raja., akan tetapi belisu juga merupakan sosok yang sangat penyantun dan sangat suka berbagi kepada Rakyat - Rakyat miskin hal ini beliau buktikan di setiap hari Jumat di Masjid yang berada di dekat Istana beliau sering meletakan makanan maupun minuman yang di buat istrinya kemudian di berikan kepada anak-anak Remaja untuk melayani membahiksnya setelah selesai Sholat Jumat., sehingga tanpa di sadari Masjid tersebut selalu penuh dengan Jama'ah Sholat
Semoga saja cara beliau ini menurun ke anak cucunya hingga ke generasi sekarang ini
Di lihat dari kehidupan belisu yang sangat sederhana Raden Pangeran menjadi sosok yang di segani sekaligus sosok yang juga di Sayangi masyarakat Negeri
Sebab ketika mendapatkan penghasilan baik dari Distrik yang beliau tangani maupun dari penghasilan yang fi berikan Raja
Belisu selalu menyisihkan kepada Rakyat Jelata (istilah Rakyat miskin di Kerajaan Kota Waringin Pangkalan Bun)
Hal inilah yang selalu di tunggu - tunggu oleh Rakyat Jelata saat itu
Melihat tindakan yang di lakukan oleh Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri
Sejak saat itulah Raja setiap kali memangilnya dengan panggilan Raden kemudian terdengar hingga di liusr Istanah maka Rakyat Negeripun setiap bertemu maupun berpapasan dengan belisu memanggilnya dengan panggilan "'Raden Pangeran"'
Ada makna di balik panggilan "" RADEN "" oleh Rja yaitu orang yang berjiwa Darmawan dan suka berbagi Shodakah baik dalam kondisi senang msupun dalam kondisi yang tidak senang""
Maka gelar Raden yang di sematkan kepada Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri ada gelar Raden Mengandung makna "" Kedermawanan belisu yang suka bershodakah dan berbagi kepada Rakyatnya terutama di waktu setelah Sholat Jumat di Masjid Istanah dan di luar Istana ketika beliau mendapat Rejeki dari Gajih yang di berikan Raja msupun dari hasil Distrik Kesultanan Kadriah Pontianak
Tentu ini membuat Raja sangat senang sehingga Tsja jga sering mbahikan Rejekinya melalui tangan Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri
Semoga saja sipat kedermawanan tersebut mengalir kepada anak cucu belisu hingga sekarang
Masjid Agung Wahyu Al-Hadi Sampit Kabupaten Kota Waringin Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia 🇮🇩 tidak jauh dari lokasi Masjid Terdapat Komplek Makam Umum Tua
Ternyata kebiasaan berbagi di hati Jum at first Masjid juga pernah di lakukan oleh Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar bin As-sayyid Husein Alkadri Mufthi Mempawah., ketika belai tinggal fi Jalan Sidas Gg Merak Pontianak karena dekat rumahnya terdapat Masjid kecil Babussalam., beliau setiap kali berada di rumahnya ketika di hari Jumat sering membagikan makanan kepada jamaah Masjid kecil tersebut (Sekarang Masjid ini sudah fi rehab hingga lebih dari 15 kali Rehab dan tetap ada hingga sekarang berada di Gg Merak I., dulu hanya di sebut Gg Merak., di sebut Gg Merak karena steal tersebut banyak terdapat burung Merak yang sering berkeliaran karena merupakan dataran basah)
Demikian juga ketika belia tinggal di Sabamban karena di ajak oleh Penembaban Raja Sabamban juga sering g membagikan makana selesai Sholat Jumat bahkan ketika belisu pindah di Segera bisu juga sering membagikan makanan di Segeran yang terdapat Masjid Kecil
Ternyata cara ini juga di lakukan Masjid Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri di daerah Kampung Bugis Pedalaman yang lebih terkenal dengan nama Beting
Masjid Kesultanan Pontianak di setiap ba'da Jumat sering melakukan member makan Jama'ah jika selesai Sholat Jum'at yang di lakukan olleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri
Belisu namakan dengan "'Ta'jil Jum'at"" Bersedekah kepada Umat Islam dan Rakyat Jelata di setiap Ba'da Jum'at yang di lakukan secara rutin yang belisu perintahkan kepada Ta'mir Masjid yang di ambil dari Kas Masjid dan di tambah Kas Istanah Kesultanan Kadriah Pontianak
Baik ketika Sultan betada di Pontianak ataupun ketika belisu Berlayar tradisi Ta'jil Jum'at tetap di laksanakan atas titah Sultan kepada Ta'mir Masjid Kesultanan Kadriah Pontianak
Ternyata tradisi ini di kembangkan oleh anak cucu belisu - belisu krtika tinggal di tempat lain
