PERTEMUAN MASALAH NASAB DI INDONESIA
Selasa, 02 Februari 2016.
By : Habib Ali Bin Hasan Balfaqih
Yang di hadiri oleh Habib dan Sayyid dari keluarga Ba’alawi
1. Pertanyaan Pertama : dari Sayid Ahmad Bin Abdullah Bin Mukhsin Alatas
dengan pertimbangan tidak sampainya berita para sayid yg ada di Indonesia dan begitu juga berita saya kepada para ahli nasab yg ada di Hadramaut yang mana hal ini menyebabkan tidak terpenuhinya syarat, persaksian, bukti otentik, dan lain-lain, dimana hal ini dibutuhkan untuk menentukan sah dan tidaknya nasab ?
Perlu diketahui yang saya maksudkan Shahihun Nasab adalah apabila nasab saya bisa dituliskan dalam KITAB INDUK NASAB di Tarim Hadaramaut.
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :
• Jawaban Yang pertama ; Kalau kita berbicara tentang buku nasab yang dikeluarkan oleh kantor Maktab Daimi , maka hal seperti ini di tempat kami Hadramaut untuk menentukan nasab seseorang adalah Tugas Perorangan dan pada saat ini tugas tersebut yang memegang adalah Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz. Beliau adalah seorang yang Alim, Mufti, Muhaqqiq (Orang yg ahli menjelaskan permasalahan beserta dalilnya) ,wara’ dan sangat takut kepada ALLAH SWT. Beliau sangat menjaga agar kemurnian nasab tetap terjaga.
BAHWASA NYA DI TEMPAT KAMI (TARIM-HADRAMAUT) TIDAK PERNAH ADA ORGANISASI ATAU YAYASAN YANG BERGERAK DI BIDANG NASAB, akan tetapi penulisan nasab di tempat kami adalah dalam bentuk tugas usaha perorangan yg sekarang ini di pegang oleh Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz.
Beliau mempunyai majlis mingguan di Zawiyah Mufti Diar Hadhramiah zaman dahulu yaitu Habib Abdurrahman Bin Muhammad Bin Husein Al Masyhur dan Alfaqir (Ali Bin Hasan Balfaqih) adalah salah satu yg menghadiri dan belajar di majlis tersebut, apabila ada orang datang kepada beliau Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz untuk di catat nasabnya, maka apabila nasabnya memenuhi syarat, beliau akan mencatat nasab tersebut di Kitab Induk Nasab di Tarim-Hadramaut.
Apabila seseorang membawa buku nasab dari Maktab Daimi Jakarta Indonesia ke Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz, maka beliau akan membandingkan nasab yg ada dalam buku tersebut (Maktab Daimi) dengan nasab yg ada di Kitab Induk Nasab di Tarim- Hadhramaut, apabila nama yg ada dalam buku nasab tersebut di temukan dalam Kitab Induk Nasab di Tarim- Hadhramaut dan nama kakek-kakek nya tertulis di Kitab Induk Nasab di Tarim- Hadhramaut serta tidak terputus, maka beliau akan menulis nasab orang tersebut dalam Kitab Induk Nasab di Tarim Hadhramaut.
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :•
Jawaban : Perlu diketahui bahwasannya syarat di terima nasab adalah dengan Syuhud (persaksian), Istifadhah dan Mutawatir. Akan tetapi pada saat ini guru kami Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz tidak memakai standard syarat seperti ini lagi, karena persaksian sekarang bisa di beli dengan uang dan itu sangat berbahaya , berbeda dengan kondisi Hadhramaut di zaman dahulu yg masih bisa menggunakan standar nasab yg di sebut di atas (Syuhud (persaksian) Istifadhah dan Mutawatir).
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :
• Dengan keberadaan kitab induk nasab yang ditulis oleh Habib Ali Bin Ja’far Asseqaf, kita ucapkan beribu ribu terima kasih kepada beliau atas jasanya, beliau bepergian dari satu tempat ke tempat yg lain dengan usahanya secara perorangan, kalau tidak karena jasa-jasa beliau mungkin tidak terkumpulkan nasab para Sayid Indonesia dan nasab mereka mungkin banyak yang hilang, akan tetapi kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT.