Bahkan istilah Ta'jil Jum'at berkembang pesat di kota Pontianak hingga sekarang di Masjid- Masjid hingga Masjid daerah terpencil yang ada di Kalimantan Barat
Yang merupakan berasal dari Kesultanan Kadriah Pontianak dari 2 bersaudara Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri fan adiknya Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri
Tugu Selamat Datang Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung Indonesia 🇮🇩
Semoga cara ini bisa di ikuti oleh anak cucu - cicit As-sayyid Husein Alkadri Mufthi Mempawah terutama yang tinggal dekat dengan Masjid sehingga dengan cara tersebut bisa di ikuti Jama'ah lain dan pengurus Masjid untuk berbagi Rejeki dengan "" Ta'jil Jum'at " Yang di lakukan setelah selesai Sholat Jumat
Mak s lain yang terkandung selain mensrk peningkatan Jama"ah Mssjid juga termasuk berbagi Shodakah di hari Jum'at dengan program yang terukur berulah "" TA"JIL JUM'AT " yang ternyata merupakan tradisi leluhur Kesultanan Kadriah Pontianak (((Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri dan Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri))
Selsi itu juga di lakukan "" TA"JIL RAMADHAN "" yang di lakukan Masjid Istanah Kesultanan Kadriah Pontianak di setiap bulan Ramadhan dengan berbuka puasa bersama di Masjid Istanah selama 1 bulan penuh dan di lanjutkan dengan Sholat Yetwahih
Apakah Tradisi ini masih ada di Masjid Istanah Kesultanan Kadriah Pontianak., semoga saja tradisi Ta'jil Romadhan di Masjid Istanah Kesultanan Kadriah Pontianak masih berlangsung hingga sekarang., sebagai mempertahankan warisan para leluhur melalui Ta'jil Jum'at dan Ta'jil Romadhan
Yang selalu membawahi keberkahan bagi Umat Islam., AMIIN
Istanah Kota Waringin Kalimantan Tengah "Boerneo Tengah" Didirikan Raja Pertama Pangeran Adipati Antar Kusuma anak dari Raja Banjar Kalimantan Selatan "Borneo Selatan"
Kemudian pada tahun 1805 M di pindahkan Pangeran Ratu Imamuddin di Pangkalan Bun
Di manapun Keluarga Besar Aljadri berada terutama yang tinggal berdekatan dengan Masjid
Nahi Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri membagi Rejeki di Hari Jum'at maupun di bulan Ramadhan merupakan berkah yang tiada terhingga sehingga bagi dirinya justru dengan bernahi kepada Umat Islam terutama Rakyat jelata akan menambah semangat juang yang tinggi untuk saling membatu umat Islam yang lemah ekonominya
Sehingga hasil - hasil Zakst Fitrah dan Zakst Mal juga di serahkan kepada belisu untukengelolahnya dan belisu langsung membahiks ya di malam takbiran langsung di habiskan baik Zakst fitrah msupun Zakst mal agar dapat di nikmati oleh Rakyat Jelata
Sebab apabila di bshilan setelah Lebaran maka nilainya menjadi nilai Sjodaksh bulan lagi sebagai nilai Zakst maka Pengurus akan menanggung akibat dosanya
Karena fi anggap tidak mampu menyalurkan hasil Zakat First maupun Xakst Mal yang juga di kecamatan oleh Raja Kota Waringin Pangkalan Bin
Sebab menurut hukum Syariat yang wajib semua uang zakat Fitrah msupun Zakst Mal harus habis di bagikan sebelum Sholat Idul Fitrib
Menahanya termasuk tindakan haram dan perbuatan Jalim,., sehingga jika tidak di salurkan Raja Kota Waringin Pangkalan Bun biasanya mencambuk pengurus Zakat Bulan Romadhan hingga 90 kali karena di anggap menjinahi hak umat Islam yang berjzakat dan juga menjinahi hak umat islam yang wajib menerimanya
Dan yang kadihan menurut Raja adalah Rakyat Jelata yang membutuhkan hadil Zakst tersebut
Maka agar target tersebut tercapai di Malam Takbir semuanya sudah habis di bshilan baik Zakat Fitrahnya msupun Zakst Maknya
Sebab itu belisu menunjuk Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri menangani Hadil Zakst Negara dan Zakat Umat tersebut
Dan itu di lakukan dengan sebaik-baiknya oleh Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri dengan melibatkan Pasukan Kerajaan untuk membaginya jika ada Rakyat Jelata yang tidak hadir di saat pembagian karena jarak yang jauh atau terhalang sakit
Dengan membentuk Pasukan Gerak cepat dengan mengunakan Kuda
Sehingga hasil Zakst Fitrah dan Zakat Mal habis di bsgikan sebelum Sholat Idul Fitri
Masjid Kubah Timah Bangka Belitung Provinsi Bangka Belitung Indonesia 🇮🇩
Dengan demikian menurut Raja Kota Waringin Pangkalan Bun tidak membuka peluang penyelewengan Hasil Xamst Fitrah maupun Zakst Mal oleh Pengurus Zakat
Pemgurus Zakat sudah termasuk di dalam 8 masnaf mereka hanya wajib mengambil haknya sesuai dengan hukum Islam dan tidak boleh mengambil labih dari yang di tentukan oleh Syariat
Demikian ketatnya Rsja Kota Waringin Pangkalan Bun menerapkan hukum Zakat yang sudah di pelajari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri kepada Pamanya Pangeran Hadikarya Wijayakusuma Syarif Muhammad Syafrudin Nazamuddin bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri
Yang juga pernah di tetapkan oleh pamanya ketika tinggal di Pidie Aceh. , hingga saat ini aturan ketat Masalah Zakat Fitrah dan Zakat Mal masih berlaku dengan ketat kuhusunya di Pidie Aceh yang menerapkan Hukum Islam yang murni
Syarif Syamsuddin bin Bahri bin Zakaria bin Hamda bin Syihabuddin bin Ayub Alkadri keturunan dari Jalur Raden Ayub bin Raden Pangeran Syarif Syirajuddinsyah Alkadri Bati - Bati Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan Indonesia 🇮🇩
Keluarga Syarif Syamsuddin bin Bahri Alkadri., Desa Bati - Bati Kecamatan Bati - Bati. Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩
Kekelirian Sandaran sehingga menjadi terputus Jalur di atasnya
Manuskrib buatan tahun 2006 M / 1427 H. Yang di buat Abdurrahman Alkadri sendiri hanya berdasarkan penjelasan dari 2 orang keluarga Alhabsi dan dari Keluarga Abdurrahman Alkadri sendiri yang tidak terkonfirmasi secara teliti, sehingga salah / Keliru dalam menisbahkan Leluhur jalur atasnya karena tidak sesuai dengan Pakta Sejarahnya dan bukti, sehingga hanya di kira - kira atau perkiraan saja
SIlsilah Nasab Abdurrahman Bin Abu Bakar Alkadri Kumai Kota Waringin Kalteng Indonesia 🇮🇩 yang sudah di revisi jalur atasnya
Makam Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim bin Panglima Laksamana I Syarif Abu Bakar Alkadri Kampung Tua Adat Segeram Kelurahan Sedanau Kecamatan Bungguran Barat Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau Indonesia 🇮🇩
Makam Raden Pangeran Syarif Syirajuddinsysh bin Panglima Psku Alam Syarif Ibrahim Alkadri berada di Lokasi Pemakaman Tua Nor Agung Kota Sampit Jalan Gatot Subroto Sawahan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kota Waringin Timur Kalimantan Tengah
Makam Raden Pangeran Shihabuddin bin Ayub bin Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri di Lokasi pemakaman Penembakan Kerajaan Sabamban Pangeran Ali Al-idrus bin Sultan Syarif Abdurrahman Al-idrus Raja Kubu., Sabamban Kalsel Indonesia 🇮🇩
Makam Raden Pangeran H. Syarif Bahri bin Zakari Alkadri keturunan dari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri., Desa Batu - Batu Kecamatan Bati - Bati Kabupaten Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩
Makam Syarif Zakaria bin Hamda Alkadri keturunan dari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri., Desa Bati - Bati Kecamatan Bati - Bati Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩 Fstonys Syarif Syamsuddin bin Bahri bin Zakaria Alkadri Desa Bati - Bati
Makam Raden Pangeran H. Syarif Bahri bin Zakaria bin Hamda Alkdri Desa Bati - Bati Kecamatan Bati - Bati Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩 Ayah kandungnya Syarif Syamsuddin bin Bahri Alkadri., keturunan dari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri bin Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim Alkadri
Makam Raden Pangeran Syarif Hamda bin Shihabuddin bin Ayub Alkadri keturunan dari Raden Pangeran Adikarya Negara Syarif Syirajuddinsyah Alkadri., Desa Bati - Bati Kecamatan Bati - Bati Kabupaten Tanah Laut Kalsel Indonesia 🇮🇩 Eyang dari Syarif Syamsuddin bin Bahri Alkadri
Makam Raden Umarsyah bin Shihabuddin bin Ayub bin Raden Pangeran Syarif Syirajuddinsyah Alkadri Fess Hariang Kecamatan Kalua Kabupaten Tabalong Provinsi Kalsel Indonesia 🇮🇩
MAKTAB NANGQ 1857
Dewan Pimpinan Pusat
Kantor Pemeliharaan Dan Statistik Sejarah Ahlulbait Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja'far Bin Sultan Syarif Hamid I Alkadri Pontianak Jalan Seliung
Seting Louyat Dan Hak Cpda Pada :
MAKTAB NANGQ 1857
Di Lindungi Undang-Undang
Pontianak Kamis 20 Maret 2025 M / 20 Ramadhan 1446 H
14 : 27 WIB