Dalam kitab beliau ada beberapa yang tidak cocok dengan yang ada di Hadramaut dan bahwasannya itu hanyalah sedikit, akan tetapi apa yang ada di dalam musyajjarat beliu pada umumnya adalah sesuai dengan kitab induk nasab yang ada di Hadramaut. Oleh karena itu kita tetap harus terus menelitinya dan wajib untuk para Sayid di Indonesia untuk berterima kasih dan membacakan Al-Fatihah kepada beliau.
4. Pertanyaan dari Sayyid Ahmad Bin Hadi Wayarabi Bin Ahmad Al-Haddar
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut ) :
• MAKTAB DAIMI BUKAN CABANG DARI TARIM HADRAMAUT
Dimana Hadramaut memakai dengan data yang dimilikinya dan begitu juga dengan Maktab Daimi Jakarta dengan data yang dimilikinya.
Kita ucapkan terima kasih kepada Maktab Daimi atas apa yg di jalankan untuk penulisan nasab di Indonesia dan Indonesia adalah Negara yang besar maka butuh usaha yang lebih besar berbeda dengan Hadramaut yang luas wilayahnya lebih kecil.
AKAN TETAPI MAKTAB DAIMI BUKAN CABANG DARI TARIM HADRAMAUT dan Ahli Hadramaut berterima kasih dengan usaha-usaha ini, tetapi apa yang dilakukan oleh Maktab Daimi masih harus banyak di teliti karena tidak terlepas dari adanya kesalahan dan manusia memang tempatnya lalai dan salah.
Pertanyaan : Apakah yang menjadi sebab-sebab nasab saya ditolak oleh beliau, padahal keluarga saya di Hadramaut mengenal keluarga saya di Indonesia?
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :
• Tidak diberikan Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut)
6. Pertanyaan dari Sayid Muhammad Bin Abdullah Bin Alwi Al-Haddad
7. Pertanyaan dari Sayid Ridho Bin Syeikh Bin Ali Bin Shahab
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :
• Sekarang di kita sudah sangat jarang orang yang mengumpulkan nasab, yang sekarang yang ada hanya menulis yang sudah ada.Kalau ada orang yang datang minta dituliskan nasab dan memenuhi syarat maka ditulis.Orang dahulu yang mengkhususkan dirinya dalam bidang nasab berpergian ke tempat-tempat yang jauh atau ke pedalaman orang-orang badui dengan berjalan kaki.
Sekarang Habib Abdurrahman Bin Muhammad Bin Husein Al-Masyhur telah membuat ringkasan musajarat nasab yang menjadi rujukan di Tarim-Hadramaut.
Sebagaimana yang sudah saya jelaskan bahwa Al-Habib Ali Al-Masyhur Bin Muhammad Bin Salim BinHafidzh pada saat ini bukanlah orang yang mengkhususkan diri untuk mengurus nasab. Akan tetapi siapa saja yang datang ke beliau untuk meminta dituliskan nasabnya, maka beliau menelaahnya. Apabila hal tersebut memenuhi syarat, maka beliau akan menulis nasab tersebut. Apabila tidak memenuhi syarat maka nasab tersebut tidak akan ditulis oleh beliau.
8. Pertanyaan dari Sayid Syarif Adib Bin Umar Bin Abdurrahman Al-Habsyi
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :
• Dalam hal ini kita tidak boleh saling melempar tuduhan seperti berkata” kejadian ini sebab ini dan sebab itu”, semua harus merasa sebagai orang yang mempunyai kekurangan. Wajib bagi seorang manusia mempunyai pandangan yang objektif
sebagaimana yang sudah saya jelaskan bahwa Rabithah (Maktab Daimi-Jakarta) telah berbuat dalam menjaga dan menulis nasab ini menurut kemampuan mereka dan kita tidak menuduh mereka bermalas-malasan, tetapi mereka telah berbuat sesuai kemampuannya seperti saya katakan juga didepan bahwa semua sayid harus perhatian kepada nasab.
9. Pertanyaan dari Sayid Hasan Bin Salim Bin Hasan Al-Kaf
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :
• Kalau nasab seseorang telah memenuhi syarat dengan syuhud saksi istifadhah mutawatir dan di kuatkan dengan bukti otentik syariah dan tulisan peninggalan orang terdahulu, maka tidak boleh di ingkari nasab nya kecuali ada dalil yg jelas mengingkarinya menafikannya tapi kalau dalil penolakannya hanya analisa atau persangkaan maka tidak boleh.
10. Pertanyaan dari Habib Irfan Bin Hasyim Bin Husein Bin Thahir
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :
• Tidak diberikan jawaban oleh Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang Mengesahkan Nasab Hadramaut)
11. Pertanyaan dari Habib Irfan Bin Hasyim Bin Husein Bin Thahir
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut) :
• Tidak diberikan jawaban oleh Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang Mengesahkan Nasab Hadramaut)
12. Pertanyaan dari Habib Irfan Bin Hasyim Bin Husein Bin Thahir
• Tidak diberikan jawaban oleh Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang Mengesahkan Nasab Hadramaut),
13. Pertanyaan dari Sayid Murtadha Bin Badruddin Bin Ismail Alaydrus
- Jawaban dari Habib Ali Bin Hasan Balfaqih wakil dari Habib Ali Al Masyhur Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz (Mufti atau Yang mengesahkan Nasab Hadramaut ) :
• Betul di dalam kitab induk nasab keluarga Ba’alawi yang menunjukkan banyak para sayid yg di kuburkan di Jawa, Sumatera, dan Aceh dan lain-lain. Secara khusus menyebutkan banyak nya keluarga Ba'alawi yg berada di Aceh semenjak zaman dahulu akan tetapi lama tidak ada hubungan dengan Hadramaut.
Contohnya Habib Ali Bin Ja’far sendiri disebabkan kendala yg banyak seperti jarak yang jauh dan tidak ada kesempatan untuk mengunjungi nya maka tidak didapatkan olehnya khabar para keluarga Ba’alawi yg ada di Aceh.
Akan tetapi kitab induk di Tarim Hadramaut banyak menyebutkan para keluarga Ba’alawi yg di kuburkan di Aceh seperti Habib Abubakar Bin Hussein Balfaqih dan masih banyak keluarga Ba’alawi yang di kuburkan di Aceh.
Lampiran II Surat Keputusan : 001/III/SK-Mutlak/YISJ/I/2023 M/1443 H
Struktur Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah
Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Pemeliharaan Dan Statistik Sejarah
Naqobatul Asyayid Ghoibul Qubro
Pangeran Bendahara Syarif Jafar Bin Sultan Hamid I Al – Kadri
(Maktab NanGq 1857)
SK. Menteri Kehakiman RI. No.C-182. HT. 03.01. Th. 1995, Tanggal,25 Oktober 1995
Perubahan SK.Menkum HAM. No.AHU. Dalam Proses
Kantor Pusat Jalan Seliung 78353 Kalimantan Barat Indonesia
Masa Jabatan Seumur Hidup Waris
Lampiran II Surat Keputusan : 001/III/SK-Mutlak/YISJ/I/2023 M/1443 H
Penunjukan dan pengangkatan Dewan Pimpinan Wilayah Kalimantan Timur
MAKTAB NANGQ 1857
MASA JABATAN SEUMUR HIDUP WARIS
A. KETUA
1. Syarif Pirdaus Al - Qadri
B. SEKRETARIS
2. Syarif Muhammad Nazmi Al – Qadr
C. BENDAHARA
3. Syarif Ahmad Husaini Al – Qadri
E. DEWAN LASKAR
4. Syarif Supian Al – Qadri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